13
Karakteristik Propilen Glikol Keterangan
Kelarutan
Kegunaan Dapat bercampur dengan air, dengan aseton,
dan dengan kloroform, larut dalam eter dan beberapa minyak esensial, tetapi tidak dapat
bercampur dengan minyak lemak. Pelarut, pembasah konsentrasi untuk sediaan
topical = 15, pengawet untuk sediaan parenteral dan non parenteral, humektan,
plastisizer, zat penstabil untuk vitamin dan kosolven yang dapat campur dengan air.
Sumber: Rowe et al. 2003
Sifat propilen glikol hampir sama dengan gliserin hanya saja propilen glikol lebih mudah melarutkan berbagai jenis zat. Sama seperti gliserin fungsi propilen glikol adalah sebagai humektan,
namun fungsi dalam formula krim adalah sebagai pembawa emulsifier sehingga emulsi menjadi lebih stabil. Propilen glikol dapat berfungsi sebagai humektan pada sediaan salep, propilen glikol digunakan
pada konsentrasi 15, sedangkan sebagai preservatif digunakan pada konsentrasi 15-30 Rowe et al
. 2003. Sodium benzoat E211 adalah garam sodium dari asam benzoat dan ada dalam bentuk ini
ketika dilarutkan dalam air dengan rumus kimia NaC
6
H
5
CO
2
. Sodium benzoat dikenal juga dengan nama natrium benzoat. Fungsi sodium benzoat adalah sebagai bahan pengawet untuk menekan
pertumbuhan mikroorganisme jamur yang merugikan Faisal 2010. Batas atas penggunaan sodium benzoat yang diijinkan adalah sebesar 0,1 di Amerika Serikat, sedangkan untuk negara-negara lain
berkisar antara 0,15-0,25. Untuk negara-negara Eropa batas benzoat berkisar antara 0,015-0,5. Sodium benzoat lebih disukai dalam penggunaannya karena 200 kali lebih mudah larut dibandingkan
asam benzoat. Sekitar 0,1 umumnya cukup untuk pengawetan pada produk yang telah dipersiapkan untuk diawetkan.
2.2.3 Bahan Pewangi
Bahan pewangi terdiri atas persenyawaan kimia yang menghasilkan bau wangi yang diperoleh dari minyak atsiri atau dihasilkan secara sintetis. Persenyawaan tersebut terdiri atas alkohol, ester,
aldehida, keton, asam organik, lakton, amin, dan oksida yang berbau wangi atau menyenangkan. Pada umumnya parfum mengandung komponen zat pewangi berjumlah 2 weak parfum sampai dengan
10 strong parfum dan selebihnya adalah bahan pengencer diluent dan zat pengikat Ketaren 1985.
2.2.4 Bahan Pengikat Wangi
Pada umumnya larutan zat pewangi dalam alkohol lebih cepat menguap dari alkohol, sehingga bau wangi parfum cepat hilang. Untuk menghindari kejadian ini maka ke dalam larutan parfum perlu
ditambahkan zat pengikat fiksatif. Zat pengikat adalah suatu persenyawaan yang memiliki daya
14
menguap yang lebih rendah dari zat pewangi atau minyak atsiri dan dapat menghambat atau mengurangi kecepatan penguapan dari zat pewangi Ketaren 1975.
Zat pengikat yang baik digunakan dalam parfum adalah zat pengikat yang mempunyai titik uap lebih tinggi dari titik uap zat pewangi, tidak berbau atau berbau wangi. Penambahan zat pengikat
bertujuan untuk memfiksasi bau dan mencegah agar komponen yang dapat menguap terutama zat pewangi jangan terlalu cepat menguap dan dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang lebih lama
Ketaren 1975. Pada umumnya zat pengikat yang digunakan dapat berasal dari bahan nabati, bahan hewani,
dan sintetis. Zat pengikat nabati yang digunakan umumnya berasal dari golongan gum, resin, lilin atau beberapa jenis minyak atsiri yang bertitik didih tinggi, misalnya minyak akar wangi, minyak kayu
ce ndana, minyak “boise de rose”, dan minyak nilam Ketaren 1985.
2.2.5 Bahan Aktif Penolak Nyamuk
Berbagai cara diupayakan orang untuk menghindari gigitan nyamuk baik secara fisik dengan menggunakan kelambu hingga secara kimiawi di antaranya dengan insektisida. Secara harfiah
insektisida diartikan sebagai bahan kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan serangga hama. Seiring dengan perkembangan teknologi, insektisida diartikan sebagai semua bahan
atau campuran bahan yang digunakan untuk mencegah, menolak, atau mengurangi serangga hama baik berupa sintetis maupun alami Sigit et al. 2006.
Cara kerja insektisida di antaranya adalah sebagai repelen penolak. Repelen dibagi menjadi dua jenis yakni, natural repellent dan synthetic repellent Djojosumarto 2008. Bahan aktif penolak
nyamuk yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak sereh wangi dan minyak lavender. Komponen minyak sereh wangi yang berperan sebagai bahan aktif penolak nyamuk adalah sitronellal
Utomo et al. 2008. Komponen utama minyak lavender adalah linalool yang berperan sebagai bahan aktif penolak serangga Anonim 2010.
2.3 NYAMUK CULEX QUINQUEFASCIATUS