73
E. Rancangan Tindakan 1. Pra Tindakan
Sebelum melakukan rancangan tindakan, terlebih dahulu peneliti melakukan beberapa langkah pra tindakan agar peneliti dapat mengetahui
kondisi awal peserta sebelum diberi tindakan. Adapun langkah pra tindakan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a Peneliti dan guru Bimbingan Konseling berdiskusi untuk mengetahui kondisi subyek yang akan diberi tindakan.
b Peneliti dan guru Bimbingan dan Konseling berdiskusi menyamakan pendapat atau persepsi terkait dengan tindakan yang akan diberikan
kepada siswa. c Peneliti dan guru Bimbingan dan Konseling berdiskusi mengenai
pelaksanaan tindakan menentukan subyek penelitian yang memenuhi kriteria.
d Pemberian pre test dengan sekala untuk mengetahui kemempuan asertif siswa sebelum diberi tindakan.
2. Rencana Tindakan
a Perencanaan Agar kegiatan tindakan bisa berjalan dengan lancar dan sesuai
dengan harapan, sebelumnya peneliti melakukan beberapa persiapan perencanaan terlebih dahulu. Adapun tahapan perencanaan yang
dilakukan sebagai berikut:
74
1 Menyusun dan
menyiapkan skala
adiksi online
game untuk
mengetahui gejala ataupun seberapa tinggi tingkatan adiksi siswa kelas XI IPS 1 di SMA 1 Sedayu, Bantul, Yogyakarta.
2 Memfokuskan indikator yang akan diberikan perhatian dengan
menetapkan jenis teknik pelatihan asertif yang akan diberikan kepada siswa SMA yang mengalami adiksi. Tahap ini dilakukan pada setiap
siklus sebelum
melaksanakan tindakan
yang berupa
layanan bimbingan kelompok.
3 Peneliti berkoordinasi dengan guru Bimbingan dan Konseling mengenai hal–hal yang berhubungan dengan tindakan–tindakan yang
akan dilakukan
dalam penelitian,,
yaitu dengan
melakukan pembentukan kelompok dala proses pelaksanaan tindakan.
4 Menyiapkan tempat, waktu dan peralatan yang diperlukan dalam proses pelaksanaan tindakan.
5 Menentukan kriteria keberhasilan setelak melakukan tindakan pada hasil penelitian.
b Tindakan Tidakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini melalui tiga
bagian pertemuan, yaitu: 1 Pada bagian pertama ini akan dibagi menjadi beberapa kegiatan.
Kegiatan yang pertama yaitu membantu siswa untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan kemampuan asertif. Setelah siswa
memahami tentang kemampuan asertif. Kegiatan selanjutnya siswa
75
mengisi skala adiksi yang telah disediakan yang mengacu dari aspek - aspek utama yang ada dalam adiksi itu sendiri. Setelah mengisi skala
adiksi, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang memiliki kesamaan pada tingkat kategori adiksi untuk bimbingan kelompok
serta mendiskusikan hasil dari apa yang telah mereka tuangkan pada skala adiksi.
2 Pada bagian kedua ini siswa menerima atau mengemukakan fakta- fakta mas alah yang akan
dihadapi dengan cara mempresetasikan hasil bimbingan kelompok yang dituangkan dalam poster atau cerita
yang mereka buat. Pada bagain ini seorang individu harus menerima bahwa
setiap orang
harus mampu
bersikap tegas
dan mengekspresikan pikiran, perasaan, keyakinan secara jujur.
3 Pada tahap ketiga siswa berlatih untuk bersikap asertif sendiri. Latihan bersikap tegas sendiri biasanya menggunakan refleksi atau
permainan peran jiwa dimana dalam situasi ini individu akan lebih bisa bersikap asertif, memusatkan pada perilaku nonverbal yang
penting dalam ketegasan. 4 Pada tahap keempat siswa ditempatkan dengan orang lain untuk
bermain peran pada situasi yang sulit. Tahap keempat menyediakan kesempatan untuk berlatih peran dan mendapatkan umpan balik
orang lain dalam kelompok. Pelatihan lebih lanjut mengizinkan siswa untuk lebih lanjut menunjukkan perubahan perilaku dan
membiasakan siswa untuk bersikap lebih tegas dan menerapkan
76
timbal balik. Menggandakan latihan juga membuat siswa semakin bertambah nyaman dan senang saat menjadi asertif.
5 Pada tahap kelima membawa perilaku asertif pada kondisi yang sebenarnya atau dalam kehidupan sehari-hari. Siswa membuat
kontrak perilaku untuk melaksanakan
perilaku asertif
yang sebelumnya
dihindari. Kegiatan selanjutnya, s i s w a menjelaskan pengalamannya, menilai usaha yang dilakukan, hubungkan dalam
latihan selanjutnya, dan membuat kontrak perilaku lain untuk keluar dari pengalaman asertif kelompok. Pada sesi selanjutnya adalah
mengevaluasi tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya dan juga mengevaluasi hasil kegiatan secara keseluruhan dari
pertemuan pertama. Dari hasil evaluasi ini akan diketahui penurunan adiksi online game yang terjadi pada siswa. Selain itu pada pertemuan
ini Guru BK menyebarkan skala adiksi untuk mengukur sejauh mana penurunan adiksi online game yang terjadi pada siswa.
c Observasi Pengamatan Observasi pelaksanaan tindakan didalam kelas dilakukan oleh
peneliti selama tindakan berlangsung dan setelah tindakan berakhir. Observasi siklus pertama dilakukan oleh peneliti dengan bantuan salah
satu guru Bimbingan Konseling. Peneliti melakukan observasi terhadap sikap dan perilaku siswa selama proses pelaksanaan tindakan
dan setelah proses pelaksanaan proses tindakan. Observasi ini memiliki dua fungsi, yaitu: untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan
77
tindakan dengan rencana tindakan, dan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan tindakan yang dilakukan dapat menghasilkan perubahan
sebagaimana yang diharapkan, yakni meurunnya tingkat adiksi onlie game pada siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Sedayu, Bantul,
Yogyakarta. d Refleksi
Dalam kegiatan refleksi ini dilakukan pengukuran adiksi pada siswa dengan menggunakan hasil dari analisis data skala post-test.
Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami proses dan mengetahui sejauh mana penurunan adiksi online game pada siswa setelah
mengikuti pelatihan asertif serta kendala yang terjadi selama proses tindakan berlangsung. Setelah itu peneliti malakukan evaluasi dengan
guru Bimbingan dan Konseling tentang pelaksaan tindakan yang
sudah dilakukan dan menilai keberhasilan tindakan. Keberhasilan tindakan diindikasikan dengan berkurangnya adiksi online game yang
tinggi pada siswa berdasarkan hasil post-test dalam proses pelaksanaan teknik pelatihan asertif.
F. Metode dan Teknik Pengumpulan Data