6
1.2 Perumusan Masalah
Sektor pertanian merupakan potensi utama yang dimiliki oleh Kabupaten Humbang Hasundutan. Sektor ini merupakan sektor yang mendominasi
perekonomian dengan kontribusi sebesar 60,53 persen Tahun 2007 Atas Dasar Harga Berlaku PDRB sebesar Rp 1.711.728,32 Juta dan PDRB Atas Dasar Harga
Konstan 2000 sebesar Rp 854.594,27 Juta.
10
Sumberdaya alam, agroklimat dan keadaan alam yang cocok untuk pertanian menjadi pertimbangan dalam
pengembangan sektor pertanian, khususnya komoditi unggulan daerah. Menurut Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia AEKI Sumatera Utara
Di Vietnam, petani kopi bisa menghasilkan 1,5 ton perhektar, sementara di Sumatera Utara untuk bisa satu ton per hektar pun masih sulit.
11
Hal ini dapat ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4 . Data Produksi, Luas Lahan dan Produktivitas Komoditi Kopi Arabika
Sumatera Utara Tahun 2007
No Nama Daerah
Produksi ton
Luas Lahan menghasilkan ha
Produktivitas per tonha
1 Kabupaten Asahan -
- 2 Kabupaten Dairi
9.437,80 6.904,00
1,36 3 Kabupaten Deliserdang
653,51 653,20
1,00 4 Kabupaten Humbang Hasundutan
4.896,01 5.542,00
0,88 5 Kabupaten Karo
7.207,35 4.771,00
1,51 6 Kabupaten Labuhanbatu
- -
- 7 Kabupaten Langkat
- -
- 8 Kabupaten Mandailingnatal
324,55 460,47
0,70 9 Kabupaten Nias
- -
- 10 Kabupaten Nias Selatan
- -
- 11 Kabupaten Pakpakbharat
672,80 578,00
1,16 12 Kabupaten Serdang Bedagai
- -
- 13 Kabupaten Simalungun
5.817,82 3.889,07
1,49 14 Kabupaten Tapanuli Selatan
- -
- 15 Kabupaten Tapanuli Tengah
- -
- 16 Kabupaten Tapanuli Utara
9.057,07 8.554,25
1,05 17 Kabupaten Tobasamosir
1.928,36 1.607,26
1,19 18 Kabupaten Samosir
2.227,30 2.058,32
0.37
Total 42.222,57
35.017,57 1,20
Sumber : Data Statistik Perkebunan Sumatera Utara, 2009 diolah.
10
Op.cit
11
Op.cit
7 Pada tahun 2007, produktivitas Kabupaten Humbang Hasundutan hanya
mampu memproduksi 0,88 ton per hektar. Demikian juga pada tahun 2006, produksi hanya 6.226,38 ton dengan luas panen 7.547,50 Ha. Dari tahun 2006
sampai tahun 2007, produktivitasnya hanya meningkat dari 0,82 per hektar menjadi 0,88 per hektar. Produktivitas kopi Humbang Hasundutan belum
mencapai 1 ton per hektar.Tabel 4 Ditinjau dari sumberdaya alam, agroklimat dan keadaan alam yang cocok
untuk pertanian kopi serta peluang kopi di pasar lokal maupun internasional, Kabupaten Humbang Hasundutan sudah semestinya mampu meningkatkan
produktivitasnya. Untuk pengembangannya perlu diketahui persoalan apa yang sedang dihadapi serta upaya apa yang akan dilakukan dalam menghadapi
persoalan tersebut. Penyebab rendahnya produktivitas petani kopi Arabika di Humbang
Hasundutan antara lain karena keterbatasa modal. Petani kopi belum terlalu menjaga kualitas tanamannya. Jika harga turun, petani tidak peduli dengan
kualitas dan hasil panenannya, sementara harga naik, produksinya justru turun. Kegiatan pertanian kopi di Kabupaten ini masih terbatas dengan pengetahuan dan
pengalaman sendiri oleh petani. Petani kurang berorientasi pada pasca panen dan pengolahan, sehingga tidak mampu memberi nilai tambah pertanian, tidak
memperhatikan pasar. Adapun bentuk pengolahan hasil pertanian yang telah dilaksanakan oleh sebagian masyarakat adalah industri kopi dan dilakukan dalam
skala usaha kecil. Persoalan lainnya adalah harga kopi yang murah dan biaya produksi yang tinggi juga merupakan permasalahan utama yang dihadapi para
petani, sehingga sulit bagi petani untuk mengembangkan kegiatan usahataninya. Disamping itu masih rendahnya investasi terhadap pengembangan kopi.
Dari segi sarana dan prasarana kendala yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat adalah tidak ada balai penelitian untuk komoditi kopi. Sumberdaya
manusia yang masih minim dan rendah dalam bidang pemasaran dan pengolahan hasil pertanian juga menjadi kendala yang dapat menghambat pengembangan
produksi kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan.
8 Permasalahan tersebut akan menghambat pengembangan kopi di
Kabupaten Humbang Hasundutan. Untuk itu diperlukan strategi untuk pengembangan kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor-faktor
eksternal peluang dan ancaman agribisnis kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan?
2. Bagaimana formulasi dan prioritas strategi pemerintah daerah dalam pengembangan agribisnis kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan?
1.3 Tujuan