Standar Mutu Produk Bahan yang Digunakan

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Industri Karet Nusantara terletak di jalan Medan-Tanjung Morawa Km 9,5 Medan, dengan luas sekitar 77.500.000 m 2 . Lahan tersebut digunakan untuk bangunan kantor, pabrik dan ruang kesejahteraan karyawan.

2.4. Daerah Pemasaran

Hasil produksi PT. Industri Karet Nusantara diedarkan ke beberapa pabrik dan perusahaan garmenmanufaktur lokal dan juga ke beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, Cina dan Jepang.

2.5. Proses Produksi

Proses produksi merupakan suatu cara, metode dan teknik untuk mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi dengan menggunakan sumber-sumber yang ada. PT. Industri Karet Nusantara bergerak dalam pengolahan Lateks menjadi Rubber Thread benang karet. Adapun proses pembuatan benang karet sebagai suatu produk jadi dari pabrik karet dapat diuraikan dalam subbab berikut ini.

2.5.1. Standar Mutu Produk

Produk yang dihasilkan dari pengolahan karet alam yang dilakukan memiliki standar mutu produk berdasarkan ISO 9002 untuk kegiatan manufaktur dan ISO 14000 untuk kebijakan pemakaian sumber daya alam dan penanganan terhadap lingkungan. Sasaran mutu produksinya adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. A-grade , yaitu mutu produksi yang bernilai tinggi. Spesifikasi mutu produksi ini adalah 92.50 - 100 produk dalam keadaan baik, yaitu masuk dalam kelayakan sifat fisika, satu palet maksimum dua sambungan, count dan lebar pita sesuai, dan benang tidak kotor bendol dan warna bercampur. 2. B-grade, yaitu mutu produksi yang tidak baik, namun pelanggan tetap menerima produk tersebut. Produk tersebut memiliki nilai spesifikasi mutu minimal 3.10 dalam keadaan baik, yaitu tidak memenuhi semua sifat fisika, maksimum lima sambungan benang besar kecil, pita bengkok, benang pipihbengkok dan count serta warna harus sesuai. 3. Reject, yaitu mutu produksi yang tidak baik dan tidak diterima oleh pelanggan. Spesifikasi wastage yaitu tidak memenuhi syarat, benang gembung dan ukuran tidak sesuai, benang berlubang, di luar spesifikasi A dan B grade. Dalam hal ini reject ini dapat dijual pada perusahaan lokal dalam bentuk lembaran maupun dalam goni.

2.5.2. Bahan yang Digunakan

Adapun bahan yang digunakan dalam proses pengolahan benang karet ini dibagi dalam tiga jenis yaitu bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan. 1. Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan persentasenya terbesar dibandingkan dengan bahanbahan lainnya. Bahan baku yang digunakan adalah karet alam, yaitu centrifuged lateks, dengan kadar DRC Dry Rubber Content 60. Bahan Universitas Sumatera Utara baku lateks yang diperoleh berasal dari kebun PTPN III Rambutan, Tebing Tinggi. 2. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah: a. Karton, kemasan yang digunakan ada dua jenis yaitu kotak yang berukuran kecil inner box dan kotak yang berukuran besar, digunakan untuk pengepakan benang karet. b. Pewarna, yaitu mikrossol blak 2B, mikrossol BN, violet mikrossol B, red colour pigment . c. Talcum , berfungsi sebagai anti perekat pada benang karet adalah magnesium. 3. Bahan Penolong Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang digunakan adalah : a. Larutan CH 3 COOH ±30, larutan ini berfungsi membekukanmembentuk lateks menjadi benang karet rubber thread pada acid bath. b. Demin Water , merupakan bahan penolong paling utama dalam pembuatan compound benang karet. Misalnya untuk membersihkan former sebagai Universitas Sumatera Utara pendingin, dan juga campuran bahan kimia, tetapi air tidak ikut dalam produk benang karet tersebut. c. Diathermic oil , merupakan fluida cair yang dipanaskan dengan menggunakan thermopack. Diathermic oil berfungsi untuk membantu proses pembuatan benang karet, dimana panas yang dihasilkan oleh thermopack digunakan pada water bath, drying oven, dan curing. d. Stabilisator , berfungsi untuk menstabilkan lateks. Zat kimia yang digunakan sebagai stabilisator adalah KOH 30 dan Potasium Oleat. e. Vulkanisir , berfungsi untuk mengikat ion-ion benang karet, sehingga zat- zat yang ada menyatu. Sulfur 60 berfungsi mengikat ion-ion pada benang karet mengeraskan benang karet. f. Filler , berfungsi sebagai bahan pengisi dan menambah berat produk. Zat kimia yang digunakan sebagai filler adalah TiO 2 70 dan Kaolin 50. g. Activator, berfungsi untuk mengaktifkan lateks. Zat activator yang digunakan adalah ZnO 60. h. Anti Oksidan, berfungsi untuk membunuh kuman-kuman agar lateks tidak cepat mengalami pembusukan atau cepat rusak. Zat kimia yang digunakan adalah wingstay-1 dan Sunproof 50. i. Accelerator , berfungsi untuk mempersingkat waktu vulkanisasi. Zat kimia yang digunakan adalah ZnMBT 50 dan ZDBC 50. Universitas Sumatera Utara

2.5.3. Uraian Proses Produksi