Teknologi Pertanian Kerangka Teori

I.5.4. Teknologi Pertanian

Teknologi Tepat Guna TTG merupakan salah satu bentuk teknologi yang dipakai untuk meningkatkan produk dari usaha kecil menegah, seperti produk yang bersifat kerakyatan. Bermacam-macam mekanisme difusi telah diterapkan oleh penghasil teknologi kepada masyarakat, tetapi tingkat keberhasilannya masih rendah, sehingga masih banyak Teknologi Tepat Guna TTG yang dihasilkan tidak dipakai oleh masyarakat alias mubazir. Menyadari hal tersebut di atas, maka tidak berlebihan apabila proses keputusan mendifusikan TTG bagi masyarakat mendapat ruang kajian yang khusus, sehingga dapat dihindari kemubaziran teknologi tersebut. Pertanian merupakan sektor yang menunjukkan keberhasilan dalam proses difusi teknologi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya teknologi pertanian yang digunakan oleh masyrakat. TTG merupakan salah satu bentuk teknologi yang dipakai untuk meningkatkan produk dari usaha kecil dan menengah, bahkan produk yang bersifat kerakyatan. TTG pada bidang pertanian adalah salah satu contoh dari jenis TTG tersebut, sehingga sudah selayaknya untuk dikembangkan. Hal ini mengingatkan sektor pertanian masih menduduki tempat strategis untuk mengimbangi kebutuhan pangan yang terus meningkat. Terlebih hampir seluruh masyarakat Indonesia menggunakan beras sebagai makanan pokok. Lembaga yang dinilai telah berhasil melakukan proses difusi teknologi tepat guna bidang pertanian tersebut antara lain adalah instansi pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian dan instansi non- pemerintah, baik industri maupun LSM. Keberhasilan difusi teknologi pertanian di masyarakat, tidak terlepas dari menisme difusi yang digunakan lembaga pelaku difusi dalam mentransformasikan inovasinya. www.iptek.net.id Universitas Sumatera Utara Sudah menjadi ketetapan masyarakat dan bangsa Indonesia bahwa, untuk terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur, diperlukan suatu struktur ekonomi yang seimbang di mana terdapat kemampuan dan kekuatan industri yang maju yang didukung oleh kemampuan dan kekuatan pertanian yang tangguh. Pertanian yang tangguh, merupakan system yang selalu dapat meningkatkan daya produksinya di bawah pengaruh lingkungan biofisik tertentu, sehingga dapat membatasi ketergantungannya yang berlebihan pada pasokan energi komersial. Oleh sebab itu, pertanian yang tangguh harus mampu menerapkan teknologi yang berwawasan tempat dan waktu, dengan keharusan dapat memanfaatkan secara efektif sumber-sumber energi dan bahan-bahan alamiah seperti sinar matahari, air hujan langsung, dan mineral-mineral tanah. Dengan kata lain, pertanian tangguh tidak lagi merupakan usaha sederhana yang dapat dilkasanakan semata-mata dengan cara-cara tradisional atau teknologi konvesional yang statis sebagai ciri dari pertanian subsistem, tetapi harus berubah menjadi pertanian komersial yang bertumpu pada daya cipta dan pembaharuan yang tergabung di dalam masyarakat industri. Pertanian canggih ialah system pertanian yang bercorak industri dalam hal pengelolaannya, bersifat dinamik dengan memanfaatkan kemajuan menyeluruh dari ilmu dan teknologi, dan membentuk hubungan yang saling bergantung dengan industri. Oleh sebab itu, salah satu pertanian canggih ialah pertanian yang menggunakan teknologi canggih, yaitu teknologi produktif inovatif yang berwawasan tempat dan waktu sesuai dengan perkembangannya. Teknologi canggih pada hakikatnya adalah teknologi yang selalu berkembang, yaitu teknologi yang selalu dapat : 1. Mempertinggi produktifitasnya 2. Memperendah biaya produksinya Universitas Sumatera Utara 3. Mengurangi atau meniadakan kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh berbagai gangguan alam fisik maupun biologis 4. Menyesuaikan diri dengan keadaan tenaga kerja 5. Meringankan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya sukar di laksanakan Mardikanto, 1994: 127.

I.5.5. Divusi Inovasi

Dokumen yang terkait

Kehidupan Petani Padi Sawah Tadah Hujan di Desa Tanjung Leidong (1970-200)

2 69 90

Sikap Petani Terhadap Berbagai Media Penyuluhan Pertanian (Studi Kasus : Desa Tanjung Rejo, Kec. Perçut Sei Tuan Kab. Deli Serdang)

2 49 89

Sikap Petani Terhadap Materi Dan Media Penyuluhan Pertanian.

37 232 66

Evaluasi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian Sl Ptt (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama Terpadu (Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 67 67

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Nilam Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani (Kasus: Desa Tanjung Meriah Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 80 91

Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalibil Khairiyah Di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat (1912-1944)

0 31 74

PENGARUH PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP SIKAP PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN (Studi pada Petani di Desa Poncowarno Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah)

4 25 113

Persepsi dan Pemilihan Petani terhadap Saluran Komunikasi Penyuluhan Mengenai Informasi Pengelolaan Usahatani Padi (Kasus Petani Kabupaten Serang)

0 12 298

Strategi Kebijakan Terkait Pengembangan Informatika Pertanian di Indonesia: e-Petani dan Cyber Extension, Mendekatkan Teknologi dan Informasi Pertanian Kepada Petani

0 0 9

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) SKRIPSI MELFRIANTI ROMAULI 080309006 PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

0 1 13