Statistik Deskriptif Analisis Regresi Linear Berganda Pengujian Hipotesis dengan Variabel Moderating

53 Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Dimana: Y = Kemandirian Keuangan Daerah a = Konstanta b 1 – b 3 = Koefisien Variabel X 1 = Efektivitas Pendapatan Asli Daerah X 2 = Belanja Modal X 3 = Dana Perimbangan e = Error pengganggu

3.7.1 Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali 2006:19, statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata- rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness kemencengan distribusi.

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Agar dapat diuji dengan menggunakan metode analisis resegresi berganda, perlu dilakukannya uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik digunakan untuk membuktikan apakah data tersebut normal dan terbebas dari adanya gejala multikolinearitas, gejala autokorelasi dan gejala heteroskedastisitas. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang Universitas Sumatera Utara 54 tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE best linear unbiased estimator yakni tidak terdapat heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat autokorelasi.

3.7.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut layak dipakai untuk penelitian lebih lanjut. Menurut Ghozali 2005:110, ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu: 1 Analisis grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotnya data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Universitas Sumatera Utara 55 2 Analisis statistik Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-skewness. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S, Jika tingkat signifikansinya 0,05, maka data itu terdistibusi normal dan dapat dilakukan model regresi berganda.

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Salah satu syarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Hasil uji multikoliniearitas dapat ditunjukkan dengan nilai varian inflation factor VIF dan tolerance value dari tiap-tiap variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi adanya korelasi di antara variabel bebasnya. Menurut Ghozali 2013:105, untuk menguji terdapat atau tidaknya multikolinieritas, dapat dilakukan dengan cara: 1 Nilai R2 pada estimasi model regresi empiris sangat tinggi, 2 Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, 3 Menggunakan variance inflation factor dan nilai tolerance. Multikolinieritas terjadi jika VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,10. Universitas Sumatera Utara 56

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk dapat menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Ghozali 2005:105, Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskesdatisitas. Untuk melihat terdapat atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya dengan dasar analisis: 1 Jika ada pola-pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas atau titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

3.7.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah untuk mengujij apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya t -1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Pengujian yang bisa digunakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya terjadi autokorelasi adalah uji Durbin-Watson D- W dengan ketentuan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 57 1. Jika DW lebih kecil dari dL atau lebih besar dari 4-dU maka terdapat autokorelasi. 2. Jika DW terletak antara dL dan 4-dU, maka tidak terdapat autokorelasi. 3. Jika DW terletak antara dL dan dU atau diantara 4-dU dan 4-dL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

3.7.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih, dan menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen Ghozali, 2013:91 . Persamaan regresi linier berganda dari penelitian ini adalah: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Dimana: Y = Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah a = Konstanta X 1 = Efektivitas Pendapatan Asli Daerah X 2 = Belanja Modal X 3 = Dana Perimbangan b 1 = Koefisien Efektivitas Pendapatan Asli Daerah b 2 = Koefisien Belanja Modal Universitas Sumatera Utara 58 b 3 = Koefisien Dana Perimbangan e = Error pengganggu

3.7.4 Uji Hipotesis

Uji-uji yang digunakan terhadap hipotesis yg telah diuraikan dalam penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut:

3.7.4.1 Uji Signifikansi Simultan Uji-F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun langkah- langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F adalah sebagai berikut: 1 H : b 1 = b 2 = b 3 = 0 , Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal dan Dana Perimbangan tidak berpengaruh secara simultan terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah. 2 H 1 : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ 0 , Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal dan Dana Perimbangan berpengaruh secara simultan terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah. Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak H 1 adalah: 1 Jika F hitung F tabel , pada α = 5 dan nilai propabilitas sebesar 0,05, maka H 1 diterima dan H ditolak. 2 Jika F hitung F tabel , pada α = 5 dan nilai propabilitas sebesar 0,05, maka H 1 ditolak dan H diterima. Universitas Sumatera Utara 59

3.7.4.2 Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. 1 H : b 1 = b 2 = b 3 = 0 , Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal dan Dana Perimbangan tidak berpengaruh secara parsial terhadap Kemandirian Keuangan Daerah. 2 H 1 : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ 0 , Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal dan Dana Perimbangan berpengaruh secara parsial terhadap Kemandirian Keuangan Daerah. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji-t adalah sebagai berikut: 1 H diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 2 H 1 diterima jika t hitung t tabel pada α = 5

3.7.5 Pengujian Hipotesis dengan Variabel Moderating

Pengujian hipotesis selanjutnya berkaitan dengan interaksi variabel moderating yaitu jumlah penduduk dalam mempengaruhi variabel independen terhadap kemandirian keuangan daerah. Variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Ada tiga cara untuk melakukan uji regresi dengan menggunakan variabel moderating yaitu : 1. Uji Interaksi atau Moderated Regression Analysis MRA, Universitas Sumatera Utara 60 2. Uji Nilai Selisih Mutlak, dan 3. Uji Residual. Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji regresi dengan variabel moderating dengan menggunakan uji residual untuk menguji hasil penelitiannya. Analisis residual ini menguji pengaruh deviasi dari suatu model dengan fokus lack of fit antar variabel independen Ghozali, 2013:240. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan regresi persamaan : Z = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e…………………….. 1 Kemudian regresi dilanjutkan dengan persamaan : | e | = a + b 1 Y………………………………….. 2 Persamaan regresi 2 menggambarkan Jumlah Penduduk sebagai variabel moderating jika nilai koefisien parameternya signifikan dan negatif. Keterangan: Z = Jumlah Penduduk Y = Kemandirian Keuangan Daerah a = Konstanta b = Koefisien regresi X 1 = Pendapatan Asli Daerah X 2 = Belanja Modal X 3 = Dana Perimbangan e = error Universitas Sumatera Utara 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dalam melakukan penelitiannya, peneliti menggunakan software SPSS for windows 19.0 dalam mengolah hasil penelitiannya. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut.

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statisitk deskriptif digunakan agar dapat memperoleh gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata mean, dan deviasi standar dari masing-masing variabel penelitian. Penelitian ini dilakukan agar dapat memudahkan pembaca dalam memahami data dari penelitian tersebut. Berikut terlihat di tabel 4.1 hasil pengolahan dari variabel-variabel yang digunakan: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EFEKTIVITAS PAD 88 4.14 5.48 4.7907 .17187 BELANJA MODAL 88 25.24 27.91 26.3331 .63700 DANA PERIMBANGAN 88 26.77 28.47 27.7072 .36670 TKKD 88 1.16 3.54 2.4767 .57466 JUMLAH PENDUDUK 88 13.20 15.45 14.3412 .52188 Valid N listwise 88 Sumber : Hasil olah data SPSS v19.0 2016 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kota Medan

12 138 95

Efektivitas Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Dengan Jumlah Penduduk Sebagai Variabel Moderating di Kabupaten Aceh Barat Daya

12 189 142

Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau

12 97 86

Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Penatausahaan Keuangan Daerah dan Pengelolaan Barang Milik Daerah Terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau

13 150 102

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Terhadap Belanja Daerah Dengan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Sebagai Variabel Moderating Pada Propinsi Sumatera Utara

4 79 97

Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

14 95 93

Pengaruh Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatra Utara

8 65 63

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

4 59 87

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010-2013

2 36 69

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kota Medan

0 0 15