Prasarana dan sarana .1 Jalan dan Transportasi Pertanian .1 Kegiatan Pertanian

39 Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki suhu berkisar 17 C-29 C dan rata-rata kelembaban udara RH sebesar 85,94 persen. Menurut metode pengukuran Schamid dan Ferguson, wilayah Humbang Hasundutan termasuk daerah beriklim tipe B.

5.1.2 Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan sampai dengan tahun 2007 mencapai 158.095 jiwa yang tersebar di sepuluh kecamatan. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Dolok Sanggul sebesar 37.045 jiwa sedangkan jumlah penduduk yang terkecil terdapat di Kecamatan Sijamapolang, yaitu 4.513 jiwa. 5.2 Prasarana dan sarana 5.2.1 Jalan dan Transportasi Kondisi jalan di Kabupaten Humbang Hasundutan masih relatif baik. Ruas jalan propinsi maupun kabupaten yang ada di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Onan Ganjang, Sijamapolang, Pakkat, Parlilitan, Tarabintang dan Kecamatan Baktiraja rawan akan bencana tanah longsor, yang dapat memutuskan hubungan transportasi. Namun secara keseluruhan kondisi jalan di Humbang Hasundutan dapat dilalui dengan kendaraan roda empat. Panjang jaringan jalan di Kabupaten Humbang Hasundutan sampai dengan tahun 2007 sekitar 1.139,60 Km, yang terdiri dari 43 Km jalan negara, 111,2 Km jalan propinsi dan 985,4 Km jalan kabupaten.

5.2.2 Pasar

Pasar sebagai fasilitas tempat pemasaran barang di wilayah Humbang Hasundutan ada sembilan, dengan hari raya pekan yang berbeda. Pasar dapat mendukung petani untuk memperoleh sarana dan prasarana pertanian serta mempermudah pemasaran hasil pertaniannya ke berbagai pasar yang masih bisa dijangkau. Di samping itu pasar juga memberikan kesempatan lebih bagi para pedagang sarana produksi dan pedagang pengumpul. 40 5.3 Pertanian 5.3.1 Kegiatan Pertanian Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian daerah, yang memberikan sumbangan terbesar terhadap PDRB di Kabupaten Humbang Hasundutan. Kontribusi sektor ini mencapai 60,53 persen pada tahun 2007 dan cenderung meningkat dari tahun ketahun. Hal ini membuktikan, bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang paling penting yang menjadi roda penggerak perekonomian Kabupaten Humbang Hasundutan. Tanaman pertanian yang paling dominan diusahakan oleh masyarakat mencakup tanaman padi, palawija dan hortikultura. Tanaman padi merupakan tanaman yang paling banyak diusahakan, karena padi adalah tanaman pokok yang menjadi kebutuhan utama. Selain padi juga diusahakan tanaman seperti cabe, bawang merah, kentang, kubis, sawi, tomat, dan wortel. Kabupaten ini mempunyai potensi lahan yang cocok dijadikan sebagai pengembangan tanaman keras dan perkebunan Tabel 12 Tabel 12 . Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Perkebunan di Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2008 No Komoditi Luas Panen Ha Produksi ton Produktivitas tonha 1 Karet 3.665,00 2.178,28 0,59 2 Kemenyan 4694,00 1.424,63 0,30 3 Kopi 7.540,00 6.234,38 0,82 4 Kelapa 118,50 175,05 1,48 5 Kulit Manis 356,00 229,58 0,64 6 Kemiri 337,80 208,22 0,62 7 Kelapa Sawit 185,00 255,25 1,38 8 Tembakau 40,00 1,18 0,03 9 Kakao 344,00 270,10 0,79 10 Pinang 79,50 106,85 1,34 11 Aren 176,50 143,88 0,82 12 Andaliman 17 15,30 0,90 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan 2009 41 Luas tanaman perkebunan pada tahun 2008 mencapai 36.599,35 Ha dan tersebar diseluruh Kecamatan. Lahan yang paling luas diperuntukkan untuk perkebunan kopi, yakni seluas 22.707 Ha dengan luas panen 7.540,00 Ha dan jumlah produksi mencapai 6.234,38 ton.

5.3.2 Kegiatan Pengusahaan Kopi

Kopi merupakan salah satu komoditi unggulan Kabupaten Humbang Hasundutan disamping kubis, ketela rambat, kemenyan, ikan mas dan kerbau. Kopi merupakan komoditi yang mempunyai prospek yang baik karena kebutuhan kopi dalam negeri, khususnya luar negeri semakin meningkat. Usahatani kopi sudah merakyat di Kabupaten Humbang Hasundutan, hampir setiap kecamatan membudidayakan kopi seperti pada Tabel 13 berikut. Tabel 13 . Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kopi Menurut Kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2008 No Komoditi Luas Panen Ha Produksi ton Produktivitas tonha 1 Doloksanggul 1.472,00 1.227,91 0,83 2 Lintong Nihuta 1.598,00 1.336,75 0,83 3 Paranginan 967,00 794,91 0,82 4 Baktiraja 215,00 176,09 0,81 5 Pollung 710,00 582,20 0,82 6 Onan Ganjang 929,00 759,92 0,81 7 Sijama Polang 565,00 463,30 0,82 8 Pakkat 306,00 252,14 0,82 9 Parlilitan 778,00 641,16 0,82 10 Tara Bintang - - - Jumlah 7.540,00 6.234,38 0,82 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan, 2009 Dari sepuluh kecamatan yang ada, terdapat 5 kecamatan utama yang memproduksi kopi yaitu Kecamatan Lintong Nihuta, Kecamatan Doloksanggul, Kecamatan Paranginan, Kecamatan Onan Ganjang dan Kecamatan Parlilitan. Dalam pembudidayaan kopi, pemerintah sudah membentuk kelompok tani pada setiap kecamatan, dengan tujuan pengembangan kopi di Humbang Hasundutan serta kesejahteraaan petani. 42 Kegiatan budidaya yang dilakukan petani kopi mulai dari pembibitan, penanaman, perawatan, pemangkasan, pemupukan hingga panen. Petani sangat jarang memberantas hama dan penyakit. Hal ini disebabkan karena tingginya harganya obat pemberantas hama, khususnya hama buah. Varietas lokal yang sudah ada di Humbang Hasundutan seperti Lasuna, Arab, Jember sudah ada yang berumur 100 tahun. Sekitar 30 tahun yang lalu ditemukan varietas baru yang unggul yaitu kopi Ateng Ateng adalah pelawak Indonesia yang orangnya pendek jadi masyarakat menyebut kopi Ateng karena kopinya pendek dan cepat berbuah. Ada juga yang menyebut kopi Sigarar Utang membayar utang, yang artinya kopi cepat berbuah sehingga hasil kopi dