BAB III KRONOLOGIS PERKEMBANGAN USAHA TANI
Perkembangan pertanian di Desa Sukatendel terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama, yakni empat puluh tahun. Perkembangan ini mencakup pergantian jenis
tanaman yang dilakukan oleh para petani. Berbeda jenis lahan yang dikelola, berbeda pula jenis tanaman yang diusahakan. Perkembangan tersebut tidak dapat dipisahkan
dari sejarah pertanian sebelumnya. Berikut akan dipaparkan sedikit tentang situasi pertanian sebelum peralihan jenis tanaman dimulai.
3.1 Kondisi Pertanian Sebelum Tahun 1965
Penduduk Desa Sukatendel di dalam segala aspek kehidupannya tidak terlepas dari aturan adat yang telah membudaya dalam diri mereka. Dalam hal pertanian, baik
di sawah atau ladang, mereka juga menerapkan konsep-konsep adat tersebut.
Pertanian Sawah Penduduk yang mempunyai sawah menanam padi di sawah masing-
masing. Sebaliknya, bila ada warga yang ingin membuka perladangan atau persawahan, maka ia harus melakukan ngumbong juma.
29
Ngumbong juma ini wajib melewati proses yang harus dilakukan oleh orang yang ingin membuka
lahan tersebut. Setelah meminta izin dari pengulu, ia akan mengumumkannya pada orang lain. Untuk itu ia harus mempersiapkan belo bujur, beberapa helai
daun sirih yang bagus diselipkan pada pelepah daun pohon enau ertek.
29
Wawancara dengan nande Juahta br. Perangin-angin, Desa Sukatendel, 5 Maret 2011.
Universitas Sumatera Utara
Pelepah ini kemudian ditancapkan di lahan yang akan ditanaminya, sebagai tanda bahwa lahan itu sudah ada yang empunya.
Sesuai tradisi masyarakat Karo, sebelum padi mulai ditanam, biasanya dilakukan merdang merdem yang merupakan upacara untuk mengawali masa
menanam merdang. Merdang Merdem dilaksanakan karena menurut kepercayaan tradisional suku Karo, apabila hal itu tidak dilakukan maka ulat
bala-bala akan mengganas, sehingga membahayakan padi yang akan ditanam. Setelah merdang merdem dilaksanakan maka benih padi sudah dapat
ditanam. Penanaman ini biasanya dilakukan secara serempak oleh semua petani di semua sawah di desa. Dalam menanam padi, petani akan dibantu
oleh keluarganya masing-masing. Mereka akan mulai bekerja di pagi hari dan jika matahari sudah terbenam, mereka akan pulang ke rumah masing-masing.
Adapun jenis padi yang ditanam disebut oleh petani sebagai page sipadang, page mayang atau page sulung.
30
Bibit padi diperoleh dari sanak saudara atau dari pemilik sawah yang lain. Padi ditanam pada bulan pertama
atau kedua setiap tahunnya, dan dapat dipanen 6 bulan kemudian. Padi ini mempunyai kualitas yang sangat bagus, dan rasanya enak. Bila sudah
mencapai umur 4 bulan, tingginya dapat mencapai setinggi orang dewasa, sehingga jika seorang dewasa masuk ke tengah-tengah sawah yang padinya
sudah tinggi seperti itu, orang tersebut bisa tidak terlihat dari luar. Apabila disimpan dengan baik, padi dapat bertahan satu setengah hingga dua tahun.
Jika petani ingin menanam padi lagi, tapi persediaan padi mereka masih ada
30
Wawancara dengan nande Sangap br. Tarigan, Desa Sukatendel, 17 September 2010.
Universitas Sumatera Utara
di lumbung, maka petani biasanya akan menjual padi lama tersebut kepada warga desa yang menginginkannya.
Memasuki bulan keempat, padi pun mulai menguning. Bulir-bulir padi yang mulai terbentuk ini pastinya mengundang perhatian burung-burung liar
yang terdapat di alam sekitar desa. Para penduduk menyebutnya dengan perik mbulan takal, alias burung berkepala putih. Burung ini terbang dan mencari
makan secara berkelompok. Tentu saja padi yang mulai menguning di sawah menarik perhatian mereka. Untuk itulah, para petani melakukan usaha guna
mengantisipasi serangan burung-burung ini, yakni dengan menjaga sawah mereka, yang dikenal dengan istilah muro. Menjelang matahari terbit, salah
seorang anggota keluarga petani akan segera berangkat ke sawah untuk menjaga sawah mereka.
31
Ia mengawasi sawah dari atas pantar, yang telah didesain sedemikian rupa seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Selanjutnya tugas ini akan diserahkan pada anak-anak pada saat mereka sudah pulang dari sekolah. Anak-anak tidak pulang ke rumah terlebih dahulu, tapi
segera menuju sawah sepulang dari sekolah. Anggota keluarganya yang lain akan membawakan makan siang bagi si anak tersebut. Muro dilakukan
serempak di setiap sawah, sehingga cukup menyenangkan bagi penjaga sawah karena dapat saling berkomunikasi, walaupun dengan berteriak, dengan
penjaga sawah yang lain.
