langsung, dan mineral-mineral tanah. Dengan kata lain, pertanian tangguh tidak lagi merupakan usaha sederhana yang dapat dilkasanakan semata-mata dengan cara-cara
tradisional atau teknologi konvesional yang statis sebagai ciri dari pertanian subsistem, tetapi harus berubah menjadi pertanian komersial yang bertumpu pada
daya cipta dan pembaharuan yang tergabung di dalam masyarakat industri. Pertanian canggih ialah system pertanian yang bercorak industri dalam hal
pengelolaannya, bersifat dinamik dengan memanfaatkan kemajuan menyeluruh dari ilmu dan teknologi, dan membentuk hubungan yang saling bergantung dengan
industri. Oleh sebab itu, salah satu pertanian canggih ialah pertanian yang menggunakan teknologi canggih, yaitu teknologi produktif inovatif yang berwawasan
tempat dan waktu sesuai dengan perkembangannya. Teknologi canggih pada hakikatnya adalah teknologi yang selalu berkembang,
yaitu teknologi yang selalu dapat : 6.
Mempertinggi produktifitasnya 7.
Memperendah biaya produksinya 8.
Mengurangi atau meniadakan kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh berbagai gangguan alam fisik maupun biologis
9. Menyesuaikan diri dengan keadaan tenaga kerja
10. Meringankan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya sukar di laksanakan
Mardikanto, 1994: 127.
II.3.2. Jenis Teknologi Pertanian II.3.2.1. Teknologi Pengolahan Tanah
Teknologi Pengolahan tanah adalah teknik atau cara pengolahan tanah mulai dari memeprtsiapkan tanah yang akan digarap sampai tanah tersebut siap untuk
Universitas Sumatera Utara
ditanami. Yang dimaksud dengan mempersiapkan tanah ialah mengerjakan hal-hal seperti memperbaiki saluran air dalam persawahan irigasi, menebang pepohonan dan
semak belukar dalam perladangan dan lain sebagainya
I. Tujuan Pengolah Tanah
R.L. Sarman dalam bukunya yang berjudul “ Mengerjakan Tanah dan Alat- alat Pertanian”, menulis bahwa maksud dari mengerjakan tanah pertanian ialah
merubah keadaan tanah pertanian dengan mempergunakan sesuatu alat pertanian sedemikian rupa, sehingga karenanya diperoleh susunan tanah sebaik-baiknya, guna
perkembangan dan perikehidupan tumbuh-tumbuhan serta mikro organisma tanah yang berguna, yang pada hakikatnya juga akan mempersubur tanah.Pengolahan
sangat erat hubungannya dengan bentuk pertaniannya. Ada beberapa dua tahap dalam pengolahan tanah, yaitu :
a. Tahap-tahap Pengolahan Pesawahan Irigasi b. Tahap-tahap Pengolahan Pesawahan Tadah Hujan
II. Alat-alat Pengolahan Tanah
Salah satu hal yang membedakan antara manusia dengan binatang adalah manusia di dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya dilengkapi dengan
berbagai peralatan. Peralatan yang dibutuhkan oleh satu masyarakat, berhubungan erat dengan lingkungan alam atau jenis mata pencaharian dari masyarakat tersebut,
sebagai contoh, masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan akan membutuhkan peralatan yang berhubungan dengan penangkapan ikan. Kemudian
masyarakat sebagai petani, akan membutuhkan peralatan yang berhubungan dengan pertanian.
Oleh karena itu, untuk mengenal teknologi pengolahan tanah, maka alat-alat yang akan digunakan berikut ini adalah alat-alat pengolahan tanah, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Cangkul
2. Waluku Bajak
3. Garu
4. Seredan
5. Gagaruan
6. Parang
7. Garpu
8. Golok
9. Pacul ragak
III. Keterangan Dalam Pengolahan Tanah
Unsur-unsur yang dapat menunjang terlaksanya proses pengolahan tanah adalah tanah itu sendiri. Peralatan dan ketenagaan. Ketenagaan yang dimaksudkan di
sini adalah orang yang mengerjakannya. Berdasarkan pengertian tersebut yang kemudian dikaitkan dengan data yang diperoleh, ternyata para petani dalam
pengolahan tanahnya tidak semua dikerjakan oleh petani pemilik. Untuk lebih jelasnya, uraian yang akan disajikan berikut adalah mengenai tahap-tahap yang
dikerjakan oleh para petani pemilik, keluarga dan orang lain. 1.
Tahap-tahap Dikerjakan oleh Petani Pemilik 2.
Tahap-tahap yang dikerjakan Keluarga 3.
Gotong Royong Dalam Pengolahan Tanah 4.
Upaya Buruh Tani Dalam Pengolahan Tanah
Universitas Sumatera Utara
IV. Kebiasaan-kebiasaan Dalam Pengolahan Tanah
Kebiasaan-kebiasaan dalam pengolahan tanah meliputi kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya tidak sakral dan sakral. Yang dimaksud kegiatan tidak sakral, yaitu
kebiasaan-kebiasaan yang tidak mempunyai latar belakang kepercayaan tertentu. Sedang yang dimaksud dengan kebiasaan-kebiasaan sakral adalah kebiasaan-
kebiasaan yang mempunyai latar belakang kepercayaan tertentu Abu dkk, 1990 :58- 78.
II.3 2.2. Teknologi Pemungutan dan Pengolahan Hasil I. Teknologi Pemungutan Hasil