Identitas Responden Komunikasi Penyuluhan

5. Tabulasi Data Dalam tahap ini, data dari lembar Folrton Cobol FC dimasukkan ke dalam tabel tunggal dan tabel silang. Penyebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, presentase dan selanjutnya dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS 15.0

IV.3. Analisis Tabel Tunggal

Data yang disajikan dan dibahas dalam tabel tunggal terdiri dari identitas responden, komunikasi penyuluhan, dan tingkat penerimaan informasi teknologi pertanian. Tabel dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS 15.0

IV.3.1. Identitas Responden

Karateristik responden diperlukan untuk mengetahui latarbelakang responden yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Karateristik responden yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari usia, pendidikan terkahir dan jenis kelamin, mengetahui komunikasi penyuluhan di kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat. Tabel 4.1 Usia responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 17 - 27 tahun 24 24.5 11124.5 24.5 28 - 38 tahun 25 25.5 25.5 50.0 39 - 49 tahun 37 37.8 37.8 87.8 50 tahun 12 12.2 12.2 100.0 Total 98 100.0 100.0 Universitas Sumatera Utara Sumber: P.1.FC.3 Tabel 4.1 menunjukkan usia petani di kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat. Dalam Penelitian ini 37,8 responden berusia 39-49 tahun dan responden yang berusia 28-38 sebanyak 25,5 25 orang, 24 orang berusia 17-27 tahun, dan 12,2 12 orang berusia ≥ 50 tahun. Ini menunjukkan hanya sebagian responden yang berusia 50 tahun ke atas yang mengikuti komunikasi penyuluhan. Tabel 4.2 Pendidikan terakhir responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid SLTP 72 73.5 73.5 73.5 SLTASMUSederajat 26 26.5 26.5 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.2.FC.4 Tabel 4.2. menunjukkan pendidikan terakhir responden di kecamatan tanjung Pura kabupaten Langkat. Dalam penelitian ini 73.5 72 orang pendidikan terakhir renponden, yaitu SLTP dan responden yang pendidikan terakhirnya SLTASMUSederajat, yaitu 26,5 26 orang. Tabel 4.3 Jenis Kelamin responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Pria 92 93.9 93.9 93.9 Wanita 6 6.1 6.1 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.3.FC.5 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 menunjukkan jenis kelamin petani di kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat. Untuk responden pria sebanyak 92 orang 93,9 dan untuk responden wanita sebanyak 6,1 6 orang. Dengan demikian data menunjukkan bahwa jenis kelamin pria lebih banyak di bandingkan wanita yang mengikuti komunikasi penyuluhan.

IV.3.2. Komunikasi Penyuluhan

Tabel 4.4 Frekuensi Komunikasi Penyuluhan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1 kali dalam sebulan 20 20.4 20.4 20.4 2 kali dalam sebulan 62 63.3 63.3 83.7 3 kali dalam sebulan 16 16.3 16.3 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.4.FC.6 Berdasarkan tabel di atas komunikasi penyuluhan yang dilakukan 2 kali dalam sebulan sebanyak 62 orang 63,3 yang lebih sering mengikutinya, 1 kali dalam sebulan hanya 20 orang 20,4 yang mengikuti komunikasi penyuluhan tersebut, dan 3 kali dalam sebulan hanya 16 orang 16,3 yang mengikuti komunikasi penyuluhan. Aktivitas komunikasi penyuluhan yang terjadi di kalangan petani yang biasanya sering dilakukan guna bertukarnya informasi untuk mensejahterakan kehidupan petani. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Lama waktu pertemuan berkomunikasi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 30 menit 39 39.8 39.8 39.8 60 menit 41 41.8 41.8 81.6 90 menit 18 18.4 18.4 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.5.FC.7 Lamanya waktu pertemuan berkomunikasi merupakan sesuatu yang harus di perhatikan agar audience tidak bosan dengan informasi yang disampaikan. Dalam hal ini Petugas Penyuluh Lapangan PPL yang mengetahui tentang kemauan audience. PPL harus menguasai pesan apa yang akan disampaikan kepada petani yang mengikuti komunikasi penyuluhan. Tabel di atas menunjukkan bahwa 41,8 responden mengaku sering mengikuti komunikasi penyluhan dengan waktu 60 menit lamanya, untuk responden yang mengikuti komunikasi penyuluhan dengan waktu 30 menit sebanyak 39,8 , dan untuk waktu 90 menit sebanyak 18, 4 18 orang yang mengikuti komunikasi penyuluhan. Dengan demikian waktu yang efektif untuk berkomunikasi adalah 60 menit. Tabel 4.6 Frekuensi mengikuti Komunikasi Penyuluhan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Jarang 19 19.4 19.4 19.4 Sering 79 80.6 80.6 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.6.FC.8 Universitas Sumatera Utara Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang sering mengikuti kegiatan komunikasi sebanyak 80,6 79 orang dan responden yang jarang mengikuti kegiatan komunikasi sebanyak 19 orang 19,4 . Dengan demikian mayoritas petani aktif mengikuti kegiatan komunikasi tersebut. Tidak ada petani yang tidak pernah mengikuti kegiatan komunikasi yang dilaksanakan oleh PPL. Tabel 4.7 Mengetahui tujuan komunikasi penyuluhan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kurang tahu 31 31.6 31.6 31.6 Tahu 67 68.4 68.4 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.7.FC.9 Petugas Penyuluh Lapangan PPL melakukan kegiatan komunikasi harus ada tujuan dan maksud yang bisa dimengerti oleh petani. Kalau petani tidak tahu tujuan dan maksud dari kegiatan komunikasi tersebut maka kegiatan komuniksi itu akan berjalan dengan sia-sia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 68,4 responden yang mengetahui tujuan dari komunikasi penyuluhan tersebut, sedangkan responden yang kurang tahu tujuan dari komunikasi penyuluhan tersebut sebanyak 31,6 31 orang. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Pengaruh pesan yang disampaikan dalam komunikasi penyuluhan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak berpengaruh 3 3.1 3.1 3.1 Kurang besar 17 17.3 17.3 20.4 Berepengaruh 78 79.6 79.6 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.8.FC.10 Pesan merupakan hal yang paling penting untuk melakukan kegiatan komunikasi. Pesan yang disampaikan harus jelas dan mudah dimengerti, untuk menyampaikan pesan seoarang komunikator harus memperhatikan terlebih dahulu latar belakang khalayak sasaran yang akan di beri informasi. Data tabel di atas responden yang menyatakan pesan yang disamapaikan berpengaruh sejumlah 79,6 78 orang, 17 orang mengatakan pesan yang disampaikan kurang berpengaruh, dan 3,1, 3 orang menyatakan pesan yang disampaikan tidak berpengaruh. Tabel 4.9 Kesan dalam mengikuti komunikasi penyuluhan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kurang berkesan 11 11.2 11.2 11.2 Berkesan 87 88.8 88.8 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.9.FC.11 Universitas Sumatera Utara Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang merasa berkesan saat melakukan kegiatan komunikasi sebanyak 88,8 87 orang, responden yang merasa kurang berkesan dalm melakukan kegiatan komunikasi sebanyak 11,2 11 orang. Tabel 4.10 Pesan yang disampaikan oleh penyuluh Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kurang jelas 10 10.2 10.2 10.2 Jelas 88 89.8 89.8 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.10.FC.12 Tabel di atas menunjukkan bahwa 89,8 menerima pesan dengan jelas yang disampaikan oleh penyuluh. Responden mendengarkan pesan yang disampaikan dengan serius karena ia menbutuhkan informasi tersebut guna penambahan kebutuhan informasi. Dan sebanyak 10,2 10 orang responden merasa pesan yang disampaikan dari penyuluh kurang jelas. Bagi responden ini tidak perlu serius untuk mendengarkan informasi yang disampaikan karena bagi mereka informasi ini hanyalah sepintas lalu, dan merasa kurang tertarik dengan pesan yang disampaikan. Tabel 4.11 Pesan yang tepat yang disampaikan oleh penyuluh Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak tepat 5 5.1 5.1 5.1 Kurang tepat 13 13.3 13.3 18.4 Tepat 80 81.6 81.6 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.11.FC.13 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa 81,6 responden menyatakan pesan yang disampaikan kepada khalayak oleh penyuluh tepat. Dengan demikian penyuluh sudah berhasil memilih materi yang akan diinformasikan kepada khalayak. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses komunikasi, komunikastor dan komunikan yang menerima pesan memiliki peranannya masing-masing dalam berkomunikasi. Sebanyak 5 orang responden yang menyatakan pesan yang disampaikan tidak tepat.Hal ini bisa saja terjadi jika komunikator mendominasi proses komunikasi, komunikan tidak diberikan kesempatan untuk memberikanmenyampaikan pendapatnya. Tabel 4.12 Sering mendapat informasi mengenai komunikasi penyuluhan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Televisi 38 38.8 38.8 38.8 Radio 6 6.1 6.1 44.9 Surat kabar, majalah 22 22.4 22.4 67.3 Dan lain-lain 32 32.7 32.7 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.12.FC.14 Seseorang yang ingin mendatkan informasi bisa dilakukan dengan beberapa cara. Banyak sumber yang bisa dipercaya untuk mendapatkan informasi dengan jelas. Seseorang memiliki kecenderungan untuk berinteraksi dan berkomunikasi lebih detail dalam satu komunitas yang lainnya Aktivitas berkomunikasi yang paling dekat dengan mereka. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan 38,8 responden mendapatkan informasi mengenai komunikasi penyuluhan bersumber dari televisi, sebanyak 32,7 responden mendapatkan informasi dari lain-lain seperti Petugas Penyuluh Lapangan PPL. Dan sisanya sekitar 28,5 mendapatkan informasi dari radio dan surat kabar, majalah. Dari hasil penelitian dapat kita lihat bahwa di kalangan petani referensi dari televisi merupakan faktor yang penting. Pengenalan atas suatu kegiatan komunikasi penyuluhan di kalangan petani di pengaruhi oleh referensi dari televisi. Televisi di anggap sebagai sumber yang paling tepat untuk mendapatkan informasi. Tabel 4.13 Informasi komunikasi penyuluhan yang didapat dari televisi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak pernah 1 1.0 1.0 1.0 Jarang 39 39.8 39.8 40.8 Sering 58 59.2 59.2 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.13.1.FC.15 Informasi merupakan sesuatu yang penting. Kebutuhan akan informasi akan terus bertambah. Hal ini terjadi pada kebutuhan informasi akan suatu kegiatan komunikasi penyuluhan. Untu mengenal suatu inovasi baru pasti memerlukan informasi yang banyak, informasi bisa kita peroleh lewat media massa ataupun media cetak. Kelompok acuan merupakan tempat kita mencari informasi yang kita butuhkan. Tabel di atas menunjukkan bahwa 59,2 responden mengaku sering mendapatkan informasi mengenai komunikasi penyuluhan dari televisi. Hal ini terjadi karena responden sering menonton televisi guna mendapatkan informasi yang mereka Universitas Sumatera Utara butuhkan. Sebanyak 39 orang responden mengaku jarang mendapatkan informasi menegenai komunikasi penyuluhan dari televisi, dan 1,0 1 orang responden yang mengaku tidak pernah mendapat informasi mengenai komunikasi penyuluhan dari televisi. Tabel 4.14 Informasi komunikasi penyuluhan yang didapat dari Radio Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak pernah 8 8.2 8.2 8.2 Jarang 76 77.6 77.6 85.7 Sering 14 14.3 14.3 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.13.2.FC.16 Kepercayaan responden kepada sumber akan informasi sangat berbeda-beda. Banyak cara mereka untuk mendapatkan informasi. Dari tabel 4.14 di atas sebanyak 76 orang yang mengaku jarang mendapatkan informasi dari radio, sebanyak 14 orang yang mengaku sering mendapatkan informasi dari radio, dan sebanyak 8 orang responden mengaku tidak pernah mendapatkan informasi dari radio. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Informasi komunikasi penyuluhan yang di dapat dari surat kabar Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak pernah 10 10.2 10.2 10.2 Jarang 64 65.3 65.3 75.5 Sering 24 24.5 24.5 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.13.3.FC.17 Dari hasil penelitian kepercayaan responden untuk medapatkan informasi dari surat kabat bisa dilihat dari tabel di atas. Bahwa 65,3 responden mengaku jarang mendapatkan informasi dari surat kabar, sebanyak 24,5 responden mengaku sering mendapatkan informasi dari surat kabar mengenai komunikasi penyuluhan, dan 10,2 responden mengaku tidak pernah mendaptkan informasi dari surat kabar. Dengan demikian hampir setengah dari jumlah responden sering mendapatkan informasi dari surat kabar, hal ini disebabkan bahwa bukan surat kabarlah yang diminati responden untuk mendapatkan informasi. Bagi responden ini informasi yang ada dalam surat kabar tidak menarik responden untuk membacanya. Tabel 4.16 Informasi yang didapat dan lain-lain Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak pernah 17 17.3 17.3 17.3 Jarang 26 26.5 26.5 43.9 Sering 55 56.1 56.1 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.13.4.FC.18 Universitas Sumatera Utara Selain televisi, surat kabar, dan radio responden bisa mendapatkan informansi dan lain-lain seperti Petugas Penyuluhan Lapangan PPL. PPL berperan penting dalm memberikan informasi mengenai komunikasi penyuluhan. PPL lebih menguasai pesan apa yang akan disampaikan oleh responden. Berdasarkan tabel di atas bahwa 56,1 responden menyatakan sering mendapatkan informasi dari PPL, sebanyak 26,5 menyatakan jarang mendapatkan informasi dari PPL, dan 17,3 17 orang responden meyatakan tidak pernah mendapatkan informasi dari PPL. Tabel 4.17 Berkomunikasi di pagi hari Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Jarang 25 25.5 25.5 25.5 Sering 73 74.5 74.5 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.14.A.1FC.19 Untuk memulai kegiatan yang lebih nyaman dilakukan di pagi hari, seperti kegiatan komunikasi penyuluhan yang sering dilakukan oleh PPL di kalangan petani di kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat. Berdasarkan tabel 4.17 di atas bahwa 74,5 responden menyatakan sering mengikuti komunikasi penyuluhan di pagi hari, sedangkan responden yang jarang mengikuti kegiatan komunikasi penyuluhan yaitu 25,5 . Universitas Sumatera Utara Tabel 4.18 Waktu berkomunikasi di siang hari Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Jarang 35 35.7 35.7 35.7 Sering 63 64.3 64.3 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.14.A.2.FC.20 Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63,4 responden mengaku sering mengikuti kegiatan komunikasi di siang hari, dan 35,7 responden mengaku jarang mengikuti kegiatan komunikasi di siang hari. Tabel 4.19 Waktu berkomunikasi di sore hari Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak pernah 19 19.4 19.4 19.4 Jarang 36 36.7 36.7 56.1 Sering 43 43.9 43.9 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.14.A.3.FC.21 Dari tabel 4.19 di atas, 43,9 responden menyatakan sering untuk megikuti komunikasi di sore hari, sebanyak 36,7 respoonden menyatakan jarang untuk mengikuti komunikasi penyuluhan. Dan 19,4 responden menyatakan tidak pernah mengikuti komunikasi penyuluhan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.20 Berkomunikasi di lapangan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Jarang 28 28.6 28.6 28.6 Sering 70 71.4 71.4 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.14.B.1.FC.22 Kegiatan komunikasi bisa dilakukan dimana saja, sesuai dengan pesan yang disampaikan dan ketertarikan responden dalam melakukan kegiatan komunikasi. Responden ini sebagian besar pekerjaannya adalah petani. Tidak menutup kemungkinan untuk melakukan komuniksi di Lapangan untuk sekalian praktek langsung. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 71,4 responden sering melakukan kegiatan komunikasi di lapangan. Dengan demikian responden tertarik dengan pesan yang disampaikan sehingga tidak menutup kemungkinan melakukan komunikasi di lapangan. Sebanyak 28,6 responden jarang melakukan kegiatan komunikasi di lapangan. Tabel 4.21 Berkomunikasi di dalam ruangan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Jarang 26 26.5 26.5 26.5 Sering 72 73.5 73.5 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.14.B.2.FC.23 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas, bahwa 73,5 72 orang responden menyatakan sering melakukan komunikasi di dalam ruangan, sedangkan 26 orang responden menyatakan jarang melakukan komunikasi di dalam ruangan. Agar komunikasi berjalan dengan efektif layaknya dilakukan di dalam ruangan. Agar PPL lebih konsentrasi untuk menyampaikan materi yang akan dibahas, dan responden lebih fokus untuk mendengarkan informasikan yang disampaikan. Tabel 4.22 Berkomunikasi dilakukan pada saat bekerja Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak pernah 17 17.3 17.3 17.3 Jarang 37 37.8 37.8 55.1 Sering 44 44.9 44.9 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.14.B.3.FC.24 Berdasarkan tabel 4.22 di atas, bahwa 44,9 responden mengaku sering melakukan komunikasi pada saat bekerja, sebanyak 37,8 responden mengaku jarang melakukan kegiatan komunikasi pada saat bekerja. Sisanya 17,3 responden mengaku tidak pernah melakukan kegiatan komunikasi pada saat bekerja. Universitas