Komposisi Penduduk Perubahan Sistem dan Pola Pertanian Rakyat Di Desa Sukatendel Kabupaten Karo (1965 – 2005).

mereka berhasil dan hasil panen memuaskan, warga kembali mengadakan upacara pemujaan Buah Uta-uta Mere Buah Uta-uta

2.3 Komposisi Penduduk

Berdasarkan data yang diperoleh, Desa Sukatendel mencapai tingkat populasi tertinggi pada tahun 1995, yakni 1379 orang, dengan kepadatan penduduk 224 orang per km 2 . Untuk tahun-tahun selanjutnya jumlah penduduk desa bekisar di antara angka 1100-an. Berikut rincian jumlah penduduk beserta kepadatan penduduknya: Tabel 2 Komposisi Jumlah Penduduk Keterangan TAHUN 1995 1999 2003 Jumlah Penduduk 1397 1172 1102 Kepadatan Penduduk per km 2 224 190 178 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, Kecamatan Payung Dalam Angka 1995. Jadi dapat disimpulkan bahwa pertambahan penduduk kerap bertambah sebelum tahun 1995 dan setelah itu jumlahnya cenderung tidak banyak berubah dari tahun ke tahun. Adanya penurunan angka ini umumnya disebabkan bertambahnya jumlah penduduk yang pindah ke kota, dan juga karena putra-putri mereka yang hendak bersekolah dan mencari pekerjaan di kota. Universitas Sumatera Utara Mayoritas penduduk desa ialah suku Karo, namun terdapat juga beberapa etnis suku lain, seperti Jawa dan Toba. Selain itu tampak adanya rasa solidaritas yang tinggi antar etnis. Meskpiun mayoritas warga desa bermarga Perangin-angin, namun terdapat juga marga-marga Karo yang lainnya di sini. Hal ini umumnya disebabkan karena faktor pernikahan. Mata pencaharian warga umumnya adalah bertani. Ada juga warga yang tidak mempunyai ladang atau sawah sehingga pekerjaan sehari-hari mereka ialah bekerja di ladang orang lain ngemo. Orang yang ngemo ini biasanya akan menawarkan diri untuk bekerja di ladang atau sawah seseorang. Ia akan memperoleh upah sesuai lama atau jenis pekerjaan yang diberikan si pemilik lahan. Tabel 3 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 1996 Sektor Pekerjaan Jumlah Jiwa Pertanian 762 PNSABRI 18 Lainnya 33 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, Kecamatan Payung Dalam Angka 1996 Warga desa mempunyai sifat keterbukaan yang tinggi. Hal ini ditandai dengan mulai diterimanya agama Kristen dan Islam memasuki tahun 1960. Agama Islam dibawa oleh etnis Jawa yang bermukim di desa ini untuk mencari pekerjaan. Universitas Sumatera Utara Meskipun terdapat perbedaan agama antara mereka, namun hal ini tidak menjadi sesuatu hal yang menghalangi interaksi sosial antara mereka. Tabel 4 Komposisi Penduduk Menurut Agama Tahun 1996 No. Jenis Agama JumlahJiwa 1 Kristen 796 2 Islam 583 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, Kecamatan Payung Dalam Angka 1996 Di sini terdapat sebuah masjid dan dua unit bangunan gereja, tempat penduduk beribadah. Meskipun semua penduduk desa telah menganut agamanya masing-masing, namun masih ada juga warga yang menganut konsep agama tradisional. 23 Hal ini ditandai dengan masih adanya warga yang melaksanakan upacara adat seperti Erpangir Ku Lau, atau Ndilo Wari Udan. Di desa ini terdapat sebuah Sekolah Dasar Negeri dan pada tahun 1997 pemerintah membangun sebuah Sekolah Menengah Pertama dan sebuah Sekolah Menengah Atas. 24 Para orang tua sangat menganjurkan anak-anak mereka untuk bersekolah, paling tidak sampai tamat Sekolah Menengah Pertama. 23 Kepercayaan kuno masyarakat Karo disebut perbegu, yang meyakini adanya kuasa gaib. Menurut kepercayaan ini manusia terdiri atas tubuh, roh dan nafas. Perbegu berasal dari kata begu, yang berarti hantu, roh orang yang sudah meninggal. Jika seorang penganut kepercayaan ini meninggal, tubuhnya kembali ke tanah, darahnya kembali ke air, nafasnya kembali ke udara, dan jiwanya menjadi hantu. 24 Sebelum SMP dan SMA ini dibangun, anak-anak SMP dan SMA sebelumnya bersekolah di Desa Tiganderket. Universitas Sumatera Utara Tabel 5 Komposisi Penduduk Menurut Usia Tahun 1996 USIA Yang Bersekolah Tidak Bersekolah 7-12 144 2 13-19 168 9 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, Kecamatan Payung Dalam Angka 1996 Biasanya sepulang dari sekolah, anak-anak akan membantu orang tua mereka bekerja. Terkadang mereka diminta untuk berjualan sayur dalam jumlah kecil di kesain desa, atau sekedar membantu pekerjaan di ladang atau sawah.

2.4 Struktur Sosial Budaya