28
Menurut Chaplin dalam Kamus Psikologi, 2006: 11, perilaku adiksi adalah keadaan bergantung secara fisik pada suatu obat bius.
Pada umumnya kecanduan menambah toleransi terhadap suatu obat bius, ketergantungan fisik dan psikologis, dan menambah pula gejala-
gejala pengasingan diri dari masyarakat, apabila pemberian obat bius tadi dihentikan. Addiction level dapat didefinisikan sebagai tingkat
kompulsi yang tidak terkontrol untuk mengulangi satu bentuk tingkah laku tanpa memperdulikan konsekuensi-konsekuensi negatif yang ada
diri remaja.
Tingkatan adiksi
akan diukur
melalui intensitas
kemunculan simptom-simptom tingkah laku adiksi. Berdasarkan definisi perilaku adiksi para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa
perilaku adiksi
merupakan keadaan
ketergantungan secara fisik terhadap zat kimia dan ketergantungan untuk mengulangi satu bentuk tingkahlaku. Ketergantungan secara
fisik terhadap zat kimia seperti kecanduan terhadap alcohol dan narkotika, sedangkan ketergantungan untuk mengulangi satu bentuk
tingkah laku bisa berupa kecanduan bermain online game.
2. Karakteristik Perilaku Adiksi
Seseorang dikatakan adiksi apabila memenuhi minimal tiga dari enam kriteria yang diungkapkan oleh Brown Dwiastuti, 2005: 40.
Kriteria tingkah laku adiksi sebagai berikut:
29
a. Salience Salience menunjukan dominasi aktivitas bermain game
dalam pikiran dan tingkah laku. Disini seseorang dalam kehidupan sehari–harinya selalu memikirkan online game dan kemudian akan
menerapkan gerakan game pada aktivitas sehari–hari. Oleh sebab itu Salience dibagi menjadi dua yaitu:
1 Cognitive salience: dominasi aktivitas bermain game pada level pikiran.
2 Behavioral salience: dominasi aktivitas bermain game pada level tingkah laku.
b. Euphoria Euphoria
mendapatkan kesenangan
dalam aktivitas
bermain game. Hal ini dikarenakan banyaknya fitur–fitur yang disajikan dalam online game, sehinga individu mendapatkan
kesenangan yang tidak tergatikan pada saat bermain online game. c. Conflict
Conflict pertentangan yang muncul antara orang yang adiksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya external
conflict dan juga dengan dirinya sendiri internal conflict tentang tingkat dari tingkah laku yang berlebihan.
30
1 Interpersonal conflict eksternal: konflik yang terjadi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Maksud dari Interpersonal
conflict yaitu apabila individu merasa dikalahkan dalam game oleh teman disekitarnya baik itu dalam level game ataupun
pertarungan dalam game. 2 Intrapersonalconflict internal: konflik yang terjadi dalam
dirinya sendiri. Individu akan merasa kecewa kepada dirinya sendri apabila kalah ataupun tidak sukses dalam pencapaian
misi dalam game, saat itu Intrapersonalconflict akan terjadi. d. Tolerance
Tolerance aktivitas bermain online game mengalami
peningkatan secara progresif selama rentang periode untuk mendapatkan efek kepuasan. Tolerance berkembang sebagai
kebutuhan pada seseorang yang adiksi untuk meningkatkan ketergantungannya pada tingkah laku bermain online game untuk
mendapatkan pengalaman yang sama dibandingkan pada saat bagian awal adiksi.
e. Withdrawal Withdrawal perasaan tidak menyenangkan pada saat tidak
melakukan aktivitas bermain game. Situasi ini terjadi dikarenakan individu sudah teradiksi game, lebih tepatnya ketagihan dengan
31
fitur game yang disajikan. Sehinga akan membuat individu gelisah apabila tidak bermain game.
f. Relapse and reinstatement
Relapse and
Reinstatement kecenderungan
untuk melakukan pengulangan terhadap pola-pola awal tingkah laku
adiksi atau bahkan menjadi lebih parah walaupun setelah bertahun- tahun hilang dan dikontrol. Hal ini menunjukan kecenderungan
ketidakmampuan untuk berhenti secara utuh dari aktivitas bermain game
Berdasarkan karakteristik perilaku adiksi diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa seseorang
bisa dikatakan
adiksi apabila
menunjukkan tingkah laku salience, euphoria dan conflict. Sebagai tambahannya adalah
tolerance, withdrawal dan relapse and reinstatemen, komponen-komponen ini merupakan komponen umum
dalam sebuah adiksi.
3. Perilaku Adiksi Online Game