130
sangat antusias dalam memperhatikan siswa yang melakukan bermain peran.
Pada saat diminta untuk mengevaluasi hasil tugasnya, siswa merasakan nyaman dan mengungkapkannya karena guru bimbingan dan
konseling bisa menyakinkan siswa bahwa semua yang diceritakan aman akan kerahasiaannya. Guru bimbingan dan konseling merasakan perubahn
yang cukup besar pada diri siswa yaitu siswa menjadi lebih meningkat dalam berperilaku asertif.
3. Observasi dan Wawancara
Observasi dilakukan peneliti pada awal penelitian, selama tindakan berlangsung, dilaukan pada saat jam istirahat dan jam pelajaran. Selam
proses observasi peneliti memperhatikan subyek sebelum dan sesudah memberikan tindakan. Hasil observasi sebelum tindakan diberikan para
siswa terlihat sering bersama–sama saat istirahat atau pulang sekolah, siswa juga membolos bersama untuk bermain online game. Pada
pertemuan pertama siswa belum menunjukkan antusias yang tinggi dalam mengikuti proses tindakan yang diberikan, dikarenakan belum terjalin
hubungan yang baik antara peneliti dengan siswa, sehingga siswa belum merasa nyaman dan belum secara, maksimal dalam mengikuti proses
tindakan. Pada pertemuan kedua siswa kesulitan untuk menerangkan tingkah
laku yang spesifik pada situasi–situasi interpersonal yang dirasakan
131
mengakibatkan kekurangtegasan. Pada pertemuan ketiga ketika berlatih bersikap asertif, siswa mampu melakukan bermain peran dengan baik. Hal
tersebut ditandai dengan siswa yang pada siklus pertama masih membaca teks saat bermain peran, pada siklus kedua pertemuan ketiga siswa sudah
bisa bermain main perang tanpa membaca teks dan dapat berimprovisasi dlam bersikap asertif untuk menolak ajakan teman bermain online game.
Rata–rata siswa terlihat sudah tidak kesulitan lagi dalam menyampaikan maksud dari hasil diskusi kelompok. Siswa menunjukkan suatu perilaku
asertif dalam situasi sulit, dan mendapatkan umpan balik orang lain dalam kelompok.
Wawancara dilakukan setelah selesai pelatihan. Wawancara kepada siswa bahwa siswa yakin dengan kemampuan yang mereka miliki dalam
bersikap asertif, dan tidak selalu mengikuti aturan yang dibuat oleh kelompoknya untuk bermain online game. Disini siswa sudah mengalami
perubahan yaitu siswa lebih dapat bersikap asertif dalam pengaruh negatif dari kelompoknya yaitu bermain online game, dan siswa sudah tidak ada
yang membolos lagi. Siswa mampu memahami bahwa pengaruh negatif dari temannya untuk bermain online game akan berdampak pada
penyesalan. Dari hasil wawancara diatas bisa disimpulkan bahwa adanya
perubahan pada diri siswa, siswa menjadi yakin akan kemampuan yang dimiliki, dan dalam pelatihan asertif ini siswa mengungkapkan dan melatih
perilaku asertif yang awalnya dihindarinya, seperti menolak ajakan teman
132
untuk membolos secara halus untuk bermain online game tanpa menyinggung perasaan teman-temannya.
E. Pembuktian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Hipotesis tersebut harus dibuktikan kebenarannya agar dapat memperoleh
kesimpulan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “melalui pelatihan asertif untuk mengurangi adiksi online game pada siswa XI IPS 1 SMA Negeri 1
Sedayu”. Untuk mengetahui hipotesis dalam penelitian ini diterima dapat dilihat dari hasil observasi peneliti dan observer menunjukkan adanya
penurunan yang cukup signifikan pada rerata skor seperti tabel 9. Penurunan tersebut dari rerata 129,28 pra tindakan menjadi
116,28
pasca tindakan I dan
86,16
pasca tindakan II. Pada setiap tindakan divisualisasi berdasarkan individu yang terlihat pada Gambar 2. grafik dibawah ini.