Tinjauan Mengenai Proses Sosial

30 f toleration merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya. g stalemate merupakan akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya. h adjudication yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan. 3 Asimilasi Assimilation Asimilasi merupakan suatu proses peleburan kebudayaan sehingga masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal sebagai milik bersama. Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya asimilasi antara lain : a toleransi b kesempatan-kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi c sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya d sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat\ e persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan f perkawinan campuran amalgamation g adanya musuh bersama dari luar b. Pola Disosiatif Proses-proses sosial yang disosiatif akan diuraikan secara berturut- turut, yakni: 31 1 Persaingan Competition Persaingan merupakan suatu proses sosial dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan ada dua tipe, yaitu yang bersifat pribadi dan yang tidak bersifat pribadi. Sedangkan bentuk-bentuk persaingan ekonomi, persaingan kebudayaan, persaingan untuk mencapai suatu kedudukan dan peranan tertentu dalam masyarakat, dan persaingan karena perbedaan ras. Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi, yaitu: a menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif b sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan, serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian tersalurkan dengan sebaik-baiknya c sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial untuk mendudukkan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya d sebagai alat penyaring para warga golongan karya fungsional yang akhirnya akan menghasilkan pembagian kerja yang efektif. Suatu persaingan akan menghasilkan perubahan kepribadian seseorang, kemajuan, solidaritas kelompok dan disorganisasi. 32 2 Kontravensi Kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Pada hakikatnya kontravensi berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenal diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan. 3 Pertentangan Pertikaian atau Conflict Pertentangan merupakan suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Penyebabnya adalah perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial. Pertentangan yang menyangkut suatu tujuan nilai atau kepentigan bersifat positif, sepanjang tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan sosial di dalam struktur sosial tertentu. Pertentangan mempunyai beberapa bentuk, yaitu: a pertentangan pribadi b pertentangan rasial c pertentangan antara kelas-kelas sosial d pertentangan politik e pertentangan yang bersifat internasional Teori konflik melihat bahwa masyarakat tidak akan selamanya berada pada keteraturan. Buktinya dalam masyarakat manapun pasti pernah mangalami konflik-konflik atau ketegangan-ketegangan. Konflik juga 33 diperlukan agar terjadi perubahan sosial. Ketika struktural fungsional mengatakan bahwa perubahan sosial dalam masyarakat itu selalu terjadi pada titik ekuilibrium, teori konflik melihat perubahan sosial disebabkan karena adanya konflik-konflik kepentingan. Tak perlu diragukan lagi, proses sosial yang namanya konflik itu adalah suatu proses yang bersifat disosiatif. Namun demikian, sekalipun sering berlangsung dengan keras dan tajam, proses-proses konflik itu sering pula mempunyai akibat-akibat yang positif bagi masyarakat. Positif tidaknya akibat konflik-konfik memang tergantung dari persoalan yang dipertentangkan, dan tergantung pula dari struktur sosial yang menjadi ajang berlangsungnya konflik. J.Dwi Narwoko Bagong Suyanto, 2011: 60 Salah satu akibat positif yang lain dari suatu konflik itu adalah bertambahnya solidaritas intern dan rasa in-group suatu kelompok. Apabila terjadi pertentangan antara kelompok-kelompok, solidaritas antar-anggota di dalam masing-masing kelompok itu akan meningkat sekali. Konflik-konflik antar kelompok pun memudahkan perubahan dan perubahan kepribadian individu. Apabila terjadi pertentangan antara dua kelompok yang berlainan, individu-individu akan mudah mengubah kepribadiannya untuk mengidentifikasi dirinya secara penuh dengan kelompoknya. Tak terbatahkan, konflik juga menerbitkan akibat-akibat yang negatif. Dalam konflik-konflik fisik, seperti peperangan , korban- korban akan berjatuhan harta benda akan hancur-luluh. J. Dwi Narwoko Bagong Suyanto, 2011: 69-70. 34 Konflik akan berakhir dalam berbagai kemungkinan. Apabila kekuatan masing-masing pihak bertentangan ternyata berimbang, maka kemungkinan besar akan terjadi usaha akomodasi oleh kedua belah pihak. Sebaliknya, apabila kekuatan yang tengah bentrok itu tidak berimbang, maka akan terjadi penguasaan dominasi oleh salah satu pihak yang kuat terhadap lawannya.