32
31
Petani berangkat ke sawah saat matahari belum terbit, karena menurut mereka pada saat pagi-pagi buta seperti itu, kawanan burung pemakan padi masih berada di sarangnya.
32
Kegiatan muro ini menginspirasi musisi Djaga Depari untuk menciptakan sebuah lagu berjudul Waya-he-waya.
Universitas Sumatera Utara
Akhirnya setelah lima atau enam bulan, para petani dapat mengakhiri masa jerih payahnya. Padi yang sudah kuning siap untuk dipanen, yang
disebut dengan istilah rani page panen padi.
33
Padi dipotong dengan menggunakan ketam anai-anai, yang dijepit di sela-sela jari tangan, lalu
dengan menggunakan jempol jari seikat kecil ruhi batang padi ditarik dan ditekan sehingga terpotong. Setiap ruhi dikumpulkan sedikit demi sedikit,
sehingga penuh menjadi empat cekal yang disebut dengan satu pungo. Adapun kumpulan dari sabitan padi tersebut disebut raden.
Selanjutnya dilakukan ngerik, yaitu memisahkan bulir-bulir padi dengan batangnya. Ngerik dilakukan dengan menggulung batang-batang padi
menggunakan kedua kaki. Bulir-bulir padi yang sudah terpisah dari batangnya kemudian dikumpulkan, sedangkan sisa batang-batang padi dapat
dimanfaatkan untuk pupuk tanaman. Bulir-bulir padi dijemur hingga kering, kemudian ditumbuk tutu,
guna memisahkan kulit padi dengan isinya. Menumbuk padi dilakukan oleh para anak gadis di tempat khusus yang telah disediakan, biasanya di jambur
desa. Di sana tersedia tempat menumbuk padi untuk umum, sehingga setiap orang dapat menumbuk padinya di sana nutu ku lesung. Padi yang sudah
ditumbuk selanjutnya dapat dikonsumsi sebagai beras untuk makanan pokok keluarga.
33
Menurut kepercayaan tradisional masyarakat Karo, rani page tidak boleh dilakukan di sembarang hari. Untuk itu petani meminta bantuan pada seseorang yang ahli menentukan hari guru
siniktik wari, untuk menentukan kapan hari yang baik untuk memanen padi.
Universitas Sumatera Utara
Di sawah milik petani masih terdapat beberapa batang padi muda, yang tidak dipanen sebelumnya. Padi yang masih muda ini kemudian
dipotong dan diirik, lalu direndam reme dan keesokan harinya digongseng sok. Ketika masih panas, bulir-bulir padi ditumbuk tutu sehingga kulitnya
terkelupas, dan beras menjadi pipih. Beras tersebut ditampi sampai bersih dan siap dikonsumsi dengan gula merah. Kegiatan ini disebut dengan mahpah atau
ngameti. Adapun penyebab mengapa petani Sukatendel menanam padi pada
awal tahun berkaitan dengan sebuah konflik irigasi yang terjadi antara Desa Sukatendel dengan Desa Jandimeriah pada tahun 1961.
34
Air yang menjadi sumber utama pengairan sawah ialah aliran air yang mengalir mengkuti rute
berikut: Desa Selandi - Desa Sukatendel – Desa Jandimeriah - Desa lain di Kecamatan
Tiganderket. Jadi dapat dikatakan aliran air tersebut termasuk juga kepunyaan
warga Desa Sukatendel. Karena itulah sebelumnya petani dapat menanam padi sepanjang tahun, namun aliran air yang sampai di Desa Jandimeriah tidak
cukup untuk irigasi sawah mereka. Hal ini membuat petani padi Desa Jandimeriah merasa kesulitan, karena mereka juga mengandalkan aliran air
tersebut sebagai air irigasi di sawah mereka. Maka setiap malam, beberapa warga Jandimeriah diam-diam datang ke Desa Sukatendel dan menutup
saluran air itu, supaya air tersebut dapat mengalir sepenuhnya ke Desa
34
Wawancara dengan nande Mara br. Perangin-angin, Desa Sukatendel, 28 Desember 2010.
Universitas Sumatera Utara
Jandimeriah. Di pagi harinya, petani Sukatendel merasa terkejut mendapati sawah mereka telah kering, akibat air irigasi yang tidak berjalan semestinya.
Maka mereka membuka kembali aliran air yang sebelumnya telah ditutup oleh warga Jandimeriah. Hal ini berlangsung terus-menerus selama beberapa
minggu hingga akhirnya konflik ini diselesaikan dengan musyawarah antar kedua desa. Kesimpulan musyawarah mereka ialah setiap enam bulan sekali
air tersebut akan dipakai secara bergantian oleh petani kedua desa. Jadi setiap awal tahun, petani Sukatendel mendapat giliran untuk menggunakan irigasi
sawah. Setelah padi mulai matang, maka aliran air dialihkan ke Desa Jandimeriah. Karena itulah, petani Sukatendel melakukan panen padi di
sekitar pertengahan tahun, sedangkan petani Desa Jandimeriah melakukan panen padi pada saat akhir tahun.
