65 kesejahteraan bagi petani. Disamping itu strategi ini juga didukung oleh
perkembangan dan teknologi komunikasi dan informasi yang dapat memberi manfaat bagi petani.
b. Menguatkan modal untuk usaha agribisnis dan memperluas jaringan pemasaran kopi.
Kegiatan pertanian yang masih sederhana disebabkan petani sulit untuk memperoleh modal dalam mengembangkan usahanya. Tingginya harga sarana
produksi juga menjadi penghambat dalam pengembangan usahanya, khususnya pemberantas hama. Demikian juga industri pengolahan kopi kekurangan modal
untuk pengembangan usahanya. Peminjaman modal melalui lembaga keuangan yang ada harus dilalui dengan prosedur yang rumit bagi petani. Di lain pihak,
lembaga keuangan seperti bank memberikan pinjaman yang berisiko tinggi. Kesulitan ini diharapkan dapat diatasi dengan kebijakan pemerintah, serta
memanfaatkan peluang yang ada, yaitu tumbuhnya CU yang administrasinya lebih sederhana dari pada bank. Disamping itu terbukanya pasar domestik maupun luar,
serta adanya perdagangan bebas dapat memperluas jaringan pemasaran kopi Humbang Hasundutan, khususnya Negara Jepang yang menjadi mitra usaha kopi
Lintong Nihuta. Dengan adanya perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi, diharapkan dapat memperluas jaringan pemasaran seperti promosi kopi
lewat jaringan internet.
3. Strategi Strenghts-Threats S-T
Strategi ini merupakan strategi yang diajukan dengan menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman bagi Pengembangan Agribisnis Kopi
Humbang Hasundutan. Strategi S-T diusulkan adalah : a. Mengembangkan kopi organik, meningkatkan mutu kopi melalui pasca panen
yang baik, dan membuat peraturan bagi mitra usaha. Kopi organik, mulai diusahakan oleh petani, khususnya petani yang
menjadi anggota APKLO. Kopi organik yang diusakan tidak murni organik, tetapi APKLO akan berusaha membudidayakan kopi secara organik. Harga kopi
organik dua kali lebih mahal dari pada kopi peptisida atau bahkan lebih. Diharapkan juga dengan pengembangan kopi organik ini, kopi Humbang
Hasundutan dapat bersaing dengan kopi sejenis dari daerah lainnya. Hal ini juga
66 didukung oleh ketersediaan lahan Humbang Hasundutan yang masih luas dan
subur serta sumberdaya manusia yang memadai untuk memperluas lokasi usaha. Untuk menjaga kualitas kopi, penanganan pasca panen perlu diperhatikan,
pengolahan dan pengeringan yang tidak tepat dapat menurunkan kualitas kopi. Menghindari penguasaan lahan kopi oleh pihak luar sebaiknya pemerintah
membuat kebijakan, bahwa investor dapat berusaha di Humbang Hasundutan, dengan menanamkan modal bukan untuk membeli lahan. Hal ini untuk
menghindari penggunaan lahan untuk usaha lainnya di masa yang akan datang. Disamping itu pengusaha juga tidak dapat menetapkan harga kopi, tetapi
berdasarkan harga yang berlaku di pasar dan sesuai dengan mutu kopi. b. Melakukan pembinaan, pengembangan pemberdayaan kelembagaaan dan
manajemen usahatani. Peran kelembagaan sangat diperlukan dalam Pengembangan Agribisnis
Kopi di Humbang Hasundutan, hal ini bertujuan agar terjadi suatu alokasi kesejahteraan ditingkat petani dengan baik. Kabupaten Humbang Hasundutan
telah membentuk kelompok tani pada setiap desa, namun kapasitas gerak dan inovatif masih belum memadai dalam mengakses produksi, informasi dan sistem
pemasaran. Dengan latar kondisi usahatani seperti skala kepemilikan lahan yang rendah, sistem petanian yang masih tradisional dan mutu produk yang beragam,
maka pembangunan agribisnis kopi membutuhkan suatu lembaga seperti Asosiasi Petani Kopi Lintong Organik. Hal ini juga didukung oleh sumberdaya manusia
yang memadai.
4. Strategi Weakness-Threats W-T