3. Tinjauan Mengenai Interaksi Sosial

a. Pengertian Interaksi Sosial

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial yang dapat dinamakan proses sosial karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Menurut Soerjono Soekanto 2010: 55, interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Sedangkan J. Dwi Nawoko Bagong Suyanto 2011: 20 menyatakan bahwa interaksi sosial adalah syarat utama bagi terjadinya aktivitas sosial dan hadirnya kenyataan sosial. Menurut Roucek dan Warren, interaksi sosial adalah satu proses melalui tindak balas tiap-tiap kelompok berturut-turut menjadi unsur penggerak bagi tindak balas dari kelompok yang lain. Ia adalah suatu proses timbal balik, dengan mana satu kelompok dipengaruhi 35 tingkah laku reaktif pihak lain dan dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain. Abdulsyani, 2007: 153. Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara individu dengan golongan didalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya dan didalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya Abu Ahmadi, 2004: 100. Interaksi sosial ialah hubungan antara inividu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling tibal balik. Hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Bimo Walgito, 1991: 65. Interaksi sosial merupakan titik tolak dalam semua kegiatan sosial. Tanpa adanya interaksi sosial, tidak akan mungkin terjadi kehidupan bersama. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial merupakan dasar proses sosial pada bentuk hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang dinamis antar individu atau kelompok manusia yang didahului oleh adanya komunikasi sehingga terjadi adanya suatu perubahan tingkah laku pada individu. 36

b. Syarat Interaksi Sosial

Dalam proses sosial, baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial apabila telah memenuhi dua syarat Soerjono Soekanto, 2010: 58-61 yaitu: 1 Adanya Kontak Sosial Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tango yang artinya menyentuh. Jadi, secara harfiah artinya adalah bersama-sama menyentuh. Sebagai gejala sosial itu tidak berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain. 2 Adanya Komunikasi Arti penting dari komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak badan atau sikap, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Dengan adanya komunikasi sikap-sikap dan perasaan-perasaan suatu kelompok manusia atau perorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya.

c. Pola Interaksi Sosial

Menurut Ritzer, interaksi sosial terjadi dan berlangsung melalui penafsiran dan pemahaman tindakan masing-masing baik antar individu 37 maupun antar kelompok. Karel J. Veeger, 1997: 32. Interaksi sosial terjadi apabila dalam masyarakat terjadi kontak sosial sosial contact dan komunikasi. Interaksi terjadi apabila dua orang atau kelompok saling bertemu atau pertemuan antara individu dengan kelompok dimana komunikasi terjadi diantara kedua belah pihak. Yayuk Yulianti, 2003: 31. Soerjono Soekanto 2010: 64 mengatakan bahwa kontak sosial dan komunikasi merupakan syarat mutlak dalam proses interaksi sosial, sehingga tanpa kedua unsur tersebut maka sangatlah mustahil interaksi sosial dapat terjadi. Komunikasi sangat menentukan terjadinya kerjasama antara orang per orang, atau antar kelompok-kelompok manusia. Dari pemikiran diatas dapat diketahui apabila ada pembatasan kontak sosial salah satu pihak, maka akan terjadi persoalan yang muncul dari hubungan yang tidak harmonis ini. Teori interaksionisme simbolik yang termasuk dalam paradigma definisi sosial, memusatkan perhatiannya terutama pada dampak dari makna dan simbol terhadap tindakan dan interaksi manusia. Simbol dan arti memberikan ciri-ciri khusus pada tindakan sosial manusia yang melibatkan aktor tunggal dan pada interaksi sosial manusia yang melibatkan dua orang aktor atau lebih yang terlibat dalam tindakan sosial timbal-balik. Tindakan sosial adalah tindakan dimana individu bertindak dengan orang lain dalam pikiran, dengan kata lain dalam melakukan tindakan, seorang aktor mencoba menaksirkan pengaruhnya terhadap aktor lain yang terlibat. Meski mereka terlibat dalam perilaku tanpa pikir, perilaku berdasarkan kebiasaan, namun