Setelah petani Sukatendel mengakhiri panen padi, selanjutnya di atas tanah yang sudah mulai kering tersebut mereka menanam bawang merah dan
cabai.
35
Bawang merah dapat dipanen 3 bulan kemudian, dan cabai dapat dipanen 6 bulan kemudian. Selain untuk konsumsi keluarga, petani
menjualnya ke pasar Tiganderket, dengan demikian, petani dapat memperoleh uang.
36
Jika tahun telah berganti dan air irigasi mengalir kembali di sawah- sawah Sukatendel, maka petani kembali menanam padi.
35
Petani memilih bawang merah dan cabai ketimbang sayur-sayuran, karena bawang merah dan cabai bersifat lebih tahan lama daripada sayur, sehingga hasil panen dapat disimpan sembari
menunggu dijual ke pasar Tiganderket setiap hari kamis.
36
Kalaupun ada produksi yang dipasarkan tidak dimaksudkan untuk mencapai keuntungan komersil, karena pada masa ini petani merasa sudah kaya jika mampu menyimpan beras untuk
dimakan oleh keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Pertanian Ladang
Jika petani di sawah menanam padi, lain halnya dengan petani yang mempunyai lahan kering seperti ladang. Sepulang dari mengungsi petani
mulai mengusahakan tanaman jeruk di ladang masing-masing. Jeruk yang ditanam ialah jenis Grapefruit Citrus Paradisi, yang oleh petani disebut
dengan jeruk keling. Jeruk ini merupakan jenis jeruk terbaik yang pernah ditanam oleh petani Sukatendel. Jika sudah besar, tingginya dapat mencapai
15-18 meter dengan garis tengah batang hampir mencapai setengah meter. Jeruk akan berbunga dan mulai berbuah sekitar umur delapan tahun. Buah
biasanya akan matang pada bulan September atau Oktober dan dapat ‘bertahan’ di batangnya sampai bulan Mei tahun berikutnya.
Petani memperoleh bibit dari sanak saudara yang telah lebih dahulu membudidayakan tanaman jeruk ini. Antara satu pohon dengan pohon lainnya
dibuat jarak sekitar sepuluh meter, karena jika mulai tumbuh besar, pohon ini akan mempunyai dahan yang panjang dan banyak sehingga diperlukan jarak
yang optimal antar pohon. Pada permulaan tumbuhnya, tidak ada hama yang mengganggu
tanaman petani, dan pupuk juga tidak digunakan. Masalah yang mengganggu petani hanyalah kumpulan semut yang kerap menghinggapi batang jeruk
mereka. Untuk mengatasinya petani mengutip ranting-ranting pohon kemudian dikumpulkan di bawah pohon jeruk mereka lalu dibakar. Asap yang
dihasilkan akan membubarkan kumpulan semut tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Jika sudah tiba masa panen, maka petani akan bekerja sama mengutip buah jeruk yang matang bersama-sama dengan anggota keluarganya. Buah
jeruk yang siap panen mempunyai garis tengah sekitar 15 cm, sehingga dapat dibayangkan bagaimana beratnya satu buah jeruk saja. Karena pohonnya yang
tinggi dan rindang, maka mustahil buah dapat dipetik langsung dari bawah pohon. Untuk itu petani mempunyai cara tersendiri untuk mengutip hasil
panennya. Di setiap pohon dipasang semacam alat kerek seperti yang biasa dipakai oleh tukang bangunan yang terhubung dari salah satu dahan dengan
tanah di bawahnya. Di dahan tersebut sebuah keranjang kayu diikatkan. Seseorang akan naik ke atas pohon dan mulai mengutip buah jeruk yang
terjangkau tangan, dan mengumpulkannya di keranjang yang telah disertakan di alat kerek tadi. Keranjang yang telah penuh akan dikerek ke bawah pohon
dan dikosongkan oleh seorang lain yang telah menunggu di bawah pohon. Demikian proses tersebut berlanjut dan dilakukan dari pohon ke pohon. Hasil
kutipan tersebut dijual oleh petani ke pasar Tiganderket.
Berikut akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan petani mulai dari tahun 1965 yang menjadi cikal bakal peralihan tanaman di desa ini. Yang menjadi
fokus utama di dalam bab ini ialah pergantian tanaman yang ditanam ladang, sebab hampir keseluruhan jenis tanaman yang diganti ialah jenis tanaman keras yang
memang hanya dapat ditanam di ladang. Petani yang mempunyai sawah tetap konsisten menanam padi seperti yang diuraikan di atas.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Jeruk Keling Cengkih; Era Kesuksesan Petani