Deskripsi Pasar Giwangan Yogyakarta

67 menemukan pilihannya pada kelompok perempuan sebagai kelompok dampingannya, dan pilihan ini tentu didasari oleh keprihatinan atas realitas peminggiran kaum perempuan. Kelompok dampingan Yasanti berdiri dari kelompok remaja putus sekolah, kelompok buruh industri di Ungaran dan Sukoharjo, kelompok perempuan pramuniaga dan kelompok buruh gendong perempuan muslimah di pasar beringharjo atau biasa disebut endong-endong. Yasanti sendiri memulai penelitian terhadap buruh gendong perempuan muslimah pasar Beringharjo sejak tahun 1989, dan pada tahun 1995 mulailah Yasanti secara intens menggalang solidaritas buruh gendong perempuan di pasar Beringharjo melalui serangkaian kegiatan- kegiatan seperti: pengorganisasian yang meliputi penguatan ekonomi, menggalang kesatuan, pelayanan kesehatan, kesadaran gender, serta hak- hak akan politik, sosial, budaya dan keagamaan. Yasanti hadir dengan tujuan agar dapat melakukan penguatan menuju kemandirian para perempuan khususnya buruh gendong dan pekerja perempuan. Penguatan dalam arti dapat meningkatkan kualitas hidup kaum perempuan baik secara agama, sosial, politik, dan ekonomi, meningkatkan kehidupan sosial perempuan dengan melibatkan mereka secara langsung yang bertujuan agar tumbuhnya kesadaran untuk memperkuat dirinya sendiri baik secara ekonomi, kesehatan reproduksi, organisasi serta kebebasannya, juga dalam bidang keagamaannya. 68 Pada Tahun 1997, Yasanti secara intensmulai menggalang solidaritas buruh gendong perempuan dan pekerja perempuan di Yogyakarta, melalui serangkaian kegiatan-kegiatan pendampingannya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan terhadap mereka pada intinya adalah pengorganisasian dengan berbagai kegiatan, yakni meliputi penguatan ekonomi, menggalang kesatuan, pelayanan kesehatan, kesadaran gender, serta penyadaran hak akan politik, sosial, budaya. Kegiatan-kegiatan itu ada berbagai macam dengan masing-masing memilki ketentuan yang jelas seperti peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, keagamaan, penyadaran akan-akan hak buruh termasuk bagaimana mewujudkan keadilan gender di tingkat domestik, kelompok dan komunitas buruh gendong secara luas berdasarkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist. b Visi dan Misi Yayasan Annisa Swasti 1 Visi Lembaga Yayasan Annisa Swasti Terwujudnya kehidupan bermasyarakat yang demokratis, bebas dari ketidakadilan gender, dan mempunyai kesempatan dan kemampuan dibidang agama, politik, ekonomi, sosial dan budaya 2 Misi Lembaga Yayasan Annisa Swasti Mendorong usaha-usaha mewujudkan kehidupan berorganisasi buruh yang independen dan demokratis serta menumbuhkan kesadaran kritis komunitas buruh khususnya buruh gendong perempuan melalui pengorganisasian, pendidikan, dan advokasi.