Proses Sosial Buruh Gendong di Pasar Giwangan Yogyakarta
103 tidak hanya berinteraksi dengan orang lain, tetapi juga dengan dirinya sendiri.
Makna dalam kehidupan para endong-endong misalnya cara agar mendapatkan barang gendongan. Endong-endong sibuk mencari gendongan
masing-masing dengan aktif menawarkan jasa, mengejar kendaraan yang membawa dagangan, bahkan berdesak-desakan memperebutkan barang
gendongan, ini adalah proses interaksi dengan diri sendiri. Mereka akan belajar dengan sesama endong-endong lainnya dengan menggunakan simbol
dan isyarat. Simbol yang mereka gunakan dalam berinteraksi dengan sesama endong-endong dan pedagang adalah bahasa. Antar sesama endong-endong
dan endong-endong dengan pedagang atau pengguna jasa menggunakan Bahasa Jawa dalam berinteraksi. Dan simbol ini berada dalam proses yang
kontinue. Makna tersebut akan disempurnakan ketika proses interaksi sosial berlangsung, yaitu kerjasama antar endong-endong dan dengan pedagang
yang terjadi ketika melayani pengguna jasa atau saat bekerja menggendong. Pola interaksi dalam kegiatan atau bekerja di Pasar Giwangan
Yogyakarta terbentuk karena adanya kepentingan ekonomi dan proses ini terbentuk tidak dengan spontan, namun didahului oleh adanya interaksi
personal oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga terjadi integrasi. Pola interaksi antar endong-endong di Pasar
Giwangan Yogyakarta melibatkan endong-endong, pedagang pasar, pedagang eceran atau pembeli. Namun karena pekerjaan sebagai buruh gendong ini
sangat menyita waktu, dimana ketika bekerja endong-endong ini harus aktif menawarkan jasa gendong kepada pedagang maupun pembeli di pasar,
104 mengejar kendaraan yang membawa barang dagangan bahkan harus
berdesak-desakan memperebutkan barang dagangan sehingga menyebabkan interaksi endong-endong sangat terbatas. Tidak ada waktu yang di sia-siakan
karena mereka tidak mau waktunya terbuang karena bagi mereka waktu sangat berharga sekali mereka tidak ingin dalam satu hari tidak mendapatkan
barang gendongan. Berdasarkan hasil penelitian, interaksi sosial yang dilakukan oleh
endong-endong di Pasar Giwangan Yogyakarta dapat membentuk dua pola yaitu :
a.
Pola Asosiatif
Pola asosiatif berupa kerjasama, akomodasi dan asimilasi. Pola ini dapat dilihat dari berbagai aktivitas yang dilakukan para endong-endong di
Pasar Giwangan Yogyakarta. Interaksi asosiatif yang dilakukan para endong- endong di Pasar Giwangan Yogyakarta yaitu :
1 Kerjasama
Kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial dimana didalamnya terdapat aktivitas tertentu dengan saling membantu dan saling memahami
terhadap aktivitasmasing-masing. Kerjasama merupakan proses sosial yang akan selalu melekat di masyarakat guna memenuhi kebutuhan seseorang
yang tidak mungkin dapat dipenuhi sendiri. Kerjasama dilakukan antara orang-perorangan, atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan bersama. Kerjasama dilakukan atas dasar untuk memenuhi kebutuhan mereka bersama. Adapun kerjasama yang dilakukan oleh
105 endong-endong sebagai berikut, seperti yang diungkapkan oleh Ibu “SMR”
selaku buruh gendong di bagian sayur sebagai berikut: “ya karena disini kita kerjanya hanya mburuh mbak, dan tujuan kita
kerja juga untuk mencari sandang dan pangan. Kita juga saling bekerjasama misal ketika ada teman yang pas gendong gak bisa
menaikkan barang dagangan ya kita bantu, kalau ada barang dagangan yang jatuh pas digendong ya kita bantu mengambilkannya
gitu mbak”
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Ibu “JMN” selaku buruh gendong yang paling lama bekerja sebagai berikut:
“ya kita saling membantu mbak, wong kita disini juga sama-sama mburuh tau keadaane gimana jadi wong cilik. Misal ada teman yang
pas gendong gak bisa menaikkan ya kita bantu, kita juga terkadang berbagi gendongan mbak dengan teman-teman yang belum sama
sekali mendapatkan barang gendongan terutama kepada buruh gendong yang sudah sepuh kasihan mbak. Geh itung-itung juga
berbagi rezeki. Dan sudah biasa mbak kalau ada teman yang gendonganya jatuh geh kita bantu”
Selain kerjasama yang dilakukan secara personal atau individu oleh buruh gendong terhadap buruh gendong lainnya, mereka juga bekerjasama
dalam kelompok. Banyak buruh gendong terutama yang dibagian buah yang melakukan kerjanya secara berkelompok. Anggota kelompok ini
disesuaikan dengan lokasi kerja atau tempat mangkal antar endong-endong. Wilayah atau tempat mangkal biasanya dimulai dari proses awalnya seorang
memasuki wilyah tertentu dan disitulah seterusnya seorang endong-endong akan menempatinya. Apabila ada endong-endong baru yang akan bergabung
dalam wilayah yang sama, terlebih dahulu harus mendapatkan “rekomendasi” dari endong-endong lain yang sebelumnya telah menempati
wilayah tersebut. Dari proses pertemanan dengan adanya “rekomendasi”