Unsur-Unsur Disiplin dalam Permainan Tradisional dan Penerapannya

40 masing-masing anggota harus mempunyai solidaritas kelompok yang tinggi. Hal ini sesuai dengan prinsip tepa slira masyarakat jawa, yang lebih mengutamakan kepada kepentingan umum atau bersama daripada kepentingan pribadi. Masyarakat jawa berpandangan bahwa manusia ada bukan demi dirinya sendiri, melainkan ada solidaritas terhadap sesamanya. g. Nilai moral Nilai moral pada permainan tradisional sangat erat hubungannya dengan nilai filosofis permainan itu sendiri, yaitu pada dasarnya dapat membentuk kepribadian anak. Melalui permainan tradisional, anak dapat memahami dan mengenal kultur atau budaya bangsanya serta pesan-pesan moral yang terdapat di dalamnya.

5. Unsur-Unsur Disiplin dalam Permainan Tradisional dan Penerapannya

Sukirman 1993: 1 mengemukakan bahwa permainan anak tradisional selain sebagai sarana dan sekaligus pembinaan budaya juga mempunyai fungsi kultural edukatif didalamnya. Namun, bukan berarti semua permainan tradisional mengandung nilai pendidikan. Terdapat beberapa syarat yang harus dimiliki oleh permainan anak tradisional untuk tujuan pendidikan. Salah satunya ialah pada aktivitas bermain tersebut haruslah mengandung isi yang dapat mendidik anak- anak ke arah ketertiban. Hal ini menjadikan keberadaan peraturan permainan pada permainan anak tradisional sangat penting. Selain itu, peraturan merupakan salah satu bagian dari unsur – unsur disiplin. Penerapan sikap disiplin tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsurnya, yaitu peraturan, hukuman, penghargaan, dan konsistensi. Keempat unsur tersebut 41 saling melengkapi dan saling mendukung. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Hurlock 1999: 84 bahwa kelengkapan dari keempat unsur tersebut sangatlah penting. Karena jika salah satu hal dari keempat unsur pokok tersebut menghilang atau tertinggal maka akan berpengaruh pada sikap anak yang dapat tidak menguntungkan bagi anak. Selain itu anak dapat berperilaku yang tidak sesuai dengan standar dan harapan sosial. Hal ini juga berlaku dalam permainan- permainan tradisional. Permainan tradisional sangatlah beragam, berikut ini dua permainan tradisional yang menerapkan unsur-unsur disiplin didalamnya. a. Gobag Sodor Gobag sodor Marsono,dkk, 1999: 13 merupakan jenis permainan anak yang bertempat di sebidang tanah lapang yang telah diberi garis-garis segi empat berpetak-petak, dimainkan dengan bergerak bebas dan berputar terdiri dari dua regu. Satu regu sebagai pemain atau istilah Jawa mentas dan sebuah regu sebagai penjaga atau istilah Jawa dadi. Gobag sodor berasal dari kata gobag dan sodor, yaitu gobag artinya bergerak dengan bebas dan sodor artinya tombak Sigit Dwi Wintono,dkk, 2012: 10. Menurut Warsono, dkk 1999: 15 permainan ini dinamakan gobag sodor sesuai dengan bentuk permainan itu sendiri yaitu permainannya dapat bergerak bebas dan untuk memenangkannya para pemain harus kembali dengan selamat ke tempat asalnya ketika melintasi jalan yang lebih jauh dan penuh rintangan. Pada pelaksanaannya, para pemain seolah-olah dikejar dan dihadang oleh lawannya sebagai penjaga garis petak 42 atau garis sodor atau tombak lawan-lawannya yang selalu mengincar keselamatannya Manfaat yang dapat diambil dari permainan ini antara lain sebagai hiburan, melatih kerja sama dalam tim, melatih kepemimpinan, mengasah kemampuan otak, mengasah kemampuan mencari strategi yang tepat, meningkatkan kekuatan dan ketangkasan, melatih tanggung jawab baik untuk diri sendiri ataupun kelompoknya, membangun sportivitas serta melatih kedisiplinan yaitu patuh pada aturan yang berlaku Sukirman D,dkk, 19921993: 86-87; Sujarno,dkk, 2013: 133. Berikut ini penerapan unsur-unsur disiplin dalam permainan ini. 1 Peraturan Gobag sodor merupakan jenis permainan kompetitif atau game, dalam pelaksanaannya terdapat peraturan permainan. Berikut ini peraturan permainan dalam gobag sodor Christriyati Ariyani, 19971998: 106; Ahmad Yunus, 19801981: 64; Sigit Dwi Wintono,dkk, 2012: 12-13; Marsono,dkk, 1999: 21- 22. a Pemain dalam grup jaga penjaga, bergeraknya harus melewati garis melintang atau garis jaga masing-masing. b Cara penjaga dalam menyentuh pemain dalam grup lawan pemain tidak boleh dengan mengepalkan tangannya meninju jadi tangan harus dalam keadaan terbuka dan kaki penjaga tidak boleh keluar dari garis jaganya. 43 c Garis sumbu garis sodor hanya berhak dilalui oleh penjaga garis melintang pertama garis start. d Ketika akan mulai masuk garis harus melewati garis jaga atau masih dalam arena permainan. e Para pemain harus melewati semua garis jaga garis melintang. f Para pemain tidak boleh tersentuh oleh para penjaga. g Sebuah kotak tidak boleh berisi dua pemain. h Para pemain diperbolehkan untuk Alih lintang berganti kotak, tapi harus memberitahu terlebih dahulu atau tidak secara tiba-tiba pindah tanpa pemberitahuan. i Pemain yang sudah berhasil melewati garis belakang dan ketika akan kembali masuk untuk ke depan pemain harus menanti semua pemain masuk ke arena permainan dan pemain tidak boleh satu kotak dengan pemain lain yang belum melewati garis belakang. j Pemain tidak boleh menjegal kaki penjaga. 2 Hukuman Pemberian hukuman pada pemain disesuaikan pada kesalahannya serta kesepakatan seluruh pemain diawal permainan. Ketika salah satu pemain melanggar peraturan point d, e, f, g, h dan i, maka kelompok pemain dikenai hukuman pergantian pemain yaitu kelompok pemain berganti posisi menjadi penjaga begitu pula sebaliknya Christriyati Ariyani, 19971998: 106; Ahmad Yunus, 19801981: 64; Sigit Dwi Wintono,dkk, 2012: 12-13; Marsono,dkk, 1999: 21-22. 44 Sedangkan untuk pelanggaran peraturan yang lain, hukuman yang diterima oleh pelanggar cenderung berupa hukuman sosial seperti adanya protes atau pertentangan dari pemain ataupun teman kelompoknya karena pelanggar telah curang melanggar peraturan Marsono,dkk, 1999: 28. Jika pemain sering melakukan kecurangan maka pemain akan mendapatkan sanksi oleh pemain lainnya, yang mana biasanya pemain akan dijauhi atau tidak diajak bermain bersama lagi. Hukuman terkait menang-kalah dalam permainan tergantung dengan kesepakatan kedua belah pihak sebelum permainan dimulai, misalnya pihak yang kalah gendong kelompok yang menang Marsono,dkk, 1999: 28; . 3 Penghargaan Pada permainan ini, bentuk penghargaan yang diberikan bagi kelompok yang menang sesuai dengan kesepakatan diawal permainan, misalnya pihak yang menang digendong oleh kelompok yang kalah Marsono,dkk, 1999: 28. 4 Konsistensi Salah satu ciri khas permainan tradisional adalah persamaan kedudukan hak dan kewajiban dalam menjalankan peraturan, hukuman, serta penghargaan yang berlaku dalam permainan ini. Namun, ada pengecualian bagi pupuk bawang atau bawang kothong, Bawang kothong adalah peserta atau pemain yang masih kecil atau umurnya masih kurang dan sangat berhasrat atau berkeinginan kuat untuk ikut bermain. 