Analisis Statistik Deskriptif Analisis Regresi Linear Berganda

61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dalam melakukan penelitiannya, peneliti menggunakan software SPSS for windows 19.0 dalam mengolah hasil penelitiannya. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut.

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statisitk deskriptif digunakan agar dapat memperoleh gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata mean, dan deviasi standar dari masing-masing variabel penelitian. Penelitian ini dilakukan agar dapat memudahkan pembaca dalam memahami data dari penelitian tersebut. Berikut terlihat di tabel 4.1 hasil pengolahan dari variabel-variabel yang digunakan: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EFEKTIVITAS PAD 88 4.14 5.48 4.7907 .17187 BELANJA MODAL 88 25.24 27.91 26.3331 .63700 DANA PERIMBANGAN 88 26.77 28.47 27.7072 .36670 TKKD 88 1.16 3.54 2.4767 .57466 JUMLAH PENDUDUK 88 13.20 15.45 14.3412 .52188 Valid N listwise 88 Sumber : Hasil olah data SPSS v19.0 2016 Universitas Sumatera Utara 62 Berdasarkan tabel 4.1 diatas berikut penjelasan statistik deskriptif masing- masing variabel adalah sebagai berikut: 1. Variabel Efektivitas Pendapatan Asli Daerah X 1 memiliki jumlah sampel N sebanyak 88; nilai minimum 4,14; nilai maksimum 5,48; nilai rata-rata 4,7907; dan standar deviasi 0,17187. 2. Variabel Belanja Modal X 2 memiliki jumlah sampel N sebanyak 88; nilai minimum 25,24; nilai maksimum 27,91; nilai rata-rata 26,3331; dan standar deviasi 0,3700. 3. Variabel Dana Perimbangan X 3 memiliki jumlah sampel N sebanyak 88; nilai minimum 26,77; nilai maksimum 28,47; nilai rata-rata 27,7072; dan standar deviasi 0,36670. 4. Variabel Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Y memiliki jumlah sampel N sebanyak 88; nilai minimum 1,16; nilai maksimum 3,54; nilai rata-rata 2,4767; dan standar deviasi 0,57466. 5. Variabel Jumlah Penduduk Z memiliki jumlah sampel N sebanyak 88; nilai minimum 13,2; nilai maksimum 15,45; nilai rata-rata 14,3412; dan standar deviasi 0,52188.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

Penggunaan model regresi berganda memiliki syarat yaitu adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS dalam pengolahan datanya. Setelah Data yang lolos di dalam hasil uji asumsi klasik, Universitas Sumatera Utara 63 uji regresi akan dilakukan untuk melihat tingkat pengaruh variabel independen X terhadap variabel dependen Y. Pengujian yang dilakukan terdiri dari, uji normalitas, uji multikoliniearitas, uji heteroskedastisitas, dan yang terakhir uji autokorelasi. Dalam penelitian kali ini peneliti melakukan transformasi seluruh variabel penelitiannya ke dalam fungsi Logaritma Natural Ln agar dapat memudahkan peneliti dalam mengolah data penelitiaannya.

4.1.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, distribusi data-data yang diolah memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dideteksi dengan melihat grafik histogram, dan grafik Normal Probability Plot. Selain itu uji normalitas juga dapat dilakukan dengan uji statistik yaitu uji Kolmogrov-Smirnov. Uji normalitas yang pertama dilakukan adalah dengan melihat histogram pada gambar 4.1. Universitas Sumatera Utara 64 Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber : Hasil olah data SPSS v19.0 2016 Dari gambar histogram diatas dapat dilihat bahwa distribusi data adalah normal, hal tersebut ditunjukkan oleh gambar yang tidak menceng ke kanan, atau menceng ke kiri, dan membentuk pola seperti lonceng. Uji normalitas berikut yang dilakukan adalah melihat grafik Normal Probability Plot, yang dapat dilihat dari gambar 4.2. Universitas Sumatera Utara 65 Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot Sumber : Hasil olah data SPSS v19.0 2016 Berdasarkan gambar grafik Normal Probability Plot dapat dinyatakan bahwa data yang diolah berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik yang memperlihatkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Dan uji normalitas terakhir yang dilakukan adalah dengan melakukant uji statistik yaitu uji Kolmogrov-Smirnov. Cara pengambilan keputusannya adalah dengan melihat data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05. Sebaliknya, berdistribusi tidak normal apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05. Universitas Sumatera Utara 66 Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Predicted Value N 88 Normal Parameters a,b Mean 2.4767372 Std. Deviation .42068380 Most Extreme Differences Absolute .092 Positive .092 Negative -.042 Kolmogorov-Smirnov Z .865 Asymp. Sig. 2-tailed .444 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil olah data SPSS v19.0 2016 Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa Asymp. Sig 2- tailed adalah 0,444 yang mana lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.

4.1.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai VIF Variance-Infliating Factor. Jika nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0,10 , berarti tidak terdapat gejala multikolinieritas antara variabel independen. Universitas Sumatera Utara 67 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa masing-masing variabel independen memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 serta nilai VIF yang lebih kecil dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dari data yang diuji.

4.1.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi suatu perbedaan varians dari residual satu pengamatan terhadap yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas melainkan bersifat homoskedastisitas. Penelitian ini dapat dibuktikan dengan melihat grafik scatterplot apabila titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF Constant 4.786 3.486 1.373 .173 EFEKTIVITAS PAD .975 .265 .292 3.679 .000 .879 1.138 BELANJA MODAL .773 .103 .857 7.505 .000 .424 2.358 DANA PERIMBANGAN -.986 .171 -.629 -5.764 .000 .463 2.159 a. Dependent Variable: TKKD Sumber : Hasil olah data SPSS v19.0 2016 Universitas Sumatera Utara 68 Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Sumber : Hasil olah data SPSS v19.0 2016 Berdasarkan grafik scatterplot pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa titik-titik data menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah 0 pada sumbu Y, yang berarti bahwa data terbebas dari heterokedastisitas.

4.1.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode sebelumnya t-1. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Dalam penelitian ini sampel terdiri atas 22 daerah pemerintahan kabupatenkota dengan 4 tahun peneltian, yang berarti jumlah sampel Universitas Sumatera Utara 69 adalah 88. Pada tabel Durbin-Watson untuk jumlah sampel 88 dan jumlah variabel independen 4, mempunyai batas atas dU 1,7493 dan batas bawah dL 1,5597. Ketentuan dalam uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut : 1. Jika DW lebih kecil dari dL atau lebih besar dari 4-dL maka terdapat autokorelasi. 2. Jika DW terletak antara dL dan 4-dU, maka tidak terdapat autokorelasi. 3. Jika DW terletak antara dL dan dU atau diantara 4-dU dan 4-dL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .732 a .536 .519 .39841 1.696 a. Predictors: Constant, DANA PERIMBANGAN, EFEKTIVITAS PAD, BELANJA MODAL b. Dependent Variable: TKKD Sumber : Hasil olah data SPSS v19.0 2016 Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa penelitian memiliki nilai DW = 1,696. Hasil perhitungan 4-dU= 4-1,7493=2,2507. Maka dL DW 4-dU ; 1,5597 1,696 2,2507. Maka dari hasil uji Durbin-Watson dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Universitas Sumatera Utara 70

4.1.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen X terhadap variabel dependen Y. Dari hasil pengujian asumsi klasik maka dapat disimpulkan bahwa, model regresi yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi syarat dan layak dilakukananalisis regresi linear berganda. Berikut tabel hasil regresi yang telah diolah dengan menggunakan SPSS. Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Dari tabel 4.5 diatas maka diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Berdasarkan nilai-nilai koefisien di tabel 4.5 , maka diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = 4,786 + 0,975X 1 + 0,773X 2 – 0,986X 3 + e Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF Constant 4.786 3.486 1.373 .173 EFEKTIVITAS PAD .975 .265 .292 3.679 .000 .879 1.138 BELANJA MODAL .773 .103 .857 7.505 .000 .424 2.358 DANA PERIMBANGAN -.986 .171 -.629 -5.764 .000 .463 2.159 a. Dependent Variable: TKKD Sumber : Hasil olah data SPSS v19.0 2016 Universitas Sumatera Utara 71 Dimana : Y = Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah X 1 = Efektivitas Pendapatan Asli Daerah X 2 = Belanja Modal X 3 = Dana Perimbangan e = Error pengganggu Dari persamaan diatas, maka masing-masing variabel dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Nilai konstanta persamaan di atas adalah 4,786 menunjukkan jika semua variabel independen dianggap konstan atau nol maka nilai dari tingkat kemandirian keuangan daerah adalah sebesar 4,786. 2. Jika Efektivitas Pendapatan Asli Daerah naik sebesar 1 maka Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah akan mengalami kenaikan sebesar 0,975 dengan asumsi bahwa nilai variabel lain dianggap konstan. 3. Jika Belanja Modal naik sebesar 1 maka Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah akan mengalami kenaikan sebesar 0,773 dengan asumsi bahwa nilai variabel lain dianggap konstan. 4. Jika Dana Perimbangan naik sebesar 1 maka kemandirian keuangan daerah akan mengalami penurunan sebesar 0,98 dengan asumsi bahwa nilai variabel lain dianggap konstan. Universitas Sumatera Utara 72

4.1.4 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kota Medan

12 138 95

Efektivitas Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Dengan Jumlah Penduduk Sebagai Variabel Moderating di Kabupaten Aceh Barat Daya

12 189 142

Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau

12 97 86

Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Penatausahaan Keuangan Daerah dan Pengelolaan Barang Milik Daerah Terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau

13 150 102

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Terhadap Belanja Daerah Dengan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Sebagai Variabel Moderating Pada Propinsi Sumatera Utara

4 79 97

Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

14 95 93

Pengaruh Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatra Utara

8 65 63

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

4 59 87

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010-2013

2 36 69

Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kota Medan

0 0 15