Kehilangan Berat Sampel Produk

27 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 0.5 1 1.5 2 R a ta -r a ta P en il a ia n P a n el is Konsentrasi Minyak Nilam Hari ke-3 penyimpanan Hari ke-6 penyimpanan Gambar 7. Histogram rata-rata penilaian panelis terhadap kekuatan wangi Berdasarkan histogram di atas, dapat diketahui bahwa pada konsentrasi 0, 0.5, dan 1 minyak nilam, rata-rata penilaian panelis terhadap kekuatan wangi sampel uji produk mengalami peningkatan, dan setelah melewati konsentrasi 1, penilaian rata-rata panelis menjadi menurun. Hal ini berarti, penggunaan minyak nilam pada sampel uji produk paling baik pada konsentrasi 1.

4.1.2 Kehilangan Berat Sampel Produk

Selama penyimpanan sampel produk uji mengalami kehilangan berat. Tabel 8 menunjukkan rata-rata total kehilangan berat sampel produk uji setelah 6 hari penyimpanan. Tabel 8. Rata-rata total kehilangan berat sampel produk uji setelah 6 hari penyimpanan Konsentrasi minyak nilam Rata-rata total kehilangan berat sampel uji gram Hari ke-3 Hari ke-6 1.3188 2.2169 0.5 1.1909 2.1783 1 1.2626 2.1557 1.5 1.2688 2.3012 2 1.3411 2.3825 Sampel produk yang dibuat terdiri atas komponen air dan minyak atsiri. Selain minyak atsiri yang mengalami penguapan, air pada produk juga mengalami penguapan. Kemampuan produk mempertahankan beratnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah komposisi bahan formulasi produk. Bahan dalam produk gel penolak nyamuk mengandung zat-zat yang mudah menguap yaitu, minyak atsiri Ketaren et al. 1986. Tabel 8 menunjukkan bahwa sampel uji minyak nilam dengan konsentrasi 1 memiliki nilai rata-rata total kehilangan berat yang paling kecil dibandingkan dengan konsentrasi 0, 0.5, 1.5, dan 2. Nilai rata-rata total kehilangan berat sampel uji minyak nilam dengan konsentrasi 1 adalah 2.1557 gram sedangkan nilai rata-rata pada sampel uji minyak nilam dengan konsentrasi 0, 0.5, 1.5, dan 2 berturut-turut adalah 2.2169 gram, 2.1783 gram, 2.3012 gram, dan 2.3825 gram. Hal 28 tersebut dapat terjadi karena semakin banyak minyak nilam yang digunakan, maka minyak nilam yang menguap semakin besar. Sehingga, dapat dikatakan bahwa sampel uji minyak nilam dengan konsentrasi 1 memiliki daya fiksatif yang lebih baik dibandingkan minyak nilam dengan konsentrasi 0, 0.5, 1.5, dan 2. Hasil pengukuran kehilangan berat ini sama dengan hasil pengujian sensori minyak nilam, yaitu penggunaan minyak nilam pada sampel uji produk optimum pada konsentrasi 1. Sehingga, didapatkan hasil bahwa angka konsentrasi terbaik bahan fiksatif minyak nilam dalam mengikat wangi minyak lemon adalah sebesar 1. Zat pengikat fixative adalah suatu persenyawaan yang memiliki daya menguap yang lebih rendah dari zat pewangi atau minyak atsiri dan dapat menghambat atau mengurangi kecepatan penguapan dari zat pewangi. Penambahan zat pengikat bertujuan untuk memfiksasi bau dan mencegah agar komponen yang dapat menguap terutama zat pewangi jangan terlalu cepat menguap dan dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang lebih lama. Zat pengikat yang baik digunakan adalah memiliki titik didih tinggi dan tidak berbau atau berbau wangi Ketaren 1975. Berdasarkan literatur tersebut, dapat dikatakan bahwa penggunaan minyak nilam sebagai bahan fiksatif tidak memiliki efek masking menutupi wangi minyak lemon yang digunakan sebagai bahan pewangi. Pada umumnya zat pengikat yang digunakan dapat berasal dari