Pembaca Ideal Pembaca Implisit

17 bermakna apabila dihubungkan dengan karya lain. Kristeva via Sayuti, 2007 menyatakan bahwa teks-teks terdahulu berfungsi bagi para pembacanya sebagai intertekstual. Artinya, pembaca telah berupaya untuk menciptakan sebuah karya sastra dengan cara menjalin kutipan-kutipan ke dalam sebuah bentuk tekstualitas yang utuh menyatu dan mengukuhkanya sebagai karya sastra yang baru terlahir akibat peristiwa transformasi.

C. Transformasi

Transformasi dapat disebut wujud hasil pengalihan suatu bentuk teks menjadi teks lain dan memunculkan makna cerita ke dalam bentuk baru, misalnya dari cerpen ke novel, novel ke cerpen, film ke dalam novel, novel ke dalam film, komik ke dalam novel, bahkan dari catatan harian dapat dijadikan cerpen, novel puisi maupun sebaliknya. Transformasi sastra merupakan pengalihan teks sumber, ke dalam teks dalam bentuk genre sastra berbeda, baik antar teks, transbahasa, maupun sumber budaya yang dijadikan acuan dalam karyanya.

1. Pengertian Transformasi

Transformasi berasal dari kata serapan bahasa asing transformation inggris yang berarti mengubah. Dalam bahasa Belanda transformative memiliki arti sama dengan transformasi. Transformation terdiri dari kata trans- yang berarti menyebrang, melintasi, ke dalam keadaan yang berbeda, forma yaitu bentuk ing: form, belanda: formare dan –are sama dengan membuat, menjadikan. Transformasi dalam kamus serapan Martinus, 2001:637 diartikan sebagai pengalihan, pengubahan bentuk. Menurut Badudu 2003:350 transformasi berasal dari bahasa Inggris yang berarti perubahan bentuk, rupa, dan sifat. 18 Selanjutnya Nurgiyantoro 1998:18 mengatakan transformasi adalah perubahan yaitu perubahan terhadap suatu hal atau keadaan. Lebih lanjut Kayam via Windarsih, 2008:14 mengatakan bahwa transformasi mengandalkan suatu proses pengalihan total dari suatu bentuk, sosok baru yang mapan. Transformasi dikatakan sebagai tahap akhir dari suatu proses perubahan dan dapat dibayangkan sebagai suatu proses yang lama bertahap-tahap tetapi dapat sebagai suatu titik balik yang cepat. Transformasi bisa diartikan pengubahan bentuk ke dalam bentuk lain dengan wujud yang berbeda-beda. Menurut Sudjiman 1993 wujud transformasi itu sendiri dapat berupa terjemahan, salinan, alih huruf, sahajaan, parafrase, dan adaptasisaduran.

2. Transformasi Karya Sastra

Tindakan pengubahan bentuk karya sastra terhadap bentuk lamanya sudah seringkali dilakukan misalnya transformasi dari naskah drama menjadi novel pernah dilakukan Putu Wijaya dalam Bila Malam Bertambah Malam dan Nano Riantiarno dalam Primadona, dan Hamidu Salad melakukan transformasi naskah drama Pak kanjeng karya Emha Ainun Najib ke dalam novel berjudul sama Pak Kanjeng. Karya Ajip Rosidi Rara Mendut ditulis kembali oleh Y.B. Mangunwijaya dalam bentuk yang berbeda novel trilogi dengan memasukkan dua orang tokoh Lusi Lindri dan Genduk Duku tetapi menggunakan judul yang sama Rara Mendut. Seno Gumira Ajidarma juga melakukan transformasi Ramayana ke dalam novelnya yaitu Kitab Omong Kosong. Bakhtin via Ratna, 2006:172 berpendapat tidak ada teks yang benar-benar asli tanpa dipengaruhi oleh teks lain. Dalam penyimpangan dan transformasi pun