45 orang lain dan menempatkan emosi disaat yang tepat dengan mempertimbangkan
segala akibat terhadapa ekspresi yang akan ditampilkan.
f. Kriteria Kematangan Emosional
Menurut Hurlock 2004: 213 remaja dikatakan mencapai kematangan emosional sebagai berikut. 1 remaja mampu mengontrol emosi serta
mengungkapkan emosi dengan cara-cara yang lebih dapat diterima, 2 remaja menilai situasi kritis terlebih dahulu sebelum beraksi secara emosional, tidak lagi
bereaksi tanpa berfikir sebelumnya seperti anak-anak, 3 remaja yang emosinya matang memberikan reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah dari satu
emosi atau suasana hati ke suasana hati yang lain. Menurut Pikunas 1976: 306, kematangan emosi seseorang ditandai dengan
lima hal sebagai berikut. 1 kemampuan merespon secara berbeda-beda, 2 kemampuan menyalurkan tekanan, impuls dan emosi dalam bentuk perilaku yang
konstruktif dan mengarahkannya ke arah tujuan yang positif, 3 kemampuan membangun pola hubungan dengan sesama dan mampu memelihara peran-
perannya secara fleksibel, 4 kemampuan memperkaya kertampilan dalam memahami potensi-potensi keterbatasan dirinya, 5 kemampuan untuk
berhubungan scara efektif dengan orang lain dan mampu memandang dirinya dan orang lain.
Dominikus G. B. Kusumawanta 2009: 70-71 memaparkan ciri-ciri individu yang memiliki emosi yang matang adalah sebagai berikut. 1 kemampuan untuk
beradaptasi dengan realitas, 2 kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan,
46
Perilaku Agresif
Agresi Fisik Agresi Verbal
Rasa Marah Permusuhan
Iklim Sekolah
Safety Teaching and Learning
Interpersonal Relationship Institutional Environment
Kematangan Emosional
Mampu menerima kenyataan, Mampu Beradaptasi, Merespon
dengan tepat, Kapasitas untuk Seimbang, Mampu Berempati,
Menguasai Amarah Karater Siswa
Religius, Jujur, Disiplin, Kreatif, Mandiri, Menghargai Prestasi,
Komunikatif, Tanggung Jawab, Semangat Kebangsaan
3 dapat mengontrol gejala emosi yang mengarah pada munculnya kecemasan, 4 kemampuan terhadap prinsip dan keinginan untuk menolong orang lain, 5 dapat
meredam insting negatif menjadi energi kreatif dan konstruktif, 5 kemampuan untuk mencintai.
Berdasarkan pemaparan di atas, disimpulkan dalam penelitian ini digunakan indikator untuk kematangan emosional sebagai berikut. 1 mampu menerima
kenyataan, 2 mampu beradaptasi, 3 mampu merespon dengan tepat, 4 kapasitas untuk seimbang, 5 mampu berempati, 6 menguasai amarah.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
47
B. Kerangka Pikir
1. Pengaruh Perilaku Agresif Terhadap Karakter
Perilaku agresif secara garis besar dikelompokan menjadi empat ranah yaitu perilaku agresi secara verbal, perilaku agresi secara fisik, ketidak patuhan dan
permusuhan. Perilaku agresif disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal meliputi faktor biologis yang merupakan faktor
bawaan pada siswa sedangkan faktor eksternal yaitu kesenjangan generasi, lingkungan, peran belajar model kekerasan, frustasi dan pendidikan disiplin yang
keliru. Faktor eksternal berkaitan dengan dimana dan bagaimana individu tersebut berkembang. Hal ini sangat berkaitan dengan pembentukan karakter pada siswa,
sehingga perilaku agresif diduga mempunyai pengaruh terhadap karakter siswa.
2. Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Karakter
Sebagai organisasi sekolah memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara satu sekolah dengan sekolah yang lainnya, hal ini merujuk pada aspek yang
dikembangkan pada setiap sekolah. Aspek iklim sekolah terbentuk dari dua faktor yaitu faktor lingkungan fisik dan non fisik. Faktor lingkungan fisik meliputi:
aturannorma, keamanan dan lingkungan sedangkan faktor lingkungan non fisik meliputi: dorongan untuk belajar, dukungan sosial orang dewasa dan dukungan
sosial siswa. Iklim sekolah yang positif akan membentuk karakter yang positif terhadap warga sekolah maupun lingkungan sekitar sekolah. Hal ini sangat
berkaitan dengan pembentukan karakter pada siswa, sehingga iklim sekolah diduga mempunyai pengaruh terhadap karakter siswa.