Unsur Nilai Budaya dalam Permainan Tradisional

36 Pada penelitian ini berdasarkan ketiga jenis permainan tradisional di atas permainan tradisional yang digunakan adalah dari jenis permainan kategori bermain dan adu ketangkasan.

4. Unsur Nilai Budaya dalam Permainan Tradisional

Sukirman 1992 1993: 1 mengungkapkan bahwa permainan merupakan sarana sekaligus wadah kegiatan pembinaan budaya. Hal ini diperkuat dengan pendapat Heddy Shri A.P. dalam Sukirman, 2008 : 27 yang mengungkapkan bahwa permainan tradisional anak-anak mengandung nilai-nilai budaya tertentu serta mempunyai fungsi melatih pemainnya melakukan hal-hal yang penting nantinya bagi kehidupan mereka di tengah masyarakat. Christriyati Ariani,dkk 1997 1998 : 163- 169 mengungkapkan nilai- nilai budaya yang terdapat dalam permainan anak tradisional, yaitu: a. Nilai demokrasi Nilai demokrasi tampak sebelum anak memulai bermain. Anak-anak secara musyawarah berunding menentukan jenis permainan yang akan dimainkan, lalu membuat kesepakatan terkait aturan-aturan pada permainan yang disepakati yang harus diikuti bersama, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan permainan yang akan dilakukan. Semua hal tersebut dilakukan secara sukarela tanpa paksaan atau tekanan dari luar. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya anak-anak sejak jaman dahulu telah memiliki jiwa yang demokrasi. 37 b. Nilai Pendidikan Permainan anak tradisional diyakini dapat dimanfaatkan sebagai wahana atau media pendidikan pada anak baik untuk aspek jasmani serta aspek rohani dalam berbagai segi seperti sifat sosial, sifat disiplin, etika, kejujuran, kemandirian dan percaya diri. Hadi sukatno dalam Christriyati,dkk, 1997 1998: 164 mengakui bahwa permainan anak-anak dapat dijadikan sebagai alat pendidikan untuk mendekatkan seorang anak kepada kebudayaan sendiri. Ki Hajar Dewantara Sukirman dkk, 1992 1993: 53 menganjurkan persyaratan yang harus dipenuhi permainan untuk tujuan pendidikan, yaitu: 1 Permainannya haruslah menyenangkan untuk anak-anak. 2 Memberikan kesempatan pada anak untuk berfantasi atau berkreasi sesuai dengan ekspresi jiwa mereka selama aktivitas bermain. 3 Permainannya haruslah menantang untuk diselesaikan dan bukanlah permainan yang mudah agar permainannya tidak dapat disepelekan oleh anak. 4 Permainan yang mengandung kesenian. 5 Aktivitas dalam permainan tersebut haruslah mengandung isi yang dapat mendidik anak-anak ke arah ketertiban. c. Nilai kepribadian Pada setiap tahap perkembangan anak selalu diikuti oleh aktivitas bermain yang berlainan. Aktivitas bermain dipandang sebagai media yang tepat bagi anak dalam mengembangkan dan mengungkapkan jati dirinya. Pembentukan karakter tidak hanya terjadi di bangku sekolah saja, tetapi juga terjadi di 38 lingkungan masyarakat melalui kegiatan bermain. Melalui aktivitas bermain, anak dapat mengembangkan pribadinya seperti mengatasi masalah sehari-hari. Selain itu, anak dapat juga berlatih mengolah cipta, rasa dan karsa sehingga sikap seperti itu dapat menumbuhkan sikap arif dan bijaksana ketika sudah dewasa. Jika ditelusuri lebih lanjut, maka terdapat aspek-aspek tertentu dalam permainan tradisional yang dapat dikembangkan dalam membentuk kepribadian anak, yaitu: 1 Aspek jasmani, meliputi permainan yang mengandung unsur kekuatan dan daya tahan tubuh serta kelenturan. Hal ini dapat melatih ketrampilan dasar motorik anak, kemampuan komunikasi sosial serta mengembangkan aspek emosional anak yang dapat mengarahakan pada sikap kepemimpinan pada anak. 2 Aspek psikis, meliputi unsur kemampuan berpikir, kemampuan berhitung, kemampuan bersiasat, kemampuan mengatasi hambatan, daya ingat, kreatifitas, fantasi serta perasaan irama. Unsur ini dapat dibentuk dan dikembangkan melalui permainan jamuran, cublek-cublek suweng, gatheng,dan sebagainya. 3 Aspek sosial, meliputi unsur kerjasama, suka akan keteraturan, hormat menghormati, berbalas budi, sifat malu dan sebagainya. Hal ini dapat dikembangkan terutama melalui permainan suatu peran seperti man dhoblang, wedhus prucul, dan sebagainya. 39 d. Nilai keberanian Permainan tradisional ada yang dilakukan pada siang hari dan ada pula yang dilakukan pada malam hari, terutama pada saat bulan purnama. Ketika bermain pada malam hari, keberanian anak diuji untuk bisa mengikuti serta menyelesaikan permainan dengan baik. Selain itu, terdapat beberapa permainan tradisional yang mengandung unsur magis yang biasanya dilakukan ditempat angker. Pelaksanaan permainan ini sangatlah menuntut keberanian anak dalam memainkannya terutama untuk pemimpin permainan yang telah ditunjuk. Namun, sebenarnya sifat berani yang dimaksudkan disini ialah berani mengambil keputusan dengan memperhitungkan strategi-strategi tertentu, sehingga ia dapat memenangkan permainan tersebut. e. Nilai kesehatan Aktivitas bermain anak banyak menggunakan unsur berlari, melompat, berkejar-kejaran sehingga otot-otot tubuh dapat bergerak dan berfungsi sebagaimana mestinya. Secara tidak disadari hal terseut sangat membantu dalam menjaga kesehatan anak. Karena anak yang sehat dapat bergerak dengan lincah. Selain itu, emosi anak seperti rasa kesal atau yang lainnya dapat tersalurkan pula dalam kegiatan bermain. f. Nilai persatuan Mayoritas permainan tradisional dimainkan secara berkelompok. Permainan kelompok dapat dikatakan sebagai permainan yang positif karena masing-masing anggota kelompok harus mempunyai jiwa persatuan dan kesatuan kelompok untuk mencapai suatu tujuan yaitu kemenangan. Jadi, 40 masing-masing anggota harus mempunyai solidaritas kelompok yang tinggi. Hal ini sesuai dengan prinsip tepa slira masyarakat jawa, yang lebih mengutamakan kepada kepentingan umum atau bersama daripada kepentingan pribadi. Masyarakat jawa berpandangan bahwa manusia ada bukan demi dirinya sendiri, melainkan ada solidaritas terhadap sesamanya. g. Nilai moral Nilai moral pada permainan tradisional sangat erat hubungannya dengan nilai filosofis permainan itu sendiri, yaitu pada dasarnya dapat membentuk kepribadian anak. Melalui permainan tradisional, anak dapat memahami dan mengenal kultur atau budaya bangsanya serta pesan-pesan moral yang terdapat di dalamnya.

5. Unsur-Unsur Disiplin dalam Permainan Tradisional dan Penerapannya