38
Dana Alokasi Umum terhadap
Tingkat Kemandirian
Keuangan Daerah pada
Pemerintahan KabupatenKota
di Provinsi Sumatera Utara
c. Dana Alokasi Umum
Dependen: Tingkat
Kemandirian Keuangan
Daerah daerah.
Secara parsial pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh
terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah.
PAD berpengaruh positif terhadap tingkat kemandirian
keuangan daerah, sedangkan DAU berpengaruh negatif
terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan antara suatu konsep dengan konsep lainnya yang gunanya adalah untuk menghubungkan atau
menjelaskan panjang lebar suatu masalah yang akan diteliti. Penelitian ini menganalisis Pengaruh Kinerja Keuangan Daerah terhadap Tingkat Kemandirian
Keuangan Daerah dengan Jumlah Penduduk sebagai moderating di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori yang telah diuraikan
diatas, maka variabel yang digunakan adalah variabel independen yaitu Pendapatan Asli Daerah X
1
, Belanja Modal X
2
, dan Dana Perimbangan X
3
. Kemudian variabel dependen yaitu Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Y.
Dan terakhir adalah variabel moderasi yaitu Jumlah Penduduk Z. Gambaran kerangka konseptualnya adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
39
Variabel Independen
Variabel Dependen
H
1
H
2
Variabel Moderating
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Berikut uraian hubungan konsep variabel-variabel independen dengan variabel dependen:
1 Pengaruh Efektivitas Pendapatan Asli Daerah terhadap Kemandirian Keuangan Daerah.
Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan penerimaan daerah yang digunakan sebagai modal dasar pemerintah daerah dalam membiayai
pembangunan dan usaha-usaha daerah untuk memperkecil ketergantungan dana
Efektivitas Pendapatan Asli
Daerah X
1
Belanja Modal X
2
Dana Perimbangan
X
3
Tingkat Kemandirian
Keuangan Daerah Y
Jumlah Penduduk Z
Universitas Sumatera Utara
40
dari pemerintah pusat. Semakin tinggi PAD di suatu wilayah, itu berarti wilayah tersebut
semakin mandiri
secara finansial
dalam menjalankan
roda pemerintahannya. Tujuan utama diadakannya otonomi daerah adalah untuk
memberikan keleluasaan daerah dalam mengembangkan serta membangun perekonomian di daerahnya masing-masing. Pemerintah pusat mengharapkan
setiap daerah agar lebih mandiri dalam mengelola pemerintahnnya masing- masing.
Dengan semakin tingginya PAD yang dihasilkan suatu daerah itu berarti pemerintah daerah akan semakin mudah melaksanakan program-program
pelayanan publik tanpa perlu terlalu bergantung oleh dana dari pemerintah pusat. Kemampuan daerah untuk menyatakan suatu daerah itu telah mandiri tidak hanya
dilihat dari apakah PAD di daerah tinggi, tapi juga dilihat dari seberapa efektif pemerintah daerah dalam mengelola PAD yang diukur dengan Rasio Efektivitas
Pendapatan Asli Daerah. Pemerintah pusat mengharapkan agar pemerintah daerah bekerja lebih efektif dan dapat menghasilkan PAD sesuai atau lebih besar dari
PAD yang telah dianggarkan. Hal ini dilakukan agar PAD semakin lebih baik yang berarti rasio kemandirian keuangan daerah menjadi lebih tinggi.
2 Pengaruh Belanja Modal terhadap Kemandirian Keuangan Daerah
Pemerintah daerah
dikenakan cost
untuk menjalankan
roda pemerintahannya. Salah satu cost yang perlu dikeluarkan pemerintah daerah
dalam rangka mengelola daerahnya adalah Belanja Modal. Belanja modal adalah pengeluaran yang diperlukan dalam rangka pengadaan aset tetap berwujud yang
Universitas Sumatera Utara
41
mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan.
Pemerintah daerah di Indonesia dalam mencukupi kebutuhan belanja daerahnya mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat. Semakin besar belanja
modal yang dilakukan daerah tersebut itu berarti semakin besar juga dana yang diperlukan dalam membiayai belanja modal tersebut. Maka pada kondisi dimana
Pendapatan Asli Daerah tidak cukup untuk membiayai belanja yang telah dilakukan pemerintah daerah, maka pemerintah daerah akan sangat membutuhkan
dana bantuan dari pusat. Belanja modal inilah yang menjadi salah satu faktor pendorong daerah meminta bantuan ke pusat. Di saat bersamaan jika bantuan dari
pusat semakin besar itu berarti kemandirian keuangan daerah tersebut tidak terlalu baik, dan masih membutuhkan bantuan dari pusat dalam mencukupi kebutuhan
daerahnya.
3 Pengaruh Dana Perimbangan terhadap Kemandirian Keuangan Daerah
Berdasarkan UU No. 33 Tahun 2004, Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk
mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan terdiri atas Dana Alokasi Umum DAU, Dana Alokasi Khusus
DAK, dan Dana Bagi Hasil DBH. Dana perimbangan diberikan pusat ke daerah agar untuk mengatasi kesenjangan fiskal yang terjadi antara pusat dan
daerah.
Universitas Sumatera Utara
42
Dana perimbangan pada dasarnya adalah upaya pemerintah pusat agar dapat merangsang pemerintah daerah dalam membangun daerahnya. Harapan
pusat adalah agar daerah tidak terlalu bergantung kepada pusat, dan lebih mandiri dalam mengelola keuangan daerahnya. Semakin besar dana perimbangan yang
diberikan pusat, itu berarti harapan pusat agar daerah menjadi lebih mandiri secara fiskal semakin jauh dari apa yang diharapkan. Oleh karena itu besaran dana
perimbangan yang diterima daerah sangatlah penting untuk dapat melihat apakah keuangan daerah tersebut semakin mandiri atau tidak.
4 Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Kemandirian Keuangan Daerah
Pertumbuhan jumlah penduduk memberikan dampak yang signifikan terhadap kemampuan daerah dalam mengelola keuangan daerahnya. Semakin
besar pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak disertai dengan peningkatan kualitas SDM yang ada dapat memberikan dampak negatif dalam pengelolaan
keuangan daerah. Namun di saat bersamaan jumlah penduduk juga dapat menjadi faktor
yang mempengaruhi perputaran ekonomi di daerah tersebut. Jumlah penduduk dapat memperbesar jumlah PAD yang dihasilkan daerah, namun disaat bersamaan
dapat meningkatkan belanja modal suatu daerah. Untuk itu pusat juga menjadi terpengaruh untuk memberikan bantuan pusat lebih atau malah justru sebaliknya
pusat akan mengurangi bantuan pusat jika jumlah penduduk yang bertambah tersebut adalah penduduk yang produktif. Jumlah penduduk tersebut akan
mempengaruhi daerah tersebut keuangan menjadi semakin mandiri atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
43
2.4 Hipotesis Penelitian