45 b. Jeg- jegan Permainan ini dikenal juga dengan nama betengan, raton, tembung, atau gembung Sujarno,dkk, 1999: 44. Jeg dalam kata jeg-jegan merupakan kependekan dari ngejegi yang berarti menduduki, jadi jeg-jegan memiliki arti saling menduduki Depdikbud, 1998: 227. Manfaat dalam permainan ini antara lain sebagai hiburan, mengasah kemampuan dalam memutuskan masalah, melatih kerja sama dalam tim, melatih kecepatan berlari, melatih tolong-menolong melalui usahanya dalam membebaskan anggotanya dari tawanan lawan, membangun sportivitas serta melatih kedisiplinan yaitu patuh pada aturan yang berlaku Sujarno,dkk, 2013: 146. 1 Peraturan Jeg-jegan merupakan jenis permainan kompetitif atau game, dalam pelaksanaannya terdapat peraturan permainan. Berikut ini peraturan permainan jeg-jegan Depdikbud. 1998:227; Marsono, 1999: 51; Sukirman,dkk, 2004: 180-181. a Seorang pemain dari masing-masing kelompok hanya dapat mengejar seorang anggota kelompok lawan. b Jika seorang dikejar oleh lawan dan belum tertangkap, maka dia dapat kembali ke ngejegan dan dari sana kemudian dia boleh mengejar seorang lawan lain. 46 c Begitu pula bila seseorang belum dapat menangkap lawan, dia harus kembali terlebih dahulu ke ngejegannya dan kemudian baru dapat mengejar seorang lawannya yang lain. d Peserta yang berada di ngejegan menjadi kebal tidak dapat dimatikan. e Prinsip dasar dalam permainan ini adalah seorang pemain hanya dapat mengejar atau dikejar oleh seorang pemain lawan. f Bila seseorang ditangkap oleh lawan maka pemain tersebut menjadi mati, dan harus masuk ke dalam penjara sebagai tawanan lawan. g Seseorang yang dalam status mati di dalam penjara dapat hidup kembali apabila tangannya telah disentuh diselamatkan oleh teman kelompoknya. h Sesudah seorang pemain dibebaskan dan hidup kembali maka dia harus kembali terlebih dahulu ke ngejegannya baru kemudian berhak untuk mengejar lawan. i Bila ngejegan sampai kosong tidak ada seorang pemain pun yang menjaganya, maka ngejegan tadi dapat diduduki oleh lawan dan kelompok tersebut kalah. 2 Hukuman Terdapat beberapa hukuman dalam permainan ini sesuai dengan kesalahan yang diperbuat. Bagi pemain yang dapat dikejar atau tersentuh oleh lawan yang lebih kuat maka dia akan menjadi tawanan bagi kelompok lawan, dan dia tidak boleh kemana-kemana atau dianggap mati. Pemain dianggap hidup kembali ketika ada anggota kelompoknya yang membebaskannya 47 dengan cara menyentuhnya. Selain itu, kelompok pemain dianggap kalah ketika jeg- jegannya dapat dikuasai oleh musuh yang ditandai dengan disentuhnya ngejegannya oleh lawan musuh. Sedangkan untuk hukuman bagi kelompok yang kalah dalam pertandingan tergantung dengan kesepakatan kedua belah pihak sebelum permainan dimulai. 3 Penghargaan Penghargaan dalam permainan ini berupa kemenangan permainan bagi kelompok pemain yang dapat menguasai jeg- jegan lawan. 4 Konsistensi Salah satu ciri khas permainan tradisional adalah persamaan kedudukan hak dan kewajiban bagi semua pemain dalam menjalankan peraturan, hukuman, serta penghargaan yang berlaku dalam permainan ini. Namun, ada pengecualian bagi pupuk bawang atau bawang kothong. Bawang kothong adalah peserta atau pemain yang masih kecil atau umurnya masih kurang dan sangat berhasrat atau berkeinginan kuat untuk ikut bermain. Pada penelitian ini, permainan tradisional yang akan digunakan sebagai tindakan dalam meningkatkan sikap disiplin siswa adalah gobag sodor dan jeg- jegan.

D. Karakteristik Anak Sekolah Dasar