84 Berdasarkan gambar 9, dapat diketahui bahwa dari sampel 91 siswa kelas
XII SMK Negeri 3 Wonosari Program Keahlian Elektronika Industri tahun ajaran 20132014 sebanyak 75 anak 82 berada pada kategorisasi kematangan
emosional yang sangat tinggi, 15 anak 17 berada pada kategorisasi kematangan emosional yang tinggi, 1 anak 1 berada pada kategorisasi
kematangan emosional yang rendah dan sebanyak 0 anak 0 berada pada kategorisasi kematangan emosional yang sangat rendah. Data tersebut
menunjukan kecenderungan kemataangan emosional siswa berada pada kategorisasi sangat tinggi.
4. Data Karakter
Data karakter diperoleh dari angket karakter yang terdiri dari 34 butir pernyataan dan diberikan kepada responden sebanyak 91 siswa kelas XII SMK
Negeri 3 Wonosari Program Keahlian Elektronika Industri tahun ajaran 20132014. Rincian data hasil penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 dan
statistik data tersebut ditampilakn sebagai berikut Tabel 26. Statistik Karakter
Statistik Nilai
Jumlah Responden N 91
Skor rata-rata mean 109,67
Skor paling sering muncul mode 113,00
Skor tengah median 110,00
Simpangan baku std. deviation 8,690
Skor maksimum max 130,00
Skor minimum min 88,00
Rentang range 42,00
Kemencengan skewness -0,137
Jumlah skor sum 9980
85 Berdasarkan deskriptif statistik pada Tabel 26, hasil analisis menunjukan
bahwa jumlah responden N sebanyak 91 siswa, skor rata-rata mean sebesar 109,67, skor paling sering muncul mode adalah 113,00, skor tengah median
adalah 110,00, skor maksimum max adalah 130,00 sedangkan skor minimumnya min adalah 88,00. Hasil analisis juga menunjukkan simpangan baku skor std.
deviation sebesar 8,690, rentang skor range sebesar 42,00 dan kemencengan data skewness yaitu -0,137 yang menunjukkan distribusi menceng ke arah kiri,
dan jumlah skor data keseluruhan yaitu 9980. Jumlah kelas K dihitung dengan menggunakan rumus Sturges sturges
rule, yaitu jumlah kelas K = 1 + 3,3 log N dan diperoleh nilai K = 7,46 dibulatkan menjadi K = 7 dengan panjang kelas P = R K, dimana Rentang
data R diperoleh dari data maksimum yang dikurangi data minimum kemudian ditambah 1satu dan K adalah jumlah kelas. Diperoleh nilai P sebesar 6,143
dibulatkan menjadi 7. Hasil distribusi frekuensi data karakter disajikan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 27. Distribusi Frekuensi Data Karakter
No. Kelas Interval
Frekuensi Persentase
1 88-94
4 4,40
2 95-101
15 16,48
3 102-108
22 24,17
4 109-115
25 27,47
5 116-122
20 21,98
6 123-129
4 4,40
7 130-136
1 1,10
Total 91
100
86 Berdasarkan Tabel 27, maka distribusi frekuensi karakter dapat digambarkan
dalam bentuk diagram batang sebagai berikut.
Gambar 10. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Karakter Sesuai dengan acuan norma oleh Djemari Mardapi 2008:123, maka dapat
dilakukan pengkategorian data karakter sebagai berikut. Tabel 28. Kategorisasi Data Karakter
Kategori Interval
Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi X
≥ 102 72
79,12 Tinggi
102 X ≥ 85
19 20,88
Rendah 85
X ≥ 68 0,00
Sangat Rendah X 68
0,00
Total 91
100
Berdasarkan Tabel 28 tentang kategorisasi data karakter, maka dapat digambarkan bentuk diagram pie sebagai berikut.
Gambar 11. Kategorisasi Data Karakter
10 20
30
88-94 95-101 102-108 109-115 116-122 123-129 130-136
4 15
22 25
20 4
1
Frekuensi
79 21
0 0 Sangat Tinggi
Tinggi Rendah
Sangat Rendah
87 Berdasarkan gambar 11, dapat diketahui bahwa dari sampel 91 siswa kelas
XII SMK Negeri 3 Wonosari Program Keahlian Elektronika Industri tahun ajaran 20132014 sebanyak 72 anak 79 berada pada kategorisasi karakter yang sangat
tinggi, 19 anak 21 berada pada kategorisasi karakter yang tinggi, 0 anak 0 berada pada kategorisasi karakter yang rendah dan sebanyak 0 anak 0 berada
pada kategorisasi karakter yang sangat rendah. Data tersebut menunjukan kecenderungan karakter siswa berada pada kategorisasi sangat tinggi.
B. Pengujian Persyaratan Analisis