53 harga kopi di pedagang pengumpul sekitar Rp 9.000 per liter, maka APKLO
membeli kopi dari petani dengan harga Rp 11.000,00 hingga Rp 13.000,00 per liter. Terkadang hal ini yang membuat pertentangan antara APKLO dengan pihak
pengumpul. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan Indonesia harga rata-rata kopi Arabika Indonesia sebesar Rp 17.936,00 per kg dan harga dunia sebesar Rp
191.000,00 per kg.
c. Pasar yang Masih Terbuka baik Domestik maupun Luar Negeri
Ekspor kopi Sumatera Utara hingga April 2008 telah mencapai 71,68 juta dolar AS dari volume ekspor biji dan bubuk kopi sebanyak 21.969 ton. Menurut
data APKLO kopi Humbang Hasundutan telah diekspor keluar negeri sebesar 200 ton pada tahun 2008. Hal ini menunjukkan bahwa kopi Humbang Hasundutan
memberi kontribusi terhadap kopi ekspor Sumatera Utara. Kopi Humbang Hasundutan juga dijual untuk wilayah antar Kabupaten, khususnya daerah
Siborong-Siborong Tapanuli Utara. Volume Ekspor dan Impor Kopi Indonesia
pada Tahun 2003- 2007 dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, terlihat
pada tahun 2007 negara Indonesia mengimpor kopi delapan kali lebih besar dari pada tahun 2006. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan kopi dalam negeri
semakin meningkat. Disamping itu jumlah kopi ekspor juga berfluktuatif, hal ini juga memberi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan produktivitas kopi
Indonesia.
d. Tumbuhnya Credit Union CU
Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki beberapa lembaga keuangan permodalan, seperti BRI, BPR dan BPDSU, CU dan lembaga keuangan lainnya.
Lembaga permodalan tersebut menyediakan fasilitas kredit bagi usaha kecil dan menengah yang dapat dimanfaatkan para petani untuk mengatasi masalah modal
usahanya. Petani lebih banyak meminjam modal kepada CU, karena prosedur dalam koperasi lebih mudah dibandingkan dengan bank. Disamping itu petani
juga menjadi anggota dari CU dan setiap akhir tahun petani memperoleh Sisa Hasil Usaha dari CU. Hal ini memberi peluang bagi masyarakat dalam
pengembangan agribisnis kopi di Humbang Hasundutan.
54
e. Perdagangan Bebas
Perdagangan bebas merupakan peluang dalam memasarkan kopi, hal ini juga menuntut petani untuk memperbaiki kualitas kopi yang dihasilkan.
Disamping itu, Humbang Hasundutan telah mempunyai jaringan ekspor, khususnya APKLO dengan Jepang. Hal ini memberi peluang besar jika petani
terus memperbaiki kualitas kopinya.
f. Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi