Tujuan Khusus Tujuan Penelitian .1 Tujuan Umum

p Mengetahui distribusi proporsi penyakit penyerta berdasarkan klasifikasi gagal jantung q Mengetahui distribusi proporsi penyakit penyerta berdasarkan rujukan r Mengetahui distribusi proporsi lama rawatan berdasarkan rujukan s Mengetahui distribusi proporsi klasifikasi gagal jantung berdasarkan keadaan sewaktu pulang

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu 1.4.1 Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir dalam upaya perencanaan untuk pelayanan pengobatan pasien gagal jantung. 1.4.2 Menambah wawasan penulis maupun pembaca tentang gagal jantung dan sarana menerapkan ilmu yang diperoleh selama ini di perkuliahan. 1.4.3 Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan gagal jantung. 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan bagi negara dalam pembangunan nasional. Sumber daya manusia yang berkualitas pada dasarnya ditentukan oleh derajat kesehatannya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari beberapa indikator, di antaranya angka harapan hidup, angka kesakitan, angka kematian, dan status gizi. Indikator-indikator di atas juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor-faktor lain Depkes RI, 2009. Karena itu masalah-masalah kesehatan yang ada pada berbagai negara perlu dipahami dari berbagai aspek agar derajat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan. Selain itu, masalah kesehatan pada penduduk mempengaruhi ketahanan ekonomi yang merupakan beban bagi negara. Seiring berkembangnya peradaban manusia, faktor ekonomi, budaya, dan kependudukan mempengaruhi pola penyakit pada masyarakat di seluruh dunia, dimana telah terjadi transisi epidemiologi dari penyakit menular penyakit infeksi menjadi penyakit tidak menular penyakit degeneratif sehingga negara-negara berkembang termasuk Indonesia mengalami beban ganda dalam menghadapi masalah kesehatan. Penyakit tidak menular merupakan penyakit penyebab kematian terbanyak dibandingkan dengan kematian oleh penyebab lain. Kebanyakan orang mengira bahwa penyakit tidak menular kebanyakan terjadi di negara-negara maju. Namun data yang ada menunjukkan bahwa hampir 80 kematian akibat penyakit tidak menular terjadi di negara yang penduduknya berpendapatan menengah ke bawah. Pertumbuhan penyakit tidak menular di negara dengan pendapatan menengah ke bawah dipercepat oleh dampak buruk globalisasi, seperti urbanisasi yang tidak terkendali dan meningkatnya kehidupan sedentari. Orang-orang di negara berkembang juga semakin banyak mengkonsumsi makanan dengan jumlah kalori yang tinggi, merokok, alkohol, dan junk food. Apalagi upaya pemerintah dalam mengontrol kebijakan, pelayanan, dan infrastruktur untuk melindungi masyarakat dari penyakit tidak menular masih belum maksimal. Penduduk pada status sosial ekonomi rendah lebih mudah mengalami kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular daripada penduduk yang berstatus sosial ekonomi yang lebih tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain pendidikan, pekerjaan, pendapatan, gender, dan etnik. Terdapat fakta adanya korelasi antara determinan sosial, khususnya pendidikan, dengan angka prevalensi penyakit tidak menular dan faktor risikonya . Masalah penyakit tidak menular pada akhirnya tidak hanya menjadi masalah kesehatan saja, karena bila tidak dikendalikan dengan tepat, benar, dan berkesinambungan dapat mempengaruhi ketahanan ekonomi nasional maupun global, karena sifatnya kronis dan umumnya terjadi pada usia produktif WHO, 2011. Dewasa ini, penyakit tidak menular telah mencapai angka yang cukup tinggi sebagai penyebab kematian, membunuh orang setiap tahunnya dengan penyebab yang kompleks. World Health Organization 2011 menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh penyakit tidak menular. Pada

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Gagal Jantung yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

2 50 132

Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 47 115

Karakteristik Penderita Gagal Jantung yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 0 15

Karakteristik Penderita Gagal Jantung yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 0 2

Karakteristik Penderita Gagal Jantung yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 0 8

Karakteristik Penderita Gagal Jantung yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 0 4

Karakteristik Penderita Gagal Jantung yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 0 25

Cover Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 0 16

Abstract Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 0 2

Reference Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

0 0 3