50 rentan serangan nematoda Radopholus similis, dan agak tahan tahan terhadap
penyakit karat daun. Untuk memperoleh citarasa baik disarankan ditanam 1000 m dpl, tipe iklim A – C dengan sebaran hujan merata sepanjang tahun. Informasi
seperti ini sangat dibutuhkan oleh petani, karena dari segi budidaya Humbang Hasundutan hanya mampu memproduksi 880kg kopi per ha.
d. Pemasaran Kopi
Saluran pemasaran kopi yang terjadi dimulai dari petani kopi menjual kopi kepada pengumpul di Desa atau menjual langsung kepada pengumpul di Pasar.
Pengumpul di Desa menjual kopi ke pedagang pengumpul di Pasar kemudian di angkut ke Medan untuk dijual kepada Eksportir. Saluran pemasaran ini membuat
harga di petani tidak layak, karena harga sering kali dikuasai oleh pedagang pengumpul di Pasar. Petani yang termasuk anggota APKLO selalu memperoleh
harga yang lebih tinggi dari petani yang tidak termasuk anggota APKLO. Harga yang diperoleh petani dari pengumpul sekitar Rp 9.000,00 per liter sedangkan
harga yang diberlakukan APKLO adalah Rp 11.000,00 hingga 13.000,00 per liter.
e. Dukungan Kebijakan Pemerintah Daerah dan Pelaksanaanya
Pemerintah telah memberi dukungan bagi pengembangan agribisnis kopi di Humbang Hasundutan, khususnya pembentukan kelompok tani. Pembentukan
kelompok tani ini bertujuan agar mempermudah pembagian pupuk subsidi dan pembinaan. Hal ini tidak berkelanjutan, sehingga petani sulit mengembangkan
usahanya. Kelompok tani di Kecamatan Dolok Sanggul berjumlah 158 kelompok, di Kecamatan Lintong Nihuta berjumlah 115 kelompok dan di Kecamatan
Paranginan sebanyak 35 kelompok. Dukungan pemerintah dalam pengolahan kopi belum sepenuhnya
terlaksana. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pemerintah, pemerintah sudah pernah memberikan mesin untuk pengolahan, tetapi tidak digunakan oleh
masyarakat karena tidak mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Dalam hal ini masyarakat membutuhkan pembinaan dari pemerintah.
f. Industri Pengolahan Kopi
Industri pengolahan kopi di Humbang Hasundutan sulit berkembang, hal ini disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan dan modal yang dimiliki oleh
masyarakat. Beberapa tahun yang lalu ada sebuah industri yang mengolah kopi
51 untuk siap seduh yang menjadi oleh-oleh khas Humbang Hasundutan dari
Kecamatan Lintong Nihuta. Industri tersebut tutup karena kekurangan modal dan promosi. Industri pengolahan kopi yang ada di Humbang Hasundutan adalah
pengolahan kopi sampai pengeringan Osas, dan usaha ini dikembangkan oleh investor karena membutuhkan modal yang cukup besar.
g. Kemitraan Usaha