Sumatera Utara IV.Tingkat Penerimaan Petani Terhadap Informasi Teknologi Pertanian Tabel 4.23 Informasi tentang Teknologi Pertanian Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak tahu 5 5.1 5.1 5.1 Kurang tahu 19 19.4 19.4 24.5 Tahu 74 75.5 75.5 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.15.FC.25 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 75,5 responden menyatakan tahu akan informasi mengenai teknologi pertanian, dan adapula responden yang mengaku kurang tahu informasi mengenai teknologi pertanian yaitu sebanyak 19,4 . Sebanyak 5,1 responden yang mengaku tidak tahu sama sekali infoemasi mengenai teknologi pertanian. Dengan demikian hampir jumlah setengah dari responden mengetahui adanya informasi mengenai teknologi pertanian. Karena mereka sangat menbutuhkan informasi tersebut guna mensejahterakan kehidupan mereka. Tabel 4.24 Informasi Teknologi Pertanian yang disampaikan lewat komunikasi penyuluhan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kurang mengerti 12 12.2 12.2 12.2 Mengerti 86 87.8 87.8 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.16.FC.26 Universitas Sumatera Utara Komunikasi adalah suatu proses dimana komunikator menyampaikan pesan,simbol-simbol ataupun lambang-lambang kepada komunikan dan pesan, symbol-simbol ataupun lambing-lambang tersebut dapat dimengerti oleh khalayak. Dalam hal ini komunikator harus menguasai apa yang akan disampaikan kepada komunikan. Semua itu butuh persiapan yang cukup matang agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti. Tabel 4.24 di atas menunjukkan bahwa 87,8 responden mengaku mengerti dengan pesan yang disampaikan oleh penyuluh, sisanya 12,2 responden mengaku kurang mengerti pesan apa yang disampaikan oleh penyuluh. Tabel 4.25 Informasi yang cukup tentang teknologi pertanian Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak cukup 2 2.0 2.0 2.0 Kurang cukup 29 29.6 29.6 31.6 Cukup 67 68.4 68.4 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.17.FC.27 Tabel di atas menunjukkan bahwa 67 orang responden menyatakan cukup akan informasi yang disampaikan oleh penyuluh, sisanya 31,6 responden yang menyatakan kurang cukup dan tidak cukup akan informasi yang mereka butuhkan mengenai teknologi pertanian. Hal ini bisa saja terjadi, karena kebutuhan informasi setiap responden tidak sama. Masing-masing responden dapat menentukan kebutuhan mereka sendiri. Mereka juga sering tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.] Universitas Sumatera Utara Tabel 4.26 Suka dengan informasi yang disampaikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kurang suka 1 1.0 1.0 1.0 Suka 97 99.0 99.0 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.18.FC.28 Dalam setiap kegiatan penyuluhan Petugas Penyuluhan Lapangan PPL memberikan materi yang berbeda-beda, tergantung responden yang menerima informasi tersebut. Disukai atau tidak informasi tersebut, responden yang menentukan pilihannya. Dari hasil data di atas, sebanyak 99 responden suka akan informasi yang diberikan dan responden yang kurang suka akan informasi yang diberikan oleh Petugas Prnyuluh Lapangan PPL hanya 1,0 1 orang responden. Tabel 4.27 Tertarik dengan adanya teknologi pertnaian Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kurang menarik 6 6.1 6.1 6.1 Menarik 92 93.9 93.9 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.19.FC.29 Masuknya inovasi ke tengah suatu sistem sosial terutama karena terjadinya komunikasi antaranggota suatu masyarakat, ataupun antara suatu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Dengan demikian komunikasi merupakan factor yang penting untuk terjadinya suatu perubahan sosial. Melalui saluran-saluran komunikasilah terjadi pengenalan, pemahaman, penilaian, yang kelak akan menghasilkan penerimaan ataupun penolakan terhadap suatu inovasi. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.27 di atas, menyatakan bahwa 93,9 responden mengaku tertarik dengan adanya teknologi pertanian. Ada juga responden mengaku kurang tertarik dengan adanya teknologi pertanian sebnayak 6,1 . Tabel 4.28 Perkenalan teknologi pertanian Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kurang menerima 5 5.1 5.1 5.1 Menerima 93 94.9 94.9 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.20.FC.30 Sekalipun masyarakat barangkali ada yang sudah terbiasa dengan masuknya hal-hal baru tersebut, namun sesungguhnya proses ini tidak sederhana yang diduga. Bahkan tidak jarang, proses tersebut menimbulkan pro dan kontra di tengah-tengah suatu masyarakat. Pro dan Kontra tersebut tercermin dalam berbagai sikap dan tanggapan dari anggota masyarakat yang bersangkutan, ketika proses yang dimaksud berlangsung di tengah-tengah mereka. Karena itu proses masuk dan diterima atau ditolaknya inovasi merupakan bidang kajian yang cukup luas pula permasalahannya. Berdasarkan table di atas menunjukkan bahwa 94,9 responden menerima dengan adanya teknologi pertanian yang diperkenalkan oleh penyuluh, dan 5,1 responden mengaku kurang menerima dengan adanya teknologi pertanian yang baru. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.29 Teknologi pertanian yang canggih Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak menolak 90 91.8 91.8 91.8 Kurang menolak 6 6.1 6.1 98.0 Menolak 2 2.0 2.0 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.21.FC.31 Pengertian barunya suatu inovasi tidak mesti sebagai pengetahuan baru pula. Sebab jika suatu inovasi telah diketahui oleh seseorang untuk jangka waktu tertentu I sadar akan hal tersebut, namun individu itu belum memutuskan sikap apakah menyukainya atau tidak, menerima tau menolak. Maka baginya hal itu tetap suatu inovasi. Jadi, kebaruan inovasi tercermin dari pengetahuan sikap, ataupun putusan terhadap inovasi yang bersangkutan. Dengan begitu, bisa saja sesuatu yang disebut sebagai inovasi bagi suatu masyarakat, namun tidak lagi dirasakan sebagai hal yang baru oleh orang atau masyarakat yang lainnya. Dari hasil penelitian di atas bahwa menunjukkan 91,8 responden menyatakan tidak menolak dengan adanya teknologi pertanian yang canggih, malah bisa lebih memudahkan mereka untuk bercocok tanam. Sisanya 8,1 responden mengaku kurang menolak dan menolak dengan adanya teknologi pertanian yang baru. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.30 Sikap yang muncul terhadap teknologi pertanian Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kurang mendukung 9 9.2 9.2 9.2 Mendukung 89 90.8 90.8 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.22.FC.32 Suatu inovasi biasanya terdiri dari dua komponen, yakni komponen ide dan komponen objek aspek material atau produk fisik dari ide tadi. Setiap inovasi memiliki komponen ide, namun banyak juga yang tidak mempunyai rujukan fisik. Penerimaan terhadap suatu inovasi yang memiliki kedua komponen tersebut memerlukan adopsi yang berupa tindakan action. Sedang untuk inovasi yang hanya mempunyai komponen ide, penerimaannya pada hakikatnya lebih merupakan putusan simbolik. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 90,8 responden menyatakan mendukung dengan adanya teknologi pertanian, ada juga responden yang kurang mendukung munculnya teknologi pertanian yang baru sebanyak 9,2 . Tabel 4.31 Puas menggunakan teknologi pertanian yang diperkenalkan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kurang puas 13 13.3 13.3 13.3 Puas 85 86.7 86.7 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.23.FC.33 Universitas Sumatera Utara Dari table 4.31 di atas, bahwa 86,7 responden mengaku merasa puas dengan menggunakan teknologi pertanian tersebut, dan sebanyak 13,3 responden mengaku tidak puas dengan menggunakan teknologi pertanian. Karena itu pula kegiatan penyuluhan, pada umumnya merupakan kegiatan peneyebarluasan hal-hal baru, teknik-teknik baru, dan cara-cara baru dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Kegiatan inilah yang disebut difusi inovasi atau penyebarluasan inovasi. Tabel 4.32 Sudah menggunakan teknologi pertanian Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak pasti 1 1.0 1.0 1.0 Kurang pasti 30 30.6 30.6 31.6 Pasti 67 68.4 68.4 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.24.FC.34 Penerimaan terhadap sesuatu inovasi oleh suatu masyarakat tidaklah terjadi secara serempak. Ada yang memang sudah menati datangnya inovasi karena sadar akan kebutuhannya, ada yang melihat dulu sekelilingnya, ada yang baru menerima setelah yakin benar akan keuntungan-keuntungan yang kelak diperoleh dengan penerimaan itu, dan ada pula yang tetap bertahan untuk tidak mau menerima. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 68,4 responden menyatakan pasti sudah menggunakan teknologi pertanian tersebut, sebanyak 30,6 responden menyatakan kurang pasti untuk menggunakan teknologi pertanian tersebut, dan 1,0 responden mengaku tidak pasti dengan teknologi pertanian tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.33 Diskusikan kepada keluarga untuk menggunakan teknologi pertanian tersebut Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak perlu 1 1.0 1.0 1.0 Kurang perlu 9 9.2 9.2 10.2 Perlu 88 89.8 89.8 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: P.25.FC.35 Untuk mengambil keputusan terhadap inovasi baru perlu untuk didskusikan kepada orang-orang terdekat terkhususnya adalah keluarga. Agar tidak mengalami kekecewaan dan akan mengalami kepuasan bersama-sama. Berdasarkan table di atas 89,8 responden mengaku perlu untuk mendiskusikan kepada keluarga untuk menggunakan teknologi pertanian tersebut, sisanya 10,2 responden mengaku kurang perlu dan tidak perlu untuk mendiskusikan kepada keluarga untuk menggunakan teknologi pertanian tersebut.

