4.1 Karakteristik Responden
Pada penelitian ini penulis mengambil responden yaitu Kanit Reg Ident yaitu Bapak AKP. Imam Alriyuddin,SH, Kasubnit Bapak Aiptu M. Sinulingga, Aiptu
Jumino, dan Brigadir Enrico Simanjuntak serta responden tambahan dari masyarakat dimana penulis mengambil 10 orang yang mewakili.
4.2 Akuntabilitas dalam Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi di
Kantor Satlantas Polresta Medan.
Berdasarkan KepMenPan No. 26KEPM.PAN22004 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik dikatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan
publik harus dapat dipertanggungjawabkan, baik kepada publik maupun kepada atasanpimpinan unit pelayanan instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Adapun akuntabilitas yang ingin diteliti mengenai pelayanan pemerintahan dalam Pembuatan Surat Izin Mengemudi meliputi:
4.2.1 Penerapan Disiplin Pegawai, Tingkat Ketelitian Pegawai, Kelengkapan
Sarana dan Prasarana Pelayanan, dan Profesionalitas Pegawai.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan penelitian di peroleh informasi bahwa, akuntabilitas kinerja pelayanan publik dalam hal kedisiplinan pegawai,
tingkat ketelitian pegawai, kelengkapan sarana dan prasarana, dan profesionalitas pegawai dalam melayani masyarakat khususnya dalam pengurusan pembuatan Surat
Izin Mengemudi sudah baik. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara langsung dengan
informan kunci yaitu Kanit Satlantas Polresta Medan, Bapak AKP. Imam Alriyuddin,SH menyatakan bahwa :
“Pegawai Satlantas Medan khususnya di bagian unit pembuatan Surat Izin Mengemudi sejauh ini sudah bekerja dengan teliti karena proses entri berkas di data
sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, apabila syarat-syarat tersebut tidak lengkap maka data tersebut akan dikembalikan kepada pemohon dan tidak akan
diproses. Mengenai disiplin pegawai Saya jamin sudah disiplin karena setiap harinya dilakukan apel pagi setiap jam 06.00Wib sebelum memulai pekerjaan kami dan akan
dilakukan pengabsenan dan bagi pegawai yang terlambat pun akan diberikan sanksi sehingga secara otomatis mereka datang dan bekerja dengan tepat waktu dan
mengenai profesionalitas pegawai khusus petugas entri pembuatan SIM menurut pengamatan saya sejauh ini cukup profesionalitas karena mereka dibekali pelatihan
sebelum terjun dalam bekerja. Kemudian mengenai sarana dan prasarana saya rasa sudah baik karena sarana dan prasarana yang ada di Satlantas Polresta ini sudah
sesuai dengan Perkap No.9 Tahun 2012 tentang SIM Bab III SATPAS dalam bagian Keempat Pasal 18 paragraf 1, Pasal 19 paragraf 2 dan Pasal 20 paragraf 3 yaitu
mengenai standar sarana dan prasarana yang dimulai dari sarana dan prasarana dalam pelayanan administrasi,sarana dan prasarana dalam ujian teori maupun
praktik semua sudah tersedia di Satlantas Polresta Medan, selain itu kami juga menyediakan jaringan WIFI dan Televisi bagi masyarakat ataupun pemohon yang
ingin membuat SIM agar tidak bosan menunggu antrian”.
Hasil wawancara ini juga diperkuat oleh hasil pengamatan peneliti bahwa Pegawai Satlantas Polresta Medan sejauh ini sudah berkomitmen dalam
melaksanakan pekerjaannya dengan teliti dan setiap pagi pegawai datang dengan tepat waktu untuk melaksanakan apel pagi. Kemudian untuk ruang tunggu cukup
nyaman dimana hal ini didukung dengan adanya ruangan yang bersih dan rapi serta tersedianya majalah ataupun koran untuk dibaca serta tersedianya jaringan Wifi
sehingga pemohon yang ingin membuat SIM tidak merasa bosan saat menunggu giliran.
4.2.2 Biaya Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi SIM
Dalam hal akuntabilitas biaya pelayanan publik di Kantor Satlantas Polresta Medan sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah PP No. 50 Tahun 2010 tentang
jenis dan tarif atas jenis penerimaan Negara bukan pajak yang berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia, tarif pembuatan SIM baru dan perpanjangan
adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Tarif pembuatan SIM Baru dan Perpanjangan
Berdasarkan gambar diatas, keseluruhan biaya pengurusan SIM tersebut akan masuk ke dalam kas Negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan Kanit Satlantas Polresta Medan, Bapak AKP. Imam Alriyuddin,SH yaitu :
“Biaya Pelayanan Publik khususnya dalam pengurusan Pembuatan dan perpanjangan SIM di Kantor Satlantas Polresta Medan sudah sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan, dan pantauan saya sejauh ini tidak ada pegawai yang melakukan kontak pribadi dengan masyarakat mengenai biaya pembuatan SIM
karna kami menyediakan Bank untuk pembayarannya langsung dan saya juga
mengecek langsung pegawai saya dan seluruh biaya penguruan SIM tersebut akan masuk ke dalam Kas Negara”.
Namun menurut pendapat pegawai Kantor Satlantas Polresta Medan yang melayani pembuatan SIM, Bapak Aiptu M.Sinulingga mengatakan :
“Biaya Pelayanan Publik khususnya dalam pengurusan pembuatan dan perpanjangan SIM di Kantor Satlantas Polresta Medan sudah sesuai dengan
ketentuan yang telah di tetapkan. Namun jika ada masyarakat yang memberikan uang dengan ikhlas hati sebagai ucapan terima kasih atas baiknya pelayanan kami,
ya kami menerimanya aja, ya namanya juga rejeki.”
4.2.3 Persyaratan Teknis dan Administratif yang jelas dan Mekanisme Kerja
yang Dilaksanakan Sesuai dengan Ketentuan yang Telah Ditetapkan
Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik di Kantor Satlantas Polresta Medan sudah sesuai dengan Peraturan Kapolri No. 9 Tahun 2012 yang harus jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan dari segi kualitas dan keabsahan produk pelayanan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Kanit Satlantas Polresta Medan, Bapak Kanit
AKP. Imam Alriyuddin,SH mengatakan : “persyaratan dan administrasi kerja pegawai sudah cukup baik dimana
persyaratan teknis dapat dilihat di banner-banner ataupun papan spanduk yang ada di sekitar Kantor Satlantas Polresta Medan ini. Kemudian untuk mekanismenya juga
sudah sesuai dengan ketentuan Perkap No. 9 Tahun 2012 yang telah ditetapkan mulai dari pengisian formulir sampai penerbitan SIM”.
Adapun persyaratan teknis dan administratif serta mekanisme kerja Satlantas
Polresta Medan dalam pelayanan pembuatan Surat Izin Mengemudi dapat dilihat dari banner yang terdapat disekitas Lingkungan Satlantas berikut ini :
Gambar 4.2 Pekap RI No. 9 Tahun 2012 Tentang Surat Izin Mengemudi
4.3 Transparansi dalam Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi di
Kantor Satlantas Polresta Medan
Dalam KepMenPan No. 26KEPM.PAN22004 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayann Publik, menjelaskan pengertian transparansi
penyelenggaraan publik merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan ataupun pengendaliannya , serta mudah di akses oleh semua pihak yang membutuhkan informasi.
Adapun penyajian data Transparansi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Informan peneliti antara lain sebagai berikut :
4.3.1 Manajemen dan Penyelenggaraan Pelayanan Pembuatan Surat Izin
Mengemudi
Pelayanan publik mempunyai peran penting dalam masyarakat. Pemerintah sebagai pemberi pelayanan hendaknya dapat memberikan pelayanan-pelayanan dasar
yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan baik. Penyelenggaraan dan manajemen pelayan publik oleh instansi pemerintah harus sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur SOP yang berlaku pada instansi tersebut. Begitu juga halnya dengan pelayanan di Kantor Satlantas Polresta Medan, penyelenggaraan pelayanan publiknya
mengacu pada SOP yang tertera pada Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan publik. Undang-undang tersebut berisikan tentang persyaratan, dasar
hukum, sistem, mekanisme, dan prosedur. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak AKP. Imam Alriyuddin,SH selaku Kepala Unit SIM di Satlantas Polresta Medan :
“manajemen penyelenggaraan pelayanan publik khususnya dalam pembuatan SIM sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan dan juga
sesuai berdasarkan Undang-undang Lalu Lintas No. 22 Tahun 2009 dan berdasarkan Perkap No. 9 Tahun 2012 yang dapat dilihat di sekitar kantor ini dan
juga standar pelayanan sudah tercantum dalam wewenang dan tugas setiap pegawai seksi bidang masing-masing dan bekerja sesuai dengan sumber daya manusia yang
dimiliki oleh masing-masing pegawai.”
Seiring dengan penjelasan di atas, Bapak Aiptu M. Sinulingga yang menjabat
sebagai Kasubnit juga menambahkan: “kalau penyelenggaraan pelayanan, kita memanfaatkan apa yang tersedia di
kantor. Pelayanan pembuatan SIM yang diberikan tergantung pada alat khususnya pelayanan pembuatan SIM. Jika alat-alat yang digunakan untuk pengurusan SIM
semuanya dalam kondisi baik maka pengurusan SIM bisa cepat dan sesuai dengan SOP. Alat-alat di kantor ini kan juga terbatas dan seluruhnya milik negara, dimana
jika terjadi sesuatu dengan alat-alat tersebut harus dilaporkan ke Pusat, kami hanya bisa menginformasikan tentang kondisinya.”
Berdasarkan penjelasan Bapak AKP. Imam Alriyuddin,SH dan Bapak Aiptu
M.Sinulingga, diatas dapat kita ketahui bahwa manajemen penyelenggaraan pelayanan publik di Kantor Satlantas Polresta Medan sesuai dengan SOP yang
berlaku dan ternyata alat-alat yang digunakan untuk pembuatan SIM jumlahnya terbatas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, terlihat bahwa mesin
pencetak SIM hanya tersedia 2 mesin pencetak saja,sehingga jika terjadi kerusakan pada mesin maka proses pembuatan SIM akan terhambat karena harus menunggu
mesin tersebut diperbaiki. Hal ini tentu kurang efektif dan efesien, karena bisa
menghambat kinerja petugas pemberi pelayanan sehingga menimbulkan keluhan dari masyarakat.
Sikap para pemberi layanan dalam pelayanan publik turut menjadi sorotan. Tanggapan petugas dalam melayani masyarakat ikut mempengaruhi penilaian
maasyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh instansi publik tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Vira :
“sebenarnya tergantung bagaimana kita bertanya kepada petugas, nada bicara, mimik wajah dan bagaimana kita berinteraksi dengan mereka. Kalau
istilahnya kita terus mengeluh dengan wajah yang marah, mungkin sambutan mereka pun kurang, tapi jika kita berusaha bertanya dengan nada sopan saya rasa mereka
pun menjawab dengan baik.”
