hanya dapat melakukan transaksi jual-beli satu kali dalam seminggu. Mereka tidak membeli sayuran, karena mereka dapat memperolehnya di ladang-
ladang mereka.
4.4 Dampak Peralihan Sistem Pertanian
Perubahan sistem pertanian di Desa Sukatendel telah membawa sejumlah dampak terhadap kehidupan petani. Perubahan yang paling mencolok ialah
meningkatnya kesejahteraan para petani, yang terlihat dari berhasilnya petani melakukan gonta-ganti jenis tanaman selama empat puluh tahun. Namun di balik itu,
masih ada dampak lain yang berhubungan dengan situasi sosial masyarakat desa. Di bab ketiga telah diuraikan bahwa sejak kembali dari pengungsian, petani
sawah tetap konsisten menanam padi di sawah mereka. Setelah panen, mereka akan menanamnya dengan bawang merah dan cabai. Dengan konsistensi seperti ini maka
petani sawah tidak akan kekurangan beras. Bahkan hingga tahun 2005, mereka tidak pernah membeli beras di pasar. Salah satu hal yang berubah dari pertanian sawah
ialah jenis padi yang ditanam. Padi mayang tidak pernah lagi dijumpai, bukan hanya di Desa Sukatendel saja, melainkan di seluruh Tanah Karo. Sekitar tahun 1980,
semua petani telah menanam padi gogo, yakni jenis padi yang sudah lazim ditemui sekarang. Pada tahun yang sama, gotong royong dan panen raya rani tidak pernah
dilakukan lagi oleh petani dan keluarganya. Petani lebih mengandalkan tenaga aron, yang dinilai lebih praktis. Di satu sisi petani sawah ini mengalami kemajuan, namun
di sisi lain sebuah tradisi lama petani Karo telah hilang.
Universitas Sumatera Utara
Lain halnya dengan petani sawah yang tidak perlu membeli beras sebagai makanan pokok, petani ladang masih harus merogoh kocek untuk membeli beras
sebagai makanan keluarga. Hal ini memang tidak menjadi masalah bagi mereka, karena dengan hasil panen yang baik, tentunya mereka masih mampu untuk membeli
beras. Demikian juga halnya dengan proses peralihan tanaman yang mereka lakukan selama empat puluh tahun yang sebenarnya telah menjadikan petani terlibat langsung
di pasar. Dengan adanya peralihan ini, petani diwajibkan mengenal pasar, hukum penawaran dan permintaan dan mereka harus mampu bersaing dengan petani-petani
luar. Dari keseluruhan periode penanaman yang pernah diusahakan oleh petani,
periode tanaman jeruk keling dan cengkih merupakan periode yang paling menguntungkan petani.
64
Kedua komoditas ini mampu diusahakan selama dua puluh tahun dengan keuntungan yang besar tanpa keluhan.
64
Wawancara dengan Bapa Ukum Barus, Desa Sukatendel, 28 Desember 2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan