12
lebih memudahkan membedakan tanggapan dikarenakan karya sastra memiliki sifat multi tafsir, misalnya dengan adanya gaya bahasa, bahasa kias, majas,
tipografi, dan sebagainya. Pendekatan resepsi sastra mencoba memahami dan menemukan makna karya
sastra berdasarkan tanggapan para pembaca terhadap karya sastra tertentu. Resepsi yang dilakukan oleh pembaca dapat berupa tanggapan yang pasif maupun
aktif. Dalam teori resepsi sastra, pembaca karya sastra menduduki peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, peran pembaca sangatlah penting dalam
menentukan keberlangsungan makna sebuah teks. Berikut ini akan diuraikan konsep mengenai pembaca karya sastra dalam perspektif resepsi sastra. Segers
via Sayuti, 2000: 37- 48 membedakan paling tidak ada tiga tipe pembaca dalam teori resepsi sastra sebagai berikut.
a. Pembaca Ideal
Pembaca ideal adalah pembaca yang dikonstruksi secara hipotetis oleh seorang teoretrikus dalam proses interpretasi yang mungkin merupakan
konstruksi penulis, yaitu ketika merancang plotnya. Pembaca yang diciptakan ini mungkin ada dalam teks atau di luar teks, dan dapat digunakan peneliti
untuk meneliti peranan pembaca dalam suatu lukisan yang rasional.
b. Pembaca Implisit
Pembaca implisit adalah keseluruhan susunan indikasi tekstual yang menginstruksikan cara pembaca real membaca, jadi pembaca implisit
merupakan faktor imanen teks yang memiliki satu jenis ciri tanda yang sering mendapat tanggapan pembaca real dengan cara yang berbeda-beda.
13
c. Pembaca Real
Pembaca real telah mendapat banyak perhatian biasanya reaksi pembaca kontemporer diteliti dalam penelitian eksperimental, yang secara material
berbeda dengan penelitian ke arah pembaca implisit dan pembaca ideal. Dalam dua persoalan tersebut peneliti adalah pembaca, tetapi dalam
penelitian eksperimental peneliti berdiri sendiri di luar proses membaca. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori resepsi merupakan
salah satu pendekatan sastra yang memfokuskan pada tanggapan, penerimaan, penilaian pembaca terhadap karya sastra. Dengan kata lain, upaya menemukan
makna sebuah teks yang didapatkan dari hasil membaca karya sastra. Pada dasarnya pembaca sendirilah yang menentukan keberhasilan makna yang didapat
dari karya sastra yang diresepsi oleh pembaca. Pembacaan, pengamatan, penilaian, interpretasi, persepsi, pemahaman, pengetahuan, dan pengalaman
merupakan beberapa langkah yang harus dijadikan pedoman bagi pembaca untuk menemukan makna dalam resepsi.
B. Intertekstual
Pendekatan intertekstual pertama diilhami oleh gagasan pemikiran Mikhail Bakhtin. Mikhail Bakhtin adalah seorang filsuf Rusia yang mempunyai minat
besar pada sastra. Menurut Bakhtin, pendekatan intertekstual menekankan pengertian bahwa sebuah teks sastra dipandang sebagai tulisan sisipan atau
cangkokan pada kerangka teks-teks sastra lain, seperti tradisi, jenis sastra, parodi, acuan atau kutipan Noor 2007:4-5. Selanjutnya, pendekatan intertekstual
tersebut diperkenalkan atau dikembangkan oleh Julia Kristeva 1980:66, istilah