Tugas Perkembangan Masa Remaja Aspek yang Berkembang pada Remaja

51 bertambahnya pengalaman pribadi dan sosialnya serta kemampuan berfikir rasional remaja memandang diri dan orang lain semakin realistik. h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Menjelang menginjak masa dewasa, mereka merasa gelisah untuk meninggalkan masa belasan tahunnya. Mereka belum cukup untuk berperilaku sebagai orang dewasa, Oleh karena itu mereka mulai berperilaku sebagai setatus orang dewasa seperti cara berpakaian, merokok, menggunakan obat–obatan dan lain–lain, yang dipandang dapat memberikan citra yang seperti diinginkan. Berdasarkan ciri masa remaja diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masa remaja merupakan periode yang penting, periode perubahan, peralihan, usia yang bermasalah, pencarian identitas, usia yang menimbulkan ketakutan, masa yang tidak realistic dan ambang masa kedewasaan.

3. Tugas Perkembangan Masa Remaja

Masa remaja dapat dijalani dengan mulus dan baik, jika seorang remaja melewati tugas perkembangannya dengan baik pula. Menurut Hurlock 1980: 46 tugas massa remaja yang harus dilalui remaja yaitu: 52 a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. b. Mencapai peran sosial pria dan wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. e. Mempersiapkan karier ekonomi. f. Mempersiapkan perkawinan keluarga. g. Memperoleh perngkat nilai dan sistm etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi. Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak. Akibatnya hanya sedikit anak laki–laki dan anak perempuan yang diharapkan untuk mengusai tugas– tugas tersebut selama awal remaja, apalagi mereka yang matang terlambat. Tugas perkembangan sifatnya tidak universal, namun sangat tergantung dari budaya setempat, sehingga ada kemungkinan tugas perkembangan tersebut diatas ada yang tidak berlaku untuk kultur bangsa Indonesia. 53

4. Aspek yang Berkembang pada Remaja

Perubahan pada diri remaja menunjukkan tanda keremajaan, namun seringkali perubahan yang terjadi hanya menunjukkan tanda- tanda fisik dan bukan pengesahan akan keremajaan seseorang. Satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan berbagai aspek menurut Hurlock 1980: 127. a. Perkembangan fisik dan psikoseksual Pada masa ini biasanya disebut dengan The Onset of pubertal growth sput serta The maximum growth age, karena pada masa ini remaja mengalami pertumbuhan fisik yang sangat pesat baik bentuk tubuh , ukuran, tinggi dan berat badan, proporsi muka dan badan. Adanya percepatan pertumbuhan pada remaja berimplikasi pada perkembangan psikososial mereka yang ditandai dengan kedekatan remaja pada teman sebayanya daripada dengan orang tua atau keluarga. Disamping itu juga remaja pada waktu itu diharapkan dapat memenuhi tanggung jawab sebagai orang dewasa. Namun karena belum memiliki pengalaman sebagai orang dewasa, sehingga sering mengalami kegagalan, hal ini dapat menimbulkan masalah dalam bentuk frustasi dan konflik. b. Perkembangan kognisi Sebagaimana aspek lain dalam perkembangan remaja, kecerdasan kognisi juga mengalami pengembangan baik secara 54 kuantitatif maupun secara kualitatif. Secara kuantitatif intelegensi berkembang semenjak bayi masih berada dalam kandungan. Laju perkembangan berlangsung sangat pesat mulai usia 3 tahun sampai dengan masa remaja awal. Puncak perkembangan dicapai pada masa penghujung masa remaja akhir, sesudah itu sampai usia 60 tahun berkembang lambat, terjadilah masa plateau, yang selanjutnya akan terjadi penurunan. c. Perkembangan emosi, sosial dan moral 1 Perkembangan emosi remaja Pada masa remaja terjadi keteganagn emosi yang bersifat khas sehingga masa ini disebut masa badai dan topan, yaitu masa yang menggambarkan keadaan emosi emosi remaja yang tidak menentu, tidak setabil dan meledak–ledak Muhammad Ali dan Muhammad Asrori 2004: 67. Meningginya emosi terutama karena remaja menghadapi kondisi sosial baru, karena selama masa kanak-kanak mereka kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadan-keadaan itu. Pada masa ini remaja tidak dapat bersikap asertif terhadap dirinya sendri, hal ini dikarenakan pada masa ini remaja tidak bisa mengendalikan emosinya. Semua itu terjadi karena remaja meiliki sifat yang tidak mau mengalah dan akan sangat malu apabila kalah dari temannya dari segi apapun. Begitu juga 55 dalam bermain online game, remaja selalu tidak mau kalah dengan temannya baik dalam keterampilan bermain game ataupun level yang didapat dari bermain game tersebut, sehingga membuat remaja selalu menerima ajakan temannya untuk bermain online game dan membuat remaja tersebut semakin teradiksi online game. 2 Perkembangan sosial remaja. Pada usia remaja pergaulan dan interaksi social dengan teman sebaya bertambah luas dan kompleks dibandingkan dengan masa–masa sebelumnya, termasuk pergaulan dengan lawan jenis. Remaja mencari bantuan emosional dalam kelompoknya. Pemuasan intelektual juga didapatkan oleh remaja dalam kelompoknya dengan berdiskusi, berdebat untuk memecahkan masalah Santrock, 2007: 141. Dengan masuknya remaja kedalam sebuah kelompok dan membuat kepuasan intelektualnya terpenuhi maka akan semakin banyak intensitas remaja untuk bergaul dengan teman kelompoknya. Dengan begitu remaja akan selalu ikut apa yang dilakukan oleh kelompoknya itu, apalagi dalam kelompok yang dialamnya membahas online game. Apabila temannya mengajak bermain online game tanpa berfikir panjang remaja tersebut akan ikut untuk bermain online game, sehingga 56 membuat online game menjadi kebutuhan sehari – hari dan membuat remaja tidak bisa bersikap asertif terhadap dirinya sendiri ataupun terhadap orang lain. Pada keaadaan tersebut akan membuat lingkungan sosial remaja menjadi sempit dikarenakan remaja akan berinteraksi sosial hanya dengan teman sekelompoknya itu budan dengan orang lain yang ada disekitarnya. 3 Perkembangan moral remaja Perkembangan moral merupakan satu hal yang sangat penting bagi perkembangan sosial dan kepribadian seseorang. Perkembangan norma dan moralitas sangat berhubungan dengan kata hati atau hati nurani. Kata hati menurut teori belajar Monks dkk dalam Sri Rumini Siti Sundari, 2004: 53, merupakan suatu sistem norma-norma yang telah terinternalisasi, sehingga seseorang akan tepat melakukan norma-norma meskipun tidak ada kontrol dari luar. Moralitas merupakan suatu yang dianggap baik yang seharusnya dilakukan dan tidak baik atau tidak pantas dilakukan. Adapun tahapan perkembangan moral menurut Jean Piaget dalam Slavin, 2006: 51 yaitu: 57 a Tahap heteronomous tahap realism moral Pada tahap ini aturan dipandang sebagai paksaan dari orang tua atau orang yang lebih dewasa. Menilai perilaku moral berdasarkan konsekuensinya, hokum dipandang sebagai konsekuensi otomatis dari pelanggaran. b Tahap autonomous tahap independensi moral Pada tahap ini aturan dipandang sebagai hasil kesepakatan bersama, menilai perilaku moral berdasarkan niat pelakunya, hukuman dipandang sebagai sesuatu hal yang tidak serta merta, namun dipengaruhi oleh niat dan pelakunya. Pada masa ini tentunya remaja harus sudah mengerti akan norma–norma yang ada dimasyarakat, dengan mengerti norma yang ada diharapkan remaja dapat memiliki moral yang baik, tapi dengan teradiksinya remaja oleh online game bisa membuat perkembangan moral terganggu, hal ini terjadi karena pemaparan online game yang mengandung unsur kekerasan dan pornografi. Secara tidak langsung game tersebut mempengaruhi moral seorang remaja, sehingga banyak remaja melakukan pelanggaran moral di masyarakat misalnya seperti: 58 a Perkelahian sebagai akibat dari kecanduan online game yang bertema kekerasan, peperangan dan terorisme. b Perkataan kotor, kasar, tidak senonoh, saling mengejek antar teman yang bermula dari penulisan status di game ataupun di sosial media. c Perbuatan asusila, seperti pelecehan seksual sebagai akibat dari online game yang memaparkan tentang pornografi. d Membolos sekolah, karena begadang bermain online game sampai larut malam, bahkan sampai pagi, bisa juga dikarenakan remaja merasa bosan berada disekolah. e Berbohong kepada orang tua, karena kecanduan online game membuat remaja berbohong kepada orang tuanya dengan meminta uang untuk kebutuhan sekolah, padahal sebenarnya uang tersebut hanya untuk bermai game online. 59

5. Penggunaan Pelatihan Asertif untuk Mengurangi Perilaku Adiksi Online Game pada Remaja