Ketidakpastian Iklim Global Penguasaan Lahan Kopi oleh Pihak Luar Penegakan Hukum dan Peraturan Perundang-undangan Kopi Sejenis dari Wilayah Lain

55 diusahakan upaya penanggulangannya secara baik agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Ancaman tersebut terdiri dari :

a. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan tingkat perbaikan yang mendasar dalam perekonomian Indonesia, juga berlaku di Kabupaten Humbang Hasundutan sebagaimana dengan daerah lainnya. Namun pertumbuhan ekonomi yang tidak pasti, tingginya tingkat inflasi dan rendahnya nilai tukar rupiah merupakan ancaman yang dapat menghambat pelaksanaan Pengembangan Agribisnis Kopi Humbang Husundutan. Hal tersebut juga menyebabkan rendahnya daya beli masyarakat sehingga rendahnya produksi petani. Walaupun demikian laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun 2006 dan 2007 meningkat Tabel 14. Tabel 14. PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun PDRB Juta Rp Laju Pertumbuhan PDRB 2006 1.535.581,53 5,77 2007 1.711.728,32 6,05 Sumber : Humbang Hasundutan dalam Angka, 2008 Berdasarkan diatas, kondisi perekonomian Humbang Hasundutan, laju pertumbuhan PDRB mengalami peningkatan dari tahun 2006-2007 dan PDRB juga mengalami peningkatan pendapatan.

b. Ketidakpastian Iklim Global

Faktor alam memegang peranan penting dalam kegiatan usahatani dibidang pertanian. Oleh karena itu, ketidakpastian iklim global yang disebabkan oleh pemanasan bumi dan terjadinya penebangan hutan, bencana alam seperti banjir dan kekeringan menjadi ancaman dalam kegiatan agribisnis kopi. Perubahan iklim di Humbang Hasundutan ditandai dengan ketidakpastian antara musim kemarau dan musim hujan. Perubahan iklim ini dapat mempengaruhi kopi yang sedang berbunga, bunga kopi berguguran akibat hujan deras dan angin kencang. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat produksi kopi. 56

c. Penguasaan Lahan Kopi oleh Pihak Luar

Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki kesuburan tanah yang sesuai untuk pengembangan kopi. Daerah ini sering dikunjungi oleh investor, khususnya Jepang. Pada bulan Juni lalu investor dari Swiss meninjau daerah Lintong Nihuta dan Paranginan. Berdasarkan informasi dari petani, investor tersebut membeli lahan 5 Ha untuk budidaya kopi. Ini menjadi sebuah ancaman, diperkirakan investor akan mempergunakan teknologi yang tepat guna, sedangkan petani hanya menggunakan teknologi tradisonal. Hal ini membuat produktivitas dan kualitas kopi petani tidak dapat bersaing dengan kopi investor, sehingga harga kopi dikuasai oleh investor.

d. Penegakan Hukum dan Peraturan Perundang-undangan

Situasi keamanan dan politik yang tidak menentu bisa menjadi ancaman bagi pengembangan agribisnis kopi. Pemerintah harus menjaga situasi penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan, khususnya dalam membangun suatu wilayah otonomi daerah.

e. Kopi Sejenis dari Wilayah Lain

Semakin banyaknya kopi yang dihasilkan oleh kabupaten lain menyebabkan konsumen mempunyai banyak pilihan dan terjadinya kelebihan penawaran di pasar Medan yang menyebabkan harga kopi tersebut rendah. f. Fluktuasi Harga Kopi Petani sangat merasa terancam dengan harga kopi yang tidak menentu. Pada saat panen raya harga kopi turun, tetapi saat musim paceklik harga kopi menurun, sehingga pendapatan petani menjadi menurun. 56 VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI HUMBANG HUSUNDUTAN

7.1 Analisis Metode IFE dan EFE