Sebagai penerima pelayanan, masyarakat sebaiknya dapat sedikit memahami
petugas pemberi pelayanan seperti yang di utarakan Ibu Vira, karena petugas tidak hanya melayani satu atau dua orang saja tetapi mereka harus melayani begitu banyak
orang dengan keinginan dan kebutuhan yang berbeda. Seperti pada umumnya sifat manusia, jika sudah terlalu lelah dengan pekerjaanya ditambah lagi harus
mendengarkan berbagai macam bentuk rupa masyarakat pasti akan merasa jenuh dan emosi pun akan terpancing. Alangkah lebih baiknya jika masyarakat sebagai
pengguna jasa dan petugas selaku pemberi jasa saling memahami dan mengerti Tugas, hak serta kewajiban masing-masing pihak, jadi tidak terjadi salah paham atau
prasangka buruk diantara keduannya.
4.3.2 Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan di Kantor Satlantas Polresta Medan sebenarnya sudah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dan tidak berbeli-belit. Hal ini terbukti
dengan adanya pegawai yang standby di bagian informasi untuk memberikan setiap informasi yang dibutuhkan masyarakat dalam pelayanan publik khususnya dalam
pembuatan Surat izin Mengemudi SIM. Hal ini di perkuat dengan pernyataan Bapak Kanit Reg Ident SIM Satlantas
Polresta Medan, AKP. Imam Alriyuddin,SH mengatakan: “keterbukaan prosedur pelayanan dalam pengurusan SIM kembali kita
sampaikan tidak ada yang berbelit belit karena setiap prosesnya dapat dilihat sendiri di plan banner ataupun papan spanduk yang terdiri dari persyaratannya, waktu
pelaksanaannya, mekanisme ataupun prosedurnya serta biaya yang diperlukan dalam pembuatan SIM yang ada di sekitar kantor ini dan kami juga menyiapkan
pegawai yang standby untuk melayani ataupun memberikan informasi kepada masyarakat. Selain itu masyarakat juga dapat melihat mekanisme prosedurnya
melalui media cetak maupun media online dimana dari Sabang sampai Mearuke prosedur dan biayanya sama saja”.
Berkaitan dengan alur pelayanan di Satlantas Polresta Medan , menurut Ibu
Vira sudah efisien dan dapat memberikan rasa aman bagi pemohon, seperti yang diungkapkannya berikut ini :
“alur pelayanan seperti ini sebenarnya memudahkan, untuk persyaratannya juga. Mereka sudah kasih tahu kita apa saja yang harus dibawa, jadi dari awal kita
memang harus mempersiapkannya toh yang dibawa hanya KTP selainnya semua dipersiapkan dari sini seperti mengisi Formulir, melakukan tes kesehatan, ujian teori
sampai ujian praktik semua dilakukan di Satlantas Medan ini dan dilaksanakan sesuai dengan no urut pendaftaran,jadi saya rasa aman alurnya seperti ini. Saya bisa
menilai keadaan disini karena saya mengurus SIM sendiri tanpa calo dan beberapa kali menemani teman dan saudara saya dimana selama ini saya rasa aman saja
karena administrasinya lengkap”.
Adapun prosedur yang harus dilalui oleh masyarakat dalam pengurusan SIM, dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 4.3 Prosedur Sistem Penerbitan SIM Baru Alih Golongan
Gambar 4.4 Prosedur Penerbitan SIM Perpanjangan
Dari gambar tersebut, dapat kita lihat bahwa dalam memberikan pelayanan, Satlantas Polresta Medan menerapkan sistem antrian atau yang dikenal dengan sistem
First In First Out FIFO. Sistem FIFO mengharuskan masyarakat untuk mengambil nomor antrian agar bisa mendapatkan pelayanan, pemohon yang datang duluan
makan akan dilayani lebih dulu sehingga SIMnya juga akan selesai lebih cepat. Sistem tersebut menurut penulis sangat efektif dan aman karena dapat memudahkan
semua pihak dalam memberikan maupun mendapatkan pelayanan, menciptakan keadilan serta mempersempit timbulnya diskriminasi.
Mayarakat pun merasa mudah untuk memahami dan mengikuti prosedur yang harus dilalui. Seperti yang disampaikan oleh Pak Hardi :
“ Ya biasa saja tidak ada kesulitan, saya hanya mengikuti prosedur yang terpampang di papan informasi. Saya mengurus SIM sendiri dari awal sampai
selesai dan tidak ada kenal sama petugas Satlantas. Tinggal mengikuti prosedur yang ada di depan dan semuanya di buat di prosedur itu sesuai dengan alurnya yang
saya sipakan hanya waktu dan mental saja agar lulus ujian teori dan praktiknya”
Berbeda dengan pernyataan Pak Hardi tersebut, prosedur pengurusan SIM yang dirasakan oleh Indra kurang memuaskan:
“saya merasa pembuatan SIM ini kurang memuaskan terlihat dari masih ada beberapa orang yang bisa masuk dan keluar sesuka hatinya untuk membuat SIM
padahal jelas-jelas dia baru saja datang sedangkan saya sudah dari pagi hari berada di Satlantas masih mengantri sambil menunggu gilliran di panggil. Selain itu
sekarang, kalau mengurus SIM baru harus ujian dulu. Pokoknya susah lah, memang biaya lebih murah dibanding dengan calo, tapi badan jadi capek kesana-kemari.
Ujian mengemudi saja sampai harus tiga kali baru berhasil. Tidak layak kalau Satlantas memercayakan sertifikat mengemudi pemohon SIM kepada pihak yang
hanya menyediakan lokasi sempit dan ujian untuk beberapa menit seperti itu. Seharusnya, sertifikat dikeluarkan oleh kursus mengemudi yang mengajarkan anak
didiknya di jalan raya, toh mengemudi kan bukan bisa dikuasai dalam waktu yang singkat.”
