Komik Horor Komik Roman

35 peristiwa lainnya. Komik terdiri dari gambar yang di dalamnya berisi teks verbal dan nonverbal gambar, maka untuk mendapatkan data dari aspek latar dapat dilakukan dengan cara mendeskripsikan gambar yang ada.

F. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan memberikan informasi mengenai penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya menggunakan objek penelitian maupun pendekatan yang digunakan. Berdasarkan upaya peneliti mengamati judul-judul penelitian sastra sejauh ini belum ditemukan judul skripsi yang sama dengan judul yang saya angkat, yaitu: Hubungan Intertekstualitas Novel Wisanggeni Sang Buronan Karya Seno Gumira Ajidarma dengan komik Lahirnya Bambang Wisanggeni Karya R.A. Kosasih: Kajian Resepsi Sastra. Akan tetapi, dijumpai beberapa mahasiswa Universitas di Indonesia terkait dengan skripsi sastra S-1. Skripsi-skripsi tersebut menggunakan novel yang sama, yaitu Wisanggeni Sang Buronan WSB karya Seno Gumira Ajidarma namun menggunakan pendekatan yang berbeda.

1. Wisanggeni, Sang Buronan Sebuah Novel Pastische Karya Seno Gumira

Ajidarma Suatu Telaah Postmodernisme Oleh Trisna Gumilar.

2. Winascaya, Adista. 2011. Motivasi Darurat Yang Dilakukan Oleh Tokoh

Wisanggeni Dalam Novel Wisanggeni Sang Buronan Karya Seno Gumira Ajidarma tinjauan psikologi sastra. Skripsi S1. Yogyakarta: Sastra indonesia. Universitas Sanata Dharma.

3. Nenden Rikma Dewi. Wisanggeni: Sang Penggugat Eksistensi Diri. Dosen

Sastra Inggris Program Studi Sastra Inggris Fakultas Sastra UNIKOM, 2012. 36 Judul penelitian Wisanggeni Sang Buronan Sebuah Novel Pastische Karya Seno Gumira Ajidarma Suatu Telaah Postmodernisme oleh Trisna Gumilar mengkaji novel WSB dengan menggunakan kajian posmodernisme. Peneliti memandang bahwa novel WSB merupakan novel yang dihadirkan pengarang SGA dengan cara melakukan penghipograman perwatakan dan penamaan dengan semangat jiwa dan jaman kekinian, misalnya pengaktualan tokoh Wisanggeni dihadirkan pengarang sebagai seorang sosok ksatria yang berpenampilan baru, bercambang, memakai kasut, pakaiannya kumal, dan memakai caping. Penampilan seperti itu mengingatkan pada kisah-kisah silat atau komik silat, seperti Si Buta dari Gua Hantu atau Panji Tengkorak, atau seperti pendekar-pendekar dalam film kungfu. Menurut peneliti Trisna novel WSB merupakan novel pastische. Pastiche merupakan imitasi, tidak saja dari satu teks, akan tetapi dari kemungkinan teks-teks yang tak berhingga, yang pengombinasiannya disebut dengan interstyle istilah ini harus dibedakan dengan dari interteks. Tujuan dari imitasi adalah menekankan persamaan ketimbang perbedaan. Judul penelitian skripsi Motivasi Darurat Yang Dilakukan Oleh Tokoh Wisanggeni Dalam Novel Wisanggeni Sang Buronan Karya Seno Gumira Ajidarma tinjauan psikologi sastra. Skripsi S1. Yogyakarta: Sastra indonesia. Universitas Sanata Dharma oleh Winascaya, Adista. 2011. Peneliti dalam judul skripsinya menggunakan kajian psikologi sastra dengan memfokuskan psikologi tokoh yang hadir dalam novel WSB. Tokoh tersebut terbagi dalam dua golongan, yaitu tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama dalam novel