26 rangkaian strategi alternatif dapat diikutkan dalam QSPM, dan setiap jumlah
strategi dapat menyusun suatu rangkaian strategi tertentu. Tetapi hanya strategi- strategi dari satu rangkaian tertentu yang dinilai relatif terhadap satu sama lain.
Menurut David 2006, QSPM memiliki sifat positif yang dapat ditonjolkan dalam menyusun sebuah prioritas strategi, yakni rangkaian strategi ini
dapat diperiksa secara berurutan atau bersama. Tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi jumlah rangkaian strategi yang dapat diperiksa
dengan menggunakan QSPM. Selain memiliki kelebihan, QSPM juga memiliki kelemahan dalam pelaksanaanya. Kelemahan dari QSPM, yakni proses ini selalu
memerlukan penilaian intuitif dan asumsi yang diperhitungkan. Namun demikian, dalam memberi peringkat dan nilai daya tarik mengharuskan keputusan subjektif,
tetapi prosesnya harus menggunakan informasi objektif.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tahun ini berencana memperluas areal perkebunannya hingga 146 ribu hektar lagi dari luas yang sudah ada dewasa ini
sekitar 1,8 juta hektar dengan 23 komoditi. Perluasan 146 ribu hektar itu diprogramkan untuk tanaman unggulan Sumatera Utara yakni kopi, kakao, karet
dan kelapa. Direncanakan, perluasan itu dilakukan di 21 kabupaten dari 32 kotakabupaten yang ada di Sumatera Utara dewasa ini. Kebijakan itu dilakukan
berkaitan dengan program Gubernur Sumatera Utara yang antara lain menginginkan rakyat tidak lapar dan punya masa depan. Dinas Perkebunan tahun
ini menyediakan 700 ribu bibit untuk empat komoditi itu dimana bibit tersebut bisa untuk kebutuhan di lahan seluas 1.400 hektar. Bantuan benih sebanyak 700
ribu untuk kakao, karet, kopi dan kelapa pada tahun ini naik cukup besar dibandingkan alokasi tahun lalu yang masih hanya 400 ribu benih. Adapun
pembagian benih itu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah.
1
Kopi merupakan salah satu komoditas yang sangat potensial di Kabupaten Humbang Hasundutan. Namun produktivitas kopi di Humbang Hasundutan belum
optimal, hal ini terlihat bahwa produktivitas kopi Humbang Hasundutan hanya 0,88 ton per hektar pada tahun 2007. Dalam pengembangan kopi di Humbang
1
Areal Perkebunan Sumut Diperluas 146 Ribu Hektare dalam http:hariansib.com200902. Diakses 29 Mei 2009
27 Hasundutan, petani kesulitan dalam memperoleh benih unggul dan memasarkan
produknya, sehingga petani tidak memperhatikan kualitas produk. Apabila harga kopi turun, petani tidak peduli dengan kualitas dan hasil panenannya, ketika harga
naik, produksinya malah turun. Disamping itu biaya produksi yang cenderung makin mahal menjadi faktor penghambat pengembangan kopi di Humbang
Hasundutan, khususnya dalam memberantas hama penyakit. Sementara menurut data AEKI Sumatera Utara April 2008 Kopi di
Sumatera Utara terbukti menjadi salah satu penyumbang devisa. Ekspor kopi Sumatera Utara hingga April 2008 telah mencapai 71,68 juta dolar AS dari
volume ekspor biji dan bubuk kopi sebanyak 21.969 ton. Dari jumlah ini kopi jenis arabika menjadi penyumbang terbesar yakni 65,07 juta dolar AS dari volume
ekspor sebanyak 19.137 ton. Ini menunjukkan bahwa kopi Humbang Hasundutan hanya mampu menyumbang 0,88 ton per hektar terhadap total ekspor kopi
Sumatera Utara yang mencapai hingga 71,68 juta dollar AS. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan strategi
pengembangan kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kopi di
Kabupaten Humbang Hasundutan dan strategi utama apa yang dapat mengembangkan produktivitas kopi Kabupaten Humbang Hasundutan. Di lain
pihak dengan adanya dukungan pemerintah untuk memperluas areal perkebunan dan bantuan benih, maka penelitian strategi pengembangan kopi ini perlu
dilakukan. Penelitian mengenai strategi pengembangan kopi dilakukan dengan
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berkaitan dengan kopi Kabupaten Humbang Hasundutan. Untuk mengetahui alternatif strategi
pengembangan kopi, maka identifikasi faktor internal dan eksternal dianalisis dengan analisis SWOT.
Dari alternatif yang sudah didapat, selanjutnya dilakukan analisis dan evaluasi strategi sebelum tahap penetapan rencana strategi, setelah evaluasi
dilakukan maka dilanjutkan dengan tahap terakhir menetapkan rencana strategis pengembangan kopi Kabupaten Humbang Hasundutan, penetapan prioritas
strategi ini menggunakan analisis QSPM untuk menentukan prioritas strategi yang
28 akan dijalankan berdasarkan potensi sumberdaya wilayah yang didukung oleh
hasil analisis lingkungan internal dan eksternal serta mengusulkan strategi komprehensif sehingga yang diusulkan akan sesuai dengan kondisi Kabupaten
Humbang Hasundutan, untuk lebih ringkasnya gambaran mengenai penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian
Permasalahan Agribisnis Kopi Kabupaten Humbang Hasundutan
Faktor-Faktor Keragaan Sumberdaya : •
Sumberdaya alam dan lingkungan •
Sumberdaya manusia •
Sumberdaya sosial dan kelembagaan •
Sumberdaya buatan
Analisis Faktor –faktor Internal dan Eksternal
Analisis SWOT
Strategi Pengembangan Agribisnis Kopi
Humbang Hasundutan Matriks QSP :
Tahap Penetapan Prioritas Strategi
29
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu