Desain Penelitian Metode dan Teknik Pengumpulan Data

72 yaitu pelatihan asertif X yang merupakan variabel bebas, sedangkan sebagai variabel terikat adalah perilaku adiksi online game Y.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Suharsimi Arikunto, 2006: 93, pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas PTK meliputi empat alur langkah, yaitu: 1 perencanaan tindakan; 2 pelaksanaan tindakan; 3 observasi; dan 4 refleksi. Alur atau langkah pelaksanaan tindakan dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 1. Proses penelitian tindakan. 73

E. Rancangan Tindakan 1. Pra Tindakan

Sebelum melakukan rancangan tindakan, terlebih dahulu peneliti melakukan beberapa langkah pra tindakan agar peneliti dapat mengetahui kondisi awal peserta sebelum diberi tindakan. Adapun langkah pra tindakan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: a Peneliti dan guru Bimbingan Konseling berdiskusi untuk mengetahui kondisi subyek yang akan diberi tindakan. b Peneliti dan guru Bimbingan dan Konseling berdiskusi menyamakan pendapat atau persepsi terkait dengan tindakan yang akan diberikan kepada siswa. c Peneliti dan guru Bimbingan dan Konseling berdiskusi mengenai pelaksanaan tindakan menentukan subyek penelitian yang memenuhi kriteria. d Pemberian pre test dengan sekala untuk mengetahui kemempuan asertif siswa sebelum diberi tindakan.

2. Rencana Tindakan

a Perencanaan Agar kegiatan tindakan bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan, sebelumnya peneliti melakukan beberapa persiapan perencanaan terlebih dahulu. Adapun tahapan perencanaan yang dilakukan sebagai berikut: 74 1 Menyusun dan menyiapkan skala adiksi online game untuk mengetahui gejala ataupun seberapa tinggi tingkatan adiksi siswa kelas XI IPS 1 di SMA 1 Sedayu, Bantul, Yogyakarta. 2 Memfokuskan indikator yang akan diberikan perhatian dengan menetapkan jenis teknik pelatihan asertif yang akan diberikan kepada siswa SMA yang mengalami adiksi. Tahap ini dilakukan pada setiap siklus sebelum melaksanakan tindakan yang berupa layanan bimbingan kelompok. 3 Peneliti berkoordinasi dengan guru Bimbingan dan Konseling mengenai hal–hal yang berhubungan dengan tindakan–tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian,, yaitu dengan melakukan pembentukan kelompok dala proses pelaksanaan tindakan. 4 Menyiapkan tempat, waktu dan peralatan yang diperlukan dalam proses pelaksanaan tindakan. 5 Menentukan kriteria keberhasilan setelak melakukan tindakan pada hasil penelitian. b Tindakan Tidakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini melalui tiga bagian pertemuan, yaitu: 1 Pada bagian pertama ini akan dibagi menjadi beberapa kegiatan. Kegiatan yang pertama yaitu membantu siswa untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan kemampuan asertif. Setelah siswa memahami tentang kemampuan asertif. Kegiatan selanjutnya siswa 75 mengisi skala adiksi yang telah disediakan yang mengacu dari aspek - aspek utama yang ada dalam adiksi itu sendiri. Setelah mengisi skala adiksi, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang memiliki kesamaan pada tingkat kategori adiksi untuk bimbingan kelompok serta mendiskusikan hasil dari apa yang telah mereka tuangkan pada skala adiksi. 2 Pada bagian kedua ini siswa menerima atau mengemukakan fakta- fakta mas alah yang akan dihadapi dengan cara mempresetasikan hasil bimbingan kelompok yang dituangkan dalam poster atau cerita yang mereka buat. Pada bagain ini seorang individu harus menerima bahwa setiap orang harus mampu bersikap tegas dan mengekspresikan pikiran, perasaan, keyakinan secara jujur. 3 Pada tahap ketiga siswa berlatih untuk bersikap asertif sendiri. Latihan bersikap tegas sendiri biasanya menggunakan refleksi atau permainan peran jiwa dimana dalam situasi ini individu akan lebih bisa bersikap asertif, memusatkan pada perilaku nonverbal yang penting dalam ketegasan. 4 Pada tahap keempat siswa ditempatkan dengan orang lain untuk bermain peran pada situasi yang sulit. Tahap keempat menyediakan kesempatan untuk berlatih peran dan mendapatkan umpan balik orang lain dalam kelompok. Pelatihan lebih lanjut mengizinkan siswa untuk lebih lanjut menunjukkan perubahan perilaku dan membiasakan siswa untuk bersikap lebih tegas dan menerapkan 76 timbal balik. Menggandakan latihan juga membuat siswa semakin bertambah nyaman dan senang saat menjadi asertif. 5 Pada tahap kelima membawa perilaku asertif pada kondisi yang sebenarnya atau dalam kehidupan sehari-hari. Siswa membuat kontrak perilaku untuk melaksanakan perilaku asertif yang sebelumnya dihindari. Kegiatan selanjutnya, s i s w a menjelaskan pengalamannya, menilai usaha yang dilakukan, hubungkan dalam latihan selanjutnya, dan membuat kontrak perilaku lain untuk keluar dari pengalaman asertif kelompok. Pada sesi selanjutnya adalah mengevaluasi tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya dan juga mengevaluasi hasil kegiatan secara keseluruhan dari pertemuan pertama. Dari hasil evaluasi ini akan diketahui penurunan adiksi online game yang terjadi pada siswa. Selain itu pada pertemuan ini Guru BK menyebarkan skala adiksi untuk mengukur sejauh mana penurunan adiksi online game yang terjadi pada siswa. c Observasi Pengamatan Observasi pelaksanaan tindakan didalam kelas dilakukan oleh peneliti selama tindakan berlangsung dan setelah tindakan berakhir. Observasi siklus pertama dilakukan oleh peneliti dengan bantuan salah satu guru Bimbingan Konseling. Peneliti melakukan observasi terhadap sikap dan perilaku siswa selama proses pelaksanaan tindakan dan setelah proses pelaksanaan proses tindakan. Observasi ini memiliki dua fungsi, yaitu: untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan 77 tindakan dengan rencana tindakan, dan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan tindakan yang dilakukan dapat menghasilkan perubahan sebagaimana yang diharapkan, yakni meurunnya tingkat adiksi onlie game pada siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Sedayu, Bantul, Yogyakarta. d Refleksi Dalam kegiatan refleksi ini dilakukan pengukuran adiksi pada siswa dengan menggunakan hasil dari analisis data skala post-test. Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami proses dan mengetahui sejauh mana penurunan adiksi online game pada siswa setelah mengikuti pelatihan asertif serta kendala yang terjadi selama proses tindakan berlangsung. Setelah itu peneliti malakukan evaluasi dengan guru Bimbingan dan Konseling tentang pelaksaan tindakan yang sudah dilakukan dan menilai keberhasilan tindakan. Keberhasilan tindakan diindikasikan dengan berkurangnya adiksi online game yang tinggi pada siswa berdasarkan hasil post-test dalam proses pelaksanaan teknik pelatihan asertif.

F. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Mohammad Nazir 2005: 174 mengungkapkan bahwa pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan 78 data merupakan langkah penting dalam metode ilmiah dan dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara dalam upaya pengumpulan data. 1. Skala Perilaku Adiksi Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala perilaku adiksi. Skala adiksi daftar pertanyaan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden yang disusun sedemikian rupa sehingga responden tinggal memilih jawaban yang disediakan dan memberikan tanda centang √ pada kolom atau tempat yang sesuai. Skala ini digunakan untuk mengukur adiksi terhadap online game dilihat dari indikator yang dialami dan ditunjukkan oleh siswa sebelum dan sesudah memperoleh tindakan treatment. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam tolak ukur Sugiyono 2010: 133. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian skala Likert. Keputusan ini diambil karena skala Likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono, 2010: 152. Skala Likert menurut Djaali Pudji M 2008: 28 ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. 79 Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan. Jawaban setiap item istrumen yag menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Skala Likert itu biasanya menggunakan pilihan 5 skala jawaban, akan tetapi kadang digunakan juga skala dengan tujuh atau Sembilan tingkat. Suatu studi empiris menemukan bahwa beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut ternyata sangat mirip. Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupu negatif terhadap suatu persyaratan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner Skala Likert, dari beberapa teori skala Likert ada kalanya “menghilangkan” tengah–tengah kutub setuju dan tidak setuju. Responden dipaksa untuk “masuk” ke “blok” setuju atau tidak setuju, hal ini dilakukan agar jawaban yang didapat tidak bias Wade 2006 : 22. Dalam Skala Likert responden diminta untuk menjawab suatu pernyataan dengan pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, Sangat Tidak Setuju STS. Disini Peneliti memberikan 4 pilihan jawaban yaitu Selalu SL, Sering SR, Jarang JR dan Tidak Pernah TP, hal ini bertujuan agar responden dapat berpendapat dan tidak bersikap netral. Skor untuk skala percaya diri yang positif secara berurutan adalah 4,3,2,1. Untuk skala percaya diri yang negatif masing-masing diberi skor 1,2,3,4. 80 2. Observasi Menurut Sutrisni dalam Sugiyono, 2010: 203 mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi dari segi instrumentasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur Sugiyono, 2010: 204. a. Observasi terstruktur Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. b. Observasi tidak terstruktur Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Observasi dilakukan untuk mengamati perilaku siswa sebagai tahapan dalam action research. Observasi dilakukan oleh observer, yaitu salah satu Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Sedayu dan juga dilakukan oleh peneliti sebagai praktikan selama proses tindakan. Dalam penelitian ini, observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur atau deskriptif. Melalui observasi yang dilakukan pada saat intervensi diharapkan dapat mengungkap sikap dan perilaku siswa, 81 proses kegiatan yang dilakukan, tingkat partisipasi, proses kegiatan serta kemampuan dan hasil yang diperoleh dari kegiatan. 3. Wawancara Mohammad Nazir 2005: 193 mengemukakan bahwa wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil tatap muka antara pewawancara dan responden dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 154, wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh peawancara untuk memperoleh informasi dari responden untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan setelah tindakan dilakukan. Wawancara ini ditujukan kepada siswa terkait dengan hambatan-hambatan yang dialami selama tindakan, hasil dari tindakan, perbedaan siswa sebelum dan setelah melakukan tindakan. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan wawancara bebas terpimpin, yaitu suatu cara pengumpulan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan dengan maksud mendapat gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. 82

G. Instrumen Penelitian