IV.4. Analisis Tabel Silang

Dokumen yang terkait

Kehidupan Petani Padi Sawah Tadah Hujan di Desa Tanjung Leidong (1970-200)

2 69 90

Sikap Petani Terhadap Berbagai Media Penyuluhan Pertanian (Studi Kasus : Desa Tanjung Rejo, Kec. Perçut Sei Tuan Kab. Deli Serdang)

2 49 89

Sikap Petani Terhadap Materi Dan Media Penyuluhan Pertanian.

37 232 66

Evaluasi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian Sl Ptt (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama Terpadu (Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 67 67

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Nilam Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani (Kasus: Desa Tanjung Meriah Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 80 91

Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalibil Khairiyah Di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat (1912-1944)

0 31 74

PENGARUH PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP SIKAP PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN (Studi pada Petani di Desa Poncowarno Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah)

4 25 113

Persepsi dan Pemilihan Petani terhadap Saluran Komunikasi Penyuluhan Mengenai Informasi Pengelolaan Usahatani Padi (Kasus Petani Kabupaten Serang)

0 12 298

Strategi Kebijakan Terkait Pengembangan Informatika Pertanian di Indonesia: e-Petani dan Cyber Extension, Mendekatkan Teknologi dan Informasi Pertanian Kepada Petani

0 0 9

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) SKRIPSI MELFRIANTI ROMAULI 080309006 PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

0 1 13