HarjunaArjuna Hubungan Intertekstual WSB dan LBW

95 Hanoman LBW ditunjukkan pada peristiwa Hanoman sedang bertapa di pertapaan Kendalisada. Pada WSB dan LBW Hanoman memiliki ciri fisik seekor monyet yang bisa tata jalma atau bisa berbicara. Karakter Hanoman WSB ditunjukkan pada duolog tokoh Wisanggeni dengan Hanoman. Hanoman mengenalkan dirinya sebagai seorang pertapa dari pertapaan Kendalisada berikut nukilannya. B48 “weh, anak muda, siapakah kamu yang menyerangku tanpa tantangan terlebih dahulu ?” “namaku wisanggeni, kamu utusan dewa bukan?” “utusan dewa? huahaaaha Ngawur Aku hanoman dari pertapaan kendalisada, mau kemanakah kamu wisanggeni ?” “aku mencari orangtuaku.” “siapakah orangtuamu ?” “ayahku adalah arjuna, ibuku bidadari dari kahyangan, dewi darsanala.” Mendengar itu hanoman mendadak beringas, matanya merah, ia menyeringai dengan buas. WSB.Hal:13

e. Darsanala

Pada WSB dan LBW terdapat persamaan tokoh Darsanala dalam segi penamaan, karakter maupun ciri fisiknya. Penggambaran karakter Darsanala pada WSB dan LBW ditandai dengan kode B49 dan A34. Gambar 3 sebagai Gambar 3. WSB A33.Hal:213 96 penggambaran fisik tokoh Darsanala pada WSB. WSB pada duolog Wisanggeni dan Darsanala, Darsanala menggambarkan dirinya sebagai seorang bidadari. Pada WSB gambar 3, menunjukkan peristiwa Darsanala tersebut sedang berbaring di Kendalisada. Darsanala digambarkan sebagai sosok wanita cantik berambut panjang. Pada LBW halaman 167 pada duolog Batara Brahma dan Darsanala yang tengah berbincang. Dalam perbincangan tersebut Darsanala terlihat memanggil Batara Brahma dengan kata “ayahanda”. Batara Brahma adalah seorang dewa dengan demikian, Darsanala adalah seorang bidadari kahyangan anak seorang dewa. B49 “mendekatlah kemari, wisanggeni. tidakkah kau ingin memeluk ibumu ?” wisanggeni terpaku mendengar kalimat itu. “kamu wanita semuda ini, ibuku ? aku tidak percaya….?” “ibumu adalah seorang bidadari, o wisanggeni, anakku. Aku akan muda sepanjang masa.” WSB.Hal: 85

f. Batara Brahma

Tokoh selanjutnya yang terdapat dalam WSB dan LBW adalah Batara Brahma. Pada LBW dan WSB memiliki persamaan tokoh Batara Brahma dalam segi penamaan, karakter maupun ciri fisiknya. Penggambaran tokoh dan karakter Gambar 3. WSB A34.Hal:167 97 Batara Brahma pada WSB dan LBW ditandai dengan kode B50 dan A35. Pada monolog WSB halaman 42-43, menunjukkan Batara Brahma adalah kakek dari bayi anak Darsanala yang diculik dan dibuangnya ke laut. Pada teks naratif LBW halaman 302 juga terdapat penggambaran tokoh Batara Brahma. Pada LBW dan WSB tokoh Batara Brahma terlihat terpaksa dan tidak mampu mengelak dari perintah Hyang OtipatiBatara GuruManikmaya. Menurut kamus Sansekerta 2005:16, Batara memiliki arti dewa maka Brahma adalah seorang dewa ditandai pada gelar “Batara” di depan namanya. B50 “baiklah , kuserahkan dirimu pada takdir, o, cucuku terimalah bisaku, kalau mesti mati, matilah Kalau harus hidup, hiduplah” batara brahma pun lantas menggigit bayi itu, dan melepaskan pelukannya sehingga bayi itu meluncur ke bawah dengan cepatnya, jatuh ke laut. WSB.Hal:42-43

g. Pramoni

Pada LBW dan WSB terdapat persamaan tokoh Pramoni baik dari segi penamaan, karakter maupun ciri fisiknya. Penggambaran tokoh dan karakter Pramoni ditandai dengan kode WSB B51 dan LBW A36. WSB halaman 32 Pramoni tergolong tokoh antagonis karena kemunculanya selalu menimbulkan masalah dan bertikai dengan tokoh utama yang tergolong tokoh protagonis baik secara langsung maupun tidak langsung. Tokoh antagonis akan selalu membenci A35.Hal:302