Pemborosan Waste LANDASAN TEORI

3.2. Pengendalian Kualitas

6 Pengendalian kualitas adalah teknik dan kegiatan yang digunakan untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas dari suatu produk. Pengendalian kualitas mengintegrasikan hubungan antara teknik dan kegiatan sebagai berikut: 1. Spesifikasi yang dibutuhkan. 2. Desain produk untuk memenuhi spesifikasi. 3. Produksi atau instalasi untuk memenuhi keseluruhan tujuan dari spesifikasi. 4. Inspeksi untuk menentukan kesesuaian spesifikasi. 5. Tinjauan kembali dari penggunaan informasi untuk perbaikan spesifikasi jika diperlukan. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk peningkatan kualitas secara terus menerus.

3.3. Pemborosan Waste

7 Pemborosan waste diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam pelaksanaan suatu kegiatan digunakan sumber daya produksi yaitu waktu, bahan, tenaga ataupun biaya melebihi jumlah seharusnya. Sumber-sumber pemborosan pada perusahaan manfaktur umumnya adalah : 6 Dale H Besterfield, Quality Control Fifth Edition, Prentice-Hall International, United States of Universitas Sumatera Utara 1. Defect Defect produk cacat adalah sumber utama pemborosan. Setiap produk cacat seharusnya diidentifikasi dan kemudian diseleksi atau diperbaiki sebelum pengiriman kepada pelanggan. Jika produk cacat tidak dapat lagi diperbaiki maka kerugian yang ditanggung perusahaan ialah pemborosan bahan, jam mesin, jam buruh dan biaya pemusnahan produk cacat tersebut. 2. Transportation Sebagian besar perusahaan membutuhkan transportasi orang, bahan, komponen, bahan penolong dan lain-lain dari satu lokasi ke lokasi manufacturing . Setiap kegiatan transportasi akan mengkonsumsi sejumlah sumber daya yaitu waktu, tanaga kerja, energi dan peralatan. Kegiatan transportasi mungkin tidak dapat dihilangkan tetapi dapat diminimisasi melalui perencanaan lokasi dan tata letak fasilitas yang baik. 3. Inventory Inventory pada dasarnya ialah sejumlah item bahan baku, bahan penolong, komponen, produk setengah jadi, produk akhir dalam keadaan menunggu untuk diperlakukan atau dikenakan suatu kegiatan berikutnya. Masalah inventory tidak terbatas hanya pada bahan tersimpan dalam gudang persediaan tetapi jauh lebih luas dari hal tersebut misalnya adanya gundukan bahan setengah jadi dilantai pabrik, tumpukan produk akhir digudang-gudang distribusi dan lain-lain. America, 1998, h. 2 – 3 Universitas Sumatera Utara 4. Overproduction Perusahaan manufaktur tidak jarang menetapkan kebijakan membuat produk dalam jumlah yang melebihi perkiraan penjualan untuk mancapai tingkat utilisasi mesin-mesin produksi dan peralatanfasilitas penunjang yang semakin tinggi. Pada umumnya, setiap produk akhir yang tersimpan lama digudang akan menimbulkan masalah penyimpanan. Tidak jarang ditemui bahwa produk akhir yang tersimpan lama harus dijual dengan harga yang lebih rendah dan kalua tidak dapat dijual maka harus dimusnahkan. 5. Inappropriate processing Merupakan waste yang disebabkan oleh proses produksi yang tidak tepat karena prosedur yang salah, penggunaan peralatan atau mesin yang tidak sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dalam suatu operasi kerja. 6. Waiting Waiting adalah salah satu bentuk pemborosan yang paling mudah dilihat dan diidentifikasi. Waktu menunggu mempunyai bermacam bentuk antara lain menunggu kedatangan order pelanggan, menunggu tibanya komponen dari departemen sebelumnya ataupun menunggu mesin-mesin selesai diperbaiki. Kerugian karena terjadinya waktu menunggu ialah menurunnya kapasitas produksi akibat menurunnya jam kerja produktif. 7. Motion Untuk tidak membingungkan dalam membedakan gerakan sebagai pemborosan dan gerakan yang bukan pemborosan maka didefinisikan kerja 7 Ibid. hal.63-73 Universitas Sumatera Utara work ialah semua gerakan yang menciptakan atau meningkatkan nilai tambah dan gerakan motion ialah setiap gerakan yang tidak mengandung nilai tambah.

3.4. Lean