96 agresif pada penelitian ini sebesar 21,7, sedangkan 78,3 dipengaruhi oleh
faktor lain. Perilaku agresif siswa kelas XII SMK N 3 Wonosari Program Keahlian
Elektronika Industri tahun ajaran 20132014 memiliki kecenderungan pada kategorisasi yang tinggi, dikarenakan dalam pengisian kuesioner peneliti
menekankan siswa memilih jawaban yang obyektif, kurangnya kesadaran siswa terhadap perilaku agresif yang sudah menjadi kebiasaan dalam hubungan interaksi
antar sebaya. Dalam beberapa kasus siswa sudah terbiasa dalam memanggil teman yang berkesan merendahkan dengan menggunakan panggilan penghinaan
terhadap fisik, seperti pemanggilan “ndut”, bercanda dengan menggunakan kekerasan fisk seperti “memukul” yang sering kali tidak disadari karena sudah
menjadi kebiasaan.
2. Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Karakter
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara iklim sekolah terhadap karakter siswa kelas XII SMK Negeri 3
Wonosari Program Keahlian Elektronika Industri tahun ajaran 20132014. Hal ini ditunjukkan dari regresi sederhana Y = 63,116 + 0,877X
2
dengan korelasi R sebesar 0,467 dan koefisien determinasi R
2
sebesar 0,218. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi iklim sekolah,
maka akan semakin tinggi karakter siswa, setiap kenaikan satu point nilai variabel iklim sekolah maka nilai variabel karakter akan mengalami kenaikan sebesar
0,877. Dalam penelitian ini diperoleh harga t
hitung
sebesar 4,985 dan harga t
tabel
97 sebesar 1,987 dengan responden sebanyak 91 pada taraf signifikansi 5. Harga
t
hitung
lebih besar dari harga t
tabel
4,985 1,987 atau sig 0,00 0,05. Dengan demikian hipotesis kedua Ho ditolak maka Ha diterima jika t
hitung
-1,987 atau t
hitung
+1,987, maka dapat dikatakan bahwa iklim sekolah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap karakter siswa kelas XII SMK Negeri 3 Wonosari
Program Keahlian Elektronika Industri tahun ajaran 20132014. Perubahan karakter siswa yang dipengaruhi iklim sekolah pada penelitian ini sebesar 21,8,
sedangkan 78,2 dipengaruhi oleh faktor lain. Terciptanya keamanan, proses pengajaran dan pembelajaran, hubungan antar indidvidu dan lingkungan sekolah
yang baik akan meningkatkan karakter siswa yang lebih baik.
3. Pengaruh Kematangan Emosional Terhadap Karakter
Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara kematangan emosional terhadap karakter siswa kelas XII SMK
Negeri 3 Wonosari Program Keahlian Elektronika Industri tahun ajaran 20132014. Hal ini ditunjukkan dari regresi sederhana Y = 51,207 + 0,829X
3
dengan korelasi R sebesar 0,570 dan koefisien determinasi R
2
sebesar 0,324. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
kematangan emosional, maka akan semakin tinggi karakter siswa, setiap kenaikan satu point nilai variabel kematangan emosional maka nilai variabel karakter akan
mengalami kenaikan sebesar 0,829. Dalam penelitian ini diperoleh harga t
hitung
sebesar 6,538 dan harga t
tabel
sebesar 1,987 dengan responden sebanyak 91 pada taraf signifikansi 5. Harga t
hitung
lebih besar dari harga t
tabel
4,985 1,987 atau
98 sig 0,00 0,05. Dengan demikian hipotesis ketiga Ho ditolak maka Ha diterima
jika t
hitung
-1,987 atau t
hitung
+1,987, maka dapat dikatakan bahwa kematangan emosional mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap karakter siswa
kelas XII SMK Negeri 3 Wonosari Program Keahlian Elektronika Industri tahun ajaran 20132014. Perubahan karakter siswa yang dipengaruhi kematangan
emosional pada penelitian ini sebesar 32,4, sedangkan 67,6 dipengaruhi oleh faktor lain. Terciptanya keamanan, proses pengajaran dan pembelajaran,
hubungan antar indidvidu dan lingkungan sekolah yang baik akan meningkatkan karakter siswa yang lebih baik. Kemampuan siswa dalam menerima kenyataan,
beradaptasi, merespon dengan tepat, kapasitas untuk seimbang, mampu berempati dan menguasai amarah akan meningkatkan karakter siswa yang lebih baik.
4. Pengaruh Perilaku Agresif, Iklim Sekolah dan Kematangan Emosional