Teori-teori Persuasi Komunikasi Persuasi 1. Pengertian Komunikasi Persuasi

Persuasi adalah proses komunikasi yang kompleks ketika individu atau kelompok mengungkapkan pesan sengaja atau tidak sengaja melalui cara verbal dan nonverbal untuk memeperoleh respons tertentu dari individu atau kelompok lain. 2. Winston Bremberk dan William Howell Mendefenisiskan persussi sebagai usaha sadar untuk mengubah pikiran dan tindakan dengan memanipulasikan motif-motif orang ke arah tujuan yang sudah ditetapkan.

II.7.2. Teori-teori Persuasi

1. Teori Belajar Persuasi Persuasi bila dipandang sebuah cara belajar. Seperti tikus dalam sebuah laboratorium yang bisa belajar mendekati sebagian stimulus dan menampikan stimulus lainnya, maka manusia bisa belajar bahwa kaum Nasionalis Cina adalah “baik”. Sementara kaum Komunis Cina “busuk”. Dan seperti tikus bisa mengubah perilakunya sebagai akibat “pesan-pesan” para pembuat eksperimen, manusia pun bisa mengubah respon yang berkaitan dengan sikapnya terhadap dua orang cina berdasarkan komunikasi persuasif. Teori-teori belajar persuasi sejajar dengan model S-R Stimulus- Responseyang memandang manusia sebagai suatu entitas pasif dari model S-O-R Stimulus-Organisme-Response yang memandang belajar persuasif sebagai suatu gabungan produk pesan yang diterima individu yang bertindak berdasarkan pesan- pesan tersebut agar menghasilkan akibat-akibat persuasif Irianta, 1994 : 14-15. Universitas Sumatera Utara 2. Teori Persepsi Persuasi Bila teori S-R memusatkan pada input dan output eksternal, maka teori persepsi secara khusus mengkaji dunia pengamalan batin, cara suatu dunia memandang individu yang sedang menerima dunia tersebut. Sikap bukan sekadar respon perilaku seperti “gambaran di kepala kita” picture in our heads, menilai kerangka pengalaman kita dengan predisposisi kita ke arah respon perilaku. Persuasi di pandang sebagai sebuah proses untuk menyususn kembali kategori-kategori perseptual berdasarkan isyarat-isyarat yang sudah terhimpun dari lingkungan dan nilai serta kebutuhan internalnya. Jauh dari gambaran sugesti kewibawaan sebagai proses pelaziman yang berlangsung dengan sendirinya para ahli teori persepsi seperti Solomon Asch 1952, meyakini bahwa keterhubungan antara sumber kewibawaan dengan kedudukan mereka sebelumnya tidaklah bersifat persuasif, selain itu, mereka yang telah menyampaikan pesan memiliki pengaruh yang justru bersifat persuasif karena mereka menarik pendengar untuk merestrukturkan atau menysusn kembali persepsi mereka pada objek sikapnya Irianta, 1994 : 17. 3. Teori Fungsional Persuasi Ada sejumlah teori fungsional Kelman, 1961; Smith, Bruner dan White, 1956. Tetapi kita akan memusatkan pada suatu teori yang sudah dikembangkan oleh Daniel Katz 1960. Katz menempatkan posisi untuk mendamaikan kontroversi “rasionalitas-irasional” yang terjadi antara para ahli teori belajar dan teoritis persepsi. Seperti seorang pendeta Yahudi yang dihadapkan kepada suami yang marah dan dalam waktu yang bersamaan memebenci isteri, ia berpendapat bahwa keduanya boleh jadi benar, tetapi masing-masing harus memiliki syarat-syarat tertentu. Menurut Katz, strategi persuasi yang baik tidak dapat dikembangkan sampai sesorang Universitas Sumatera Utara mengetahui, apakah sikap tertentu yang dilakukan oleh seorang penerima pesan, membantu penyesuaian, pertahanan-ego, pengekspresian nilai, atau sebuah fungsi pengetahuan, misalnya, tidak akan dipersuasi oleh argumen yang menghubungkan adopsi dengan proposal yang sudah ada dengan imbauan bagi kepentingan dirinya Irianta, 1994: 21-22. 4. Teori Keseimbangan Persuasi Asumsi yang kita cari secara psikologis, konsisten dengan pandangan tentang dunia kita-pertama dinyatakan oleh para teoritis persepsi-berfungsi sebagai premis mayor untuk sejumlah teori “keseimbangan”, sebagian merujuk pada nama tersebut, yang lainnya mengacu dengan berbagai cara pada teori “kosistensi” atau teori “disonasi” Irianta, 1994: 23.

II.7.3. Proses Persuasi

Dokumen yang terkait

Kehidupan Petani Padi Sawah Tadah Hujan di Desa Tanjung Leidong (1970-200)

2 69 90

Sikap Petani Terhadap Berbagai Media Penyuluhan Pertanian (Studi Kasus : Desa Tanjung Rejo, Kec. Perçut Sei Tuan Kab. Deli Serdang)

2 49 89

Sikap Petani Terhadap Materi Dan Media Penyuluhan Pertanian.

37 232 66

Evaluasi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian Sl Ptt (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama Terpadu (Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 67 67

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Nilam Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani (Kasus: Desa Tanjung Meriah Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 80 91

Jamaiyah Mahmudiyah Li Thalibil Khairiyah Di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat (1912-1944)

0 31 74

PENGARUH PENYULUHAN PERTANIAN TERHADAP SIKAP PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN (Studi pada Petani di Desa Poncowarno Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah)

4 25 113

Persepsi dan Pemilihan Petani terhadap Saluran Komunikasi Penyuluhan Mengenai Informasi Pengelolaan Usahatani Padi (Kasus Petani Kabupaten Serang)

0 12 298

Strategi Kebijakan Terkait Pengembangan Informatika Pertanian di Indonesia: e-Petani dan Cyber Extension, Mendekatkan Teknologi dan Informasi Pertanian Kepada Petani

0 0 9

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) SKRIPSI MELFRIANTI ROMAULI 080309006 PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

0 1 13