bahan nabati, bahan hewani, dan zat pengikat yang dibuat secara sintetis. Zat pengikat nabati pada umumnya berasal dari golongan gum, resin, lilin atau beberapa jenis minyak atsiri yang bertitik didih tinggi, misalnya minyak akar wangi, minyak kayu cendana, dan minyak nilam Ketaren 1975. Pada penelitian ini digunakan zat pengikat nabati yang berasal dari golongan minyak atsiri yaitu, minyak nilam. Hal ini dikarenakan, minyak nilam memiliki sifat yang baik untuk dijadikan bahan fiksatif. Minyak nilam merupakan bahan baku yang penting untuk industri wewangian dan kosmetika dengan sifat-sifat sebagai berikut: a sukar menguap dibanding dengan minyak atsiri lainnya, dan b dapat dicampur dengan minyak eteris lainnya. Karena sifat-sifat inilah minyak nilam dipakai sebagai fiksatif pengikat bau atau aroma untuk industri wewangian Santoso 1990. Minyak nilam mengandung beberapa senyawa, antara lain benzaldehid 2.34, kariofilen 17.β9, α-patchoulien 28.28, buenesen 11.76, dan patchouli alkohol 40.04. Patchouli alkohol merupakan komponen yang paling penting dan sering dijadikan standar karena sebagai penentu tingginya kualitas minyak nilam. Minyak nilam bersifat fiksatif terhadap bahan pewangi lain, sehingga dapat mengikat bau wangi dan mencegah penguapan zat pewangi tersebut sehingga bau wanginya tidak cepat hilang tahan lama Kardinan 2009. Penggunaan minyak nilam dalam industri karena sifat daya fiksasinya yang cukup tinggi terhadap bahan pewangi lain agar aroma bertahan lama, sehingga dapat mengikat bau wangi dan mencegah penguapan zat pewangi. Komponen kimia penyusun minyak nilam terdiri atas dua golongan yaitu, golongan hidrokarbon yang berupa senyawa seskuiterpen, berjumlah sekitar 40-45 dari berat minyak dan golongan hidrokarbon beroksigen oxygenated hydrocarbon yang berjumlah sekitar 52-57 dari berat minyak Guenther 1949. Minyak nilam mengandung senyawa patchouli alkohol yang merupakan penyusun utama dalam minyak nilam, dan kadarnya mencapai 50-60 Guenther, 1990. Patchouli alkohol merupakan komponen golongan hidrokarbon beroksigen, merupakan senyawa yang menentukan bau minyak nilam dan merupakan komponen yang terbesar di dalam minyak nilam Trifilieff 1980. Oleh karena itu, senyawa patchouli alkohol merupakan indikator penentuan kualitas dari tanaman nilam. Minyak atsiri dengan karakteristik tertentu yaitu, memiliki titik didih yang tinggi dapat berfungsi sebagai fiksatif. Minyak nilam merupakan salah satu minyak atsiri yang mempunyai titik didih tinggi yaitu, 280.37 C Yanyan dkk. 2004. Peran minyak nilam sebagai zat fiksatif wangi 29 minyak atsiri lain, diduga oleh adanya semacam kohesivitas antara minyak nilam dengan komponen- komponen dalam minyak atsiri yang lain. Mekanisme kerja minyak nilam dalam mengikat wangi minyak atsiri yang lainnya adalah patchouli alkohol dari minyak nilam yang memiliki titik didih tinggi bercampur dengan minyak lemon yang memiliki persenyawaan mudah menguap. Patchouli alkohol merupakan senyawa yang memiliki titik didih tinggi dan berat molekul tinggi sehingga berfungsi sebagai penghambat atau mengurangi kecepatan penguapan dari zat pewangi minyak lemon. Oleh karena itu, adanya pencampuran kedua bahan tersebut mengakibatkan daya penguapan menjadi berkurang menghambat release sehingga wangi yang terdapat pada campuran tersebut memiliki sifat lekat yang baik dan tahan lama.

4.2 PENENTUAN KOMPOSISI DAN KETAHANAN WANGI PRODUK