Analisis Value Stream Mapping Analisis Process Lead Time dan Process Velocity Analisis Cricital to Waste Analisis Fishbone dan FMEA Failure Mode and Effect Analysis

3. Process Cycle Efficiency Berdasarkan hasil perhitungan dari data value added and non value added , maka diperoleh Process Cycle Efficiency sebesar 50,51.

6.3. Analisis Value Stream Mapping

Value Stream Mapping merupakan penggambaran proses produksi secara menyeluruh untuk melihat apakah proses tersebut memberikan nilai tambah atau tidak. Dengan VSM toal proses produksi benang karet adalah 381,30 menit. Hasil VSM menunjukkan adanya kegiatan WIP yaitu pada proses aktivasi, proses homogenisasi, dan pembentukan benang karet.

6.4. Analisis Process Lead Time dan Process Velocity

Dari hasil perhitungan process lead time, maka diperoleh total lead time yang dibutuhkan untuk menyelesaikan jumlah permintaan produk pada bulan april dari awal hingga akhir adalah 24,76 harĂ­ sama dengan 25 hari. Untuk hasil perhitungan proses velocity, kecepatan proses yang diperoleh untuk menyelesaikan jumlah permintaan produk pada bulan april adalah 1,84 proseshari 0,0767 prosesjam. Akan tetapi, perhitungan kecepatan proses ini tidak dapat menjelaskan suatu aktifitas tunggal sehingga tidak dapat menunjukkan dimana terdapat waktu menunggu. Universitas Sumatera Utara

6.5. Analisis Cricital to Waste

Critical to waste dilakukan untuk mengetahui penyebab utama terjadinya waste pada proses produksi. Critical to waste untuk masing-masing jenis waste dapat dilihat pada tabel 6.2. Tabel 6.2. Critical to waste Pada Proses Produksi Benang Karet No Waste Critical to waste 1 Defect Benang gembung dan Ukuran tidak sesuai 2 Waiting Unplanned downtime 3 Transportation Perpindahan operator 4 Motion Mengambil material 5 Inventory Bahan baku 6 Overproduction Penambahan produksi 7 Inappropite process Inspeksi

6.6. Analisis Fishbone dan FMEA Failure Mode and Effect Analysis

Diagram sebab akibat digunakan untuk menyelidiki akibat-akibat yang buruk dari suatu masalah untuk dicari solusinya. Pada dasarnya, prinsip yang digunakan untuk membuat diagram sebab akibat ini adalah prinsip brainstorming . Diagram sebab akibat dilakukan pada ketujuh jenis waste untuk melihat faktor penyebab waste, kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan FMEA. Penyebab waste yang memiliki nilai risk priority number RPN tersebesar adalah defect yaitu ukuran tidak sesuai dengan nilai RPN 175 . Penyebab selanjutnya yang memiliki risk priority number RPN terbesar adalah transportation dengan nilai RPN sebesar 125 dan motion dengan nilai RPN sebesar 150. Universitas Sumatera Utara

6.7. Ringkasan Hasil Estimasi Sebelum dan Sesudah Usulan Perbaikan