Keluhan senada dikemukakan seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi
swasta di Medan, Radifka: “Bagi yang sudah bisa menyetir apa harus ikut sekolah mengemudi di MSDC
lagi, kan terlalu merepotkan kalau hanya sekedar dijadikan persyaratan saja. Apalagi untuk mendapatkan sertifikat itu tidak murah,”
Berdasarkan pernyataan kedua nara sumber tersebut mengenai prosedur
sertifikat yang memberatkan Ibu Vira malah berpendapat berbeda dengan kedua nara sumber tersebut. Ia mengatakan :
“bahwa pelaksanaan pembuatan SIM seperti sekarang ini sangat baik dan harus diteruskan apalagi untuk SIM umum diharuskan memiliki sertifikat seperti
yang bisa kita lihat banyak angkutan umum yang mengendarai kendaraannya sesuka hatinya, menerobos lampu merah, bahkan bisa menurunkan penumpang di tengah
jalan raya yang dapat membahayakan banyak orang. Jadi pantaslah semua pemohon melalui tahapan ataupun kesulitan yang dirasakan masyarakat sekarang yang secara
langsung sudah mendidik masyarakat, memahami teori Lalulintas sehingga pada saatnya nanti memiliki SIM sudah mengetahui aturan yang akan ditaati.”
Mengenai hal itu, Kanit Reg Ident SIM Satlantas Polresta Medan, AKP. Imam
Alriyuddin,SH, menyatakan: “pemohon SIM baru tidak harus melampirkan sertifikat mengemudi, karna
sampai disini kita tes lagi dan tidak ada jaminan bagi pemilik sertifikat dapat lulus, bila hanya mengandalkan sertifikat mengemudi dari MSDC Medan safty Driving
Centre ,memang sesuai dengan Undang Undang No 22 Tahun 2009 mengenai pengurusan SIM, khususnya sopir, memang wajib melalui uji kompetensi, seperti dari
sekolah mengemudi. Namun, kita pihak Satlantas tetap menguji secara praktek disini,”
Hal tersebut juga di perkuat oleh Aiptu Jumino selaku Pegawai yang melakukan
uji praktik bahwa : “sesuai dengan pasal 77 ayat 3 dan 4 Undang-undang Lalu Lintas Angkutan
Jalan Raya bahwa untuk pembuatan SIM A dan C tidak diwajibkan memiliki sertifikat dimana setiap pemohon SIM tersebut bisa mengikuti pelatihan mengemudi
sendiri yang ditandai dengan sertifikat mengemudinya ataupun belajar sendiri secara otodidak terserah namun semua tetap harus teruji baik yang mengikuti
pelatihan mengemudi ataupun yang tidak semua tetap harus diuji baik teori maupun praktek di Satlantas ini. Sedangkan untuk SIM umum memang harus memiliki
sertifikat karna itu merupakan salah satu prosedur yang harus dipenuhi dalam pembuatan SIM sesuai dengan peraturan Undang-undang Lalu Lintas Angkutan
Umum dan diuji kembali di Satlantas Medan.” 4.3.3
Standar Pelayanan
Untuk mendapatkan suatu pelayanan publik sudah tentu ada proses, tata cara, persyaratan serta prosedur yang harus dilalui dan dilengkapi. Sama halnya dengan
Kantor Satlantas Polresta Medan sebagai pemberi pelayanan memiliki standar operasional prosedur SOP menurut UU No. 22 Tahun 2009 dan Peraturan Kapolri
Perkap No.9 Tahun 2012, terdapat 2 jenis Surat Izin Mengemudi SIM yaitu Surat Izin Mengemudi Kendaraan bermotor Perorangan dan Surat Izin Mengemudi
Kendaran bermotor Umum.
Ada beberapa persyaratan yang telah ditetapkan untuk dipenuhi oleh masyarakat agar dapat memperoleh pelayanan. Persyaratan yang harus dipenuhi
dalam pengurusan Surat Izin Mengemudi SIM adalah sebagai berikut :
I. Surat Izin Mengemudi SIM Perorangan
Berikut ini adalah golongan-golongan Surat Izin Mengemudi SIM perorangan dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi
Kendaraan bermotor Perorangan : a.
SIM A : Surat Izin Mengemudi A berlaku untuk mengemudikan
kendaraan mobil penumpang dan barang perorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 kg.
Syarat usia : Minimal 17 Tahun
b. SIM B I
: Surat Izin Mengemudi B I berlaku untuk mengemudikan
kendaraan mobil penumpang dan barang perorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg.
Syarat usia : Minimal 20 Tahun
c. SIM B II
: Surat Izin Mengemudi B II berlaku untuk mengemudikan kendaraan alat berat, kendaraan menarik, atau kendaraan bermotor dengan
menarik kereta tempelan atau gandengan perorangan dengan berat yang diperbolehkan untuk keretan tempelan atau gandengan lebih dari 1.000 kg.
Syarat usia : Minimal 21 Tahun.
d. SIM C
: Surat Izin Mengemudi C berlaku untuk mengemudikan Sepeda Motor.
Syarat usia : Minimal 17 Tahun
e. SIM D
: Surat Izin Mengemudi D berlaku untuk mengemudikan kendaraan khusus bagi penyandang cacat.
Syarat usia : Minimal 17 Tahun
II. Surat Izin Mengemudi SIM UMUM
Berikut ini adalah golongan-golongan Surat Izin Mengemudi SIM Umum dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi
Kendaraan bermotor Umum :
a. SIM A Umum : Surat Izin Mengemudi A berlaku untuk mengemudikan
kendaraan mobil penumpang dan barang Umum dengan jumlah berat yang
diperbolehkan tidak melebihi 3.500 kg.
Syarat usia : Minimal 20 Tahun
b. SIM B I Umum : Surat Izin Mengemudi B I berlaku untuk mengemudikan
kendaraan mobil penumpang dan barang Umum dengan jumlah berat yang
diperbolehkan lebih dari 3.500 kg.
Syarat usia : Minimal 22 Tahun
c. SIM B II Umum : Surat Izin Mengemudi B II berlaku untuk mengemudikan
kendaraan alat berat, kendaraan menarik, atau kendaraan bermotor dengan
menarik kereta tempelan atau gandengan Umum dengan berat yang
diperbolehkan untuk keretan tempelan atau gandengan lebih dari 1.000 kg.
Syarat usia : Minimal 23 Tahun
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembuatan Surat Izin Mengemudi antara lain adalah :
1. Syarat Administratif untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi SIM
perorangan :
a. Identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk;
b. Pengisian formulir permohonan;
c. Melampirkan sertifikat pendidikan dan pelatihan mengemudi hanya diharuskan
bagi peserta uji yang ingin mengikuti ujian SIM umum sedangkan untuk SIM perorangan tidak diharuskan
d. Rumusan sidik jari.
2. Syarat Kesehatan untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi SIM
perorangan :
a. Sehat jasmani dengan surat keterangan dari dokter
b. Sehat rohani dengan surat lulus tes psikologis.
3. Syarat lulus ujian untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi SIM
perorangan :
a. Ujian teori;
b. Ujian praktik; danatau
c. Ujian keterampilan melalui simulator.
Selain persyaratan diatas, untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi SIM golongan B I dan B II perorangan juga harus mememenuhi persyaratan sebagai
berikut : a.
Untuk memperoleh SIM B I harus memiliki SIM A sekurang-kurangnya 12 bulan
b. Untuk memperoleh SIM B II harus memiliki SIM B I sekurang-kurangnya 12
bulan. Adapun persyaratan khusus untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi SIM Umum :
a. Lulus ujian teori yang meliputi pengetahuan mengenai:
1. Pelayanan angkutan umum;
2. Fasilitas umum dan fasilitas sosial;
3. Pengujian Kendaraan Bermotor;
4. Tata cara mengangkut orang danatau barang;
5. Tempat penting di wilayah domisili;
6. Jenis barang berbahaya;
7. Pengoperasian peralatan keamanan.
b. Lulus ujian praktik yang meliputi:
1. Menaikkan dan menurunkan penumpang danatau barang di Terminal dan
di tempat tertentu lainnya; 2.
Tata cara mengangkut orang danatau barang;
3. Mengisi surat muatan;
4. Etika Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum;
5. Pengoperasian peralatan keamanan.
Selain persyaratan diatas, untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi SIM golongan A, B I dan B II umum, seorang calon pengemudi juga harus mememenuhi
persyaratan sebagai berikut : a.
Untuk memperoleh SIM A Umum harus memiliki SIM A sekurang- kurangnya 12 bulan
b. Untuk memperoleh SIM B I Umum harus memiliki SIM B I atau SIM A
Umum sekurang-kurangnya 12 bulan c.
Untuk memperoleh SIM B II Umum harus memiliki SIM B II atau SIM B I Umum sekurang-kurangnya 12 bulan.
Agar bisa memiliki SIM beberapa proses yang harus dilalui oleh masyarakat. SIM tidak bisa diperoleh secara instan dan tidak semudah membalikkan telapak
tangan, karena pada dasarnya kita harus melengkapi persyaratan dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Persyaratan yang dibutuhkan dalam pengurusan SIM
bisa dibilang mudah untuk dipenuhi karena persyaratan utamanya yang harus dilengkapi adalah dokumen yang sudah ditetapkan seperti formulir pendaftaran, KTP,
surat keterangan sehat serta memiliki wawasan tentang Lalu lintaas untuk proses ujian teorinya. Jika salah satu syaratnya tidak bisa dipenuhi, maka proses pengurusan
SIM pun akan terhambat.
Berdasarkan pengamatan penulis di Kantor Satlantas Polresta Medan sudah tertib administrasi, artinya petugas tidak akan menerima permohonan pengurusan
SIM jika ada salah satu syaratnya yang tidak terpenuhi. Seperti yang disampaikan Bapak, Aiptu M.sinulingga selaku Kasubnit menyatakan :
“sepanjang memenuhi syarat kita terima permohonannya kalau tidak lengkap ya ditolak, harus dilengkapi dulu karena ini dokumen negara. Persyaratannya sangat
gampang,usia minimal 17 tahun, bukti domisili berupa KTP, surat keterangan sehat dari rumah sakit pemerintah tapi jika belum sempat memeriksa ke rumah sakit kami
juga menyediakan puskesmas untuk melakukan pemeriksaan.”
Sejalan dengan pernyataan beliau, dapat diartinya jika satu saja persyaratan
tidak dipenuhi maka itu akan menghambat proses pembuatan SIM yang harusnya bisa sesuai jadwal menjadi lebih lama.
4.3.4 Rincian Biaya Pelayanan
Transparansi biaya pelayanan di Satlantas sudah berjalan dengan baik sesuai dengan Peraturan Pemerintah PP No. 50 Tahun 2010 tentang jenis dan tarif atas
jenis penerimaan Negara bukan pajak yang berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia, tarif pembuatan SIM baru dan perpanjangan, dimana untuk SIM A B
Rp. 120.000,- dan SIM C Rp. 100.000,-. Namun hal ini dibantah oleh Novita Selvia seorang Karyawan Swasta yang telah mengurus SIM :
“Kemarin saya mengurus SIM C dan saya disuruh untuk mengurus sertifikat dulu di jalan bilal, disana saya di uji teori maupun praktek terus saya disuruh bayar
Rp.420.000,- hanya untuk sertifikat aja kemudian saya disuruh ke Satlantas Polresta Medan untuk mengurus segala administrasinya terus disana saya harus bayar lagi
sebesar Rp. 200.000 dan saya kira saya langsung foto ternyata tidak malah saya harus ujian teori dan praktek lagi. Jadi buat apa sertifikat itu tadi kalau toh
disatlantas disuruh ujian lagi. Selain itu disana jelas-jelas terpampang kalau biaya sebenarnya itu cuma Rp 100.000,- sedangkan saya sudah menghabiskan Rp
620.000,- jadi masalah biayanya masih membingungkan dan birokrasinya masih berbelit-belit.”
Hal serupa di ungkapkan oleh Indra mengenai biaya pembuatan SIM yang
sangat mahal : “saya sudah menghabiskan biaya sebesar Rp.540.000 hanya untuk mengurus
satu SIM A yang padahal jelas-jelas hanya Rp.120.000 dan parahnya lagi sewaktu di tes di tempat pengurusan sertifikatnya saya dinyatakan lulus tapi sewaktu dites lagi
di satlantas saya dinyatakan tidak lulus sampai tiga kali baru saya dinyatakan lulus padahal saya bisa menyetir. Jadi percuma sertifikat itu dibayar mahal-mahal kalau
tidak ada gunanya juga.”
Berbeda dari kedua nara sumber tersebut saya berhasil mewawancarai seorang
wanita bernama Tasya yang mengaku kalau dia sedang mengurus SIM melalui calo : “saya tidak pernah mengurus SIM melalui jalur manual selalu melalui Calo
memang mahal sih sekitar Rp.700.000,- untuk SIM A, saya juga tau kalau standar harganya cuma Rp.120.000 tapi saya tidak mempermasalahkannya karna memang
saya nggak punya waktu, selain itu kalau melalui calo saya tidak perlu mengantri lama-lama semua dipermudah, memang saya tetap mengikuti ujian juga tapi hanya
teori untuk prakteknya tidak perlu kata calonya karna sudah ada sertifikat itu dan langsung berfoto.”
Mengenai hal tersebut Kanit Satlantas Polresta Medan Bapak AKP. Imam
Alriyuddin,SH mengungkapkan : “calo itu diluar dari pihak kepolisian, jadi disini tidak ada calo. Kami disini
hanya menjalankan mekanisme yang ada kemudian prosedur sesuai dengan Perkap No.9 tahun 2012 jadi tidak ada kaitannya dengan calo. Bahkan sudah beberapa kali
kami menangkap calo dan mengeksposnya ke media cetak. Sebenarnya kami sudah banyak menghimbau masyarakat untuk tidak memakai calo secara transparan
melalui Audio yang selalu kami putar di kantor Satlantas ini ataupun melalui spanduk-spanduk semua kami lakukan agar masyarakat tidak berhubungann dengan
petugas calo. Jadi untuk masyarakat sebaiknya ikutilah prosedur dan mekanisme sehingga mereka tidak dirugikan terkhusus masalah biaya”
Ungkapan Beliau tersebut dapat dilihat melalui gambar berikut ini saat salah satu calo di tanggap di Satlantas Polresta Medan :
Gambar 4.5 Penangkapan Calo di Satlantas Polresta Medan
Berdasarkan pengamatan penulis, walaupun pihak kepolisian sudah lebih terorganisir dan cekatan dalam proses pembuatan SIM, tetapi masih banyak calo yang
berkeliaran di Kepolisian. Itu diakibatkan karna masih banyak masyarakat yang lebih percaya kinerja calo yang lebih cepat dalam proses pengurusannya. Hal ini harus
diperhatikan pihak kepolisian sebagai instansi resmi yang mengurus proses pembuatan SIM. Dimana kinerja dan penyuluhan pembuatan SIM harus lebih
ditingkatkan, karna hal itu sangat penting untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada pihak kepolisian. Jika hal tersebut berjalan dengan baik maka para
calo dengan sendirinya akan dapat dihapuskan sehingga mampu menciptakan
integritas yang baik dari pihak kepolisian dan pengurusan SIM lebih baik lagi kedepannya.
4.3.5 Waktu Penyelesaian Pelayanan
Waktu normal penyelesaian pelayanan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan yaitu 120 menit untuk SIM baru dan 60 menit untuk SIM perpanjangan.
Waktu penyelesaian pembuatan SIM di Kantor Satlantas Polresta Medan sudah diupayakan tepat waktu. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Kanit AKP. Imam. S
mengatakan: “untuk waktu penyelesaian pembuatan SIM baru ataupun perpanjangan sudah
diupayakan tepat waktu dimana 120 menit untuk SIM baru dan 60 menit untuk SIM perpanjangan. Namun waktu tersebut terhitung mulai dari si pemohon yang telah
selesai berfoto, bukan dari awal proses administrasinya.”
Berdasarkan ungkapan Beliau, tanggapan yang sama juga diberikan oleh Novita
Selvia yang mengaku: “kalau waktu penyelesaian SIMnya memang tepat waktu selama kurang lebih 2
jam namun proses pendaftarannyalah sampai proses pemotoan yang cukup memakan banyak waktu.”
Hal serupa juga diungkapan oleh Ibu Tasya yang mengaku dirinya melakukan
proses pembuatan SIM melalui calo mengungkapkan : “biarpun saya dari calo tapi tetap saja untuk proses penyelesaian SIMnya saya
harus menunggu sama seperti yang dilakukan pemohon lainnya yaitu kurang lebih 2 jam, yang membedakan hanya pada proses awal saja.”
Gambar 4.6 Standar Waktu Penerbitan SIM
4.3.6 Lokasi Pelayanan
Letak suatu instansi pemerintah sebaiknya berada di lokasi yang strategis sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. Begitu juga dengan lokasi Satlantas
Polresta Medan yang berkedudukan di Jalan Adinegoro Medan, mudah di jangkau karna letaknya berada di pusak Kota Medan dan cukup strategis. Berkaitan dengan
sarana dan prasarana yang tersedia di lokasi pelayanan, berikut pendapat dari Pak Hardi :
“kalau dilihat dari fasilitasnya memadai menurut saya, seperti areal parkirnya sudah memakai palang parkir jadi lebih aan dan tenang kalau meninggalkan
kendaraan dengan wakt yang lama dan cukup besar jadi tidak perlu mengantri mencari parkir lagi.”
Sejalan dengan pendapat diatas, Ibu Vira juga merasa bahwa pelayanan di Satlantas Polresta Medan sudah cukup nyaman dan memadai, seperti yang
diutarakannya sebagai berikut:
“sarana dan prasarananya sudah bagus. Lumayan nyaman, ada fasilitas- fasilitas yang buat masyarakat tidak jenuh kalau lagi nunggu antrian seperti televisi,
koran ataupu majalah. Terus semua lokasi ujiannya memang di Satlantas dan segala fasilitas untuk ujian sudah disediakan.”
Berdasarkan pendapat dari nara sumber diatas, dapat diketahui bahwa fasilitas
yang tersedia di lokasi Satlantas Polresta Medan sudah cukup memadai. Seperti yang tampak pada gambar berikut ini:
Gambar 4.7 Ruang Tunggu pada Loket Pelayanan dan Lokasi Ujian SIM
4.3.7 Janji Pelayanan
Dalam hal ini janji pelayanan merupakan komitmen yang diberikan oleh pemerintah dalam hal ini Kantor Satlantas Polresta Medan untuk memberikan janji
pelayanan yang terbaik dan tidak mengecewakan masyarakat. Hal ini juga bisa terwujud dengan motivasi Kanit Satlantas Medan yang selalu mengutamakan
pelayanan masyarakat.
Hal ini diperkuat oleh Kanit Satlantas Medan, Bapak AKP. Imam Alriyuddin,SH mengatakan:
“janji pelayanan di kantor kami saya usahakan dan saya tegaskan kepada pegawai untuk tidak diperlama dan siap sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
kepada masyarakat dan tidak ada janji kepada pegawai, pegawai bisa langsung dijumpai di ruangannya masing - masing.”
4.3.8 Informasi Penyelenggaran Pelayanan
Satlantas Polresta Medan sudah menyadari pentingnya informasi mengenai penyelenggaraan pelayanan publik di berbagai instansi pemerintah terkadang sulit
untuk di dapat. Padahal kemudahan untuk memperoleh informasi mengenai berbagai aspek penyelenggaraan publik merupakan hal yang penting dalam mewujudkan
transparansi. Semakin mudah masyarakat untuk memperoleh informasi mengenai penyelenggaraan publik, maka semakin tinggi tingkat transparansi tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan informasi pelayanan, Satlantas Polresta Medan menyediakan loket informasi dan layanan pengaduan bagi masyarakat. Loket ini
berfungsi untuk mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi yang mereka butuhkan dengan cara bertanya langsung kepada petugas di loket tersebut
maupun menyampaikan keluhan baik secara lisan maupun tulisan.
Gambar 4.8 Loket Informasi dan Layanan Pengaduan
Informasi merupakan hal yang penting dan dibutuhkan oleh pengguna jasa, tidak hanya menyediakan loket informasi dan pengaduan, Satlantas Polresta Medan
juga menyediakan Banner dan spanduk yang dapat dilihat di sekitar lokasi dan juga website resmi Satlantas yaitu
www.polrestamedan.com atau di
www.polri.go.id yang
dapat memberikan informasi seputar pelayanannya. Kemudahan memperoleh informasi tersebut dirasakan oleh masyarakat yang
mengurus SIM , seperti yang disampaikan oleh Pak Hardi: “sekarang sudah mudah, tidak susah lagi. Sudah gampang mencari info
tentang pengurusan SIM enggak perlu cari lagi di Internet atau bertanya sama teman, tinggal datang saja kesini semuanya sudah jelas.”
Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Vira yang sudah beberapa kali menemani teman-temannya membuat SIM :
“Kalau pelayanan dari awal sampai selesai alhamdullilah kali ini oke saya lihat. Untuk sekarang ini tampaknya sudah banyak perubahan sudah gampang
mengurus SIM, dan mencari informasinya pun gampang.” Menurut kedua narasumber di atas, dapat diketahui bahwa informasi mengenai
SIM sangat mudah diperoleh dan cukup jelas karena Satlantas Polresta Medan sudah
menyediakan semua informasi yang dibutuhkan. Hal tersebut juga disertai dengan adanya jaminan keamanan dan keselamatan terhadap pelayanan dalam bentuk
komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya dan resiko keragu-raguan.
4.3.9 Penanganan Pengaduan Masyarakat
Layanan pengaduan dan saran merupakan fasilitas yang disediakan Satlantas Polresta Medan bagi masyarakat yang mengurus SIM untuk berperan serta dalam
pengawasan ataupun evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan. Peran serta tersebut dapat berupa menyampaikan pertanyaan, pengaduan, keluhan, saran, sumbangan
pemikiran, serta gagasan yang bersifat membangun. Penanganan pengaduan, saran dan keluhan merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh Kantor
Satlantas Polresta Medan dalam memberikan pelayanan sebaik mungkin, hal tersebut dikarenakan penanganan pengaduan, saran, dan keluhan merupakan salah satu unsur
maupun standar minimal dalam memberikan pelayanan publik. Penyampaian pengaduan, saran dan keluhan merupakan timbal bailk yang disampaikan masyarakat
atas pelayanan yang di dapatkan. Usaha yang dilakukan Satlantas Medan dalam rangka penanganan pengaduan
dan saran , yaitu dengan menyediakan loket informasi dan pengaduan yang terletak di depan pintu masuk. Pada loket ini kita bisa mendapatkan berbagai informasi yang
kita butuhkan khususnya mengenai proses pengurusan SIM. Pada loket ini terdapat seorang petugas yang akan melayani masyarakat dalam memberikan informasi dan
menerima pertanyaan, keluhan, pengaduan maupun saran. Kita juga bisa menemukan kotak saran yang terletak di samping loket pengaduan, namun penyedian kotak saran
ini tidak digunakan dan dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Hal ini dimungkinkan karena letak kotak saran yang berada tepat di sebelah meja loket
informasi dan pengaduan, membuat masyarakat enggan menuliskan pertanyaan, keluhan dan sarannya. Untuk mengatasi hal ini Kantor Satlantas Polresta Medan juga
menerima pengaduan melalui layanan email. Beberapa sarana pengaduan yang disediakan diharapkan dapat memberikan masukan bagi peningkatan kualitas maupun
sebagai pengawasan pelayanan SIM. Seperti yang diungkapkan Bapak AKP. Imam Alriyuddin,SH:
“Masalah keluhan atau pengaaduan masyarakat bilamana terjadi ketidakpuasan atau complaint karena merasa dirugikan, dimana di Satlantas ini
sudah menyedikaan loket pengaduan ataupun bisa melaui website. Setiap hari selalu ada berbagai macam kritik, saran, dan pujian. Kemudian pengaduan tersebut
ditindak lanjuti, kepada petugas yang melakukan pelanggaran akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemeriksaan serta laporannya
dilakukan setiap bulan dan akan dituntaskan apabila ada keluhan-keluhan dari masyarakat atau pengaduan yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat ataupun
hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan oleh petugas.”
Suatu hal yang lumrah dalam proses pelayanan publik, masyarakat memiliki
keluhan dan kkritik terhadap jasa yang mereka dapatkan. Begitu juga halnya dengan masyarakat yang mengurus SIM di Satlantas Polresta Medan. Sebagian merasa
pelayanan yang diberikan sudah baik, akan tetapi ada juga sebagian lainnya yang merasa pelayanannya masih kurang baik. Masyarakat berhak untuk menyampaikan
keluhannya, dan sebagai pemberi layanan alangkah lebih baiknya jika petugas
Satlantas bersedia menampung dan menanggapi keluhan yang disampaikan. Berikut ini keluhan dari salah satu pemohon SIM, Radifka :
“keluhan saya hanya masalah biaya sertifikat itu tadi, kalau bisa jangan sampai segitu mahalnya kalaupun memang harus bayar iya tidak apa-apa tapi
dikurangilah dan kalaupun udah ada sertifikat nggak usah lagilah tes praktek biar ada manfaatnya dari sertifikat itu. Terus semoga prosedurnya sesuai dengan
mekanisme yang ada kalau bisa calo semakin di berantasbiar tidak ada lagi kecurangan-kecurangan kan kasihan ada orang yang sudah mengantri lama-lama,
tapi malah di duluankan sama yang ngurus calo itu padahal dia baru datang.”
Berkaitan dengan keluhan di atas, Bapak AKP. Imam Alriyuddin,SH
menambahkan : “ iya untuk semua masukan, kritikan, saran ataupun pujian dari masyarakat
kami tampung dan akan kami perbaiki lagi demi kebaikan pelayanan SIM di Satlantas ini.”
4.4 Hambatan-Hambatan yang Dihadapi dalam Menerapkan Prinsip
Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi
Dalam menerapkan prinsip Akuntabilitas dan Transpransi dalam pelayanan surat izim mengemudi masih banyak tantangan – tantangan yang dihadapi oleh
pegawai Kantor Satlantas Polresta Medan. Menurut pernyataan bapak Kanit AKP. Imam Alriyuddin,SH, mengatakan:
“menurut pengamatan saya masih ada ditemui hambatan – hambatan dalam pelayanan pembuatan SIM diantaranya masyarakat yang selalu menuntut agar
proses pembuatan SIMnya dipercepat atau instan sedangkan kami kan punya standar prosedur yang harus diterapkan jadi semua ada prosesnya, kemudian kurangnya
pengetahuan masyarakat terhadap mekanisme yang ada,seperti masalah sertifikat banyak yang bertanya kenapa harus ada sertifikat padahal jelas-jelas kami beritahu
melalui benner atau spanduk yang ada disini kalau sertifikat itu hanya untuk SIM umum saja, tapi masyarakat masih banyak yang tertipu. Kemudian kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang lalu lintas sehingga banyak yang gagal dan
meminta untuk diluluskan padahal kami juga punya standar lulusnya dan tidak mungkin kami meluluskan orang yang tidak tau tentang lalu lintas.”
BAB V ANALISA DATA
Pada bab ini semua data yang telah disajikan pada bab sebelumnya akan dianalisis sesuai dengan fokus kajian peneliti. Data – data tersebut diperoleh melalui
wawancara kepada Kanit, Subkanit, Pegawai yang mengurusi pembuatan Surat Izin Mengemudi SIM, Masyarakat yang melakukan pembuatan SIM dan tidak
ketinggalan dengan melakukan penelitian langsung kelapangan terhadap berbagai fenomena-fenomena menarik seputar judul penelitian.
Akuntabilitas dan Tranpransi dalam pelayanan Surat Izin Mengemudi SIM sangat penting dilakukan guna mewujudkan prinsip Good Governance. Melalui
penerapan konsep ini dalam pelayanan publik yang tergolong sederhana namun penting, diharapkan akan memberikan pengaruh yang positif kepada berbagai jenis
pelayanan publik lainya khususnya di Kantor Satlantas Polresta Medan
5.1 Akuntabilitas dalam Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi
Dalam KepMenPan No. 26KEPM.PAN22004 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik dikatakan bahwa penyelenggaraan pelayanan
publik harus dapat dipertanggungjawabkan, baik kepada publik maupun kepada atasanpimpinan unit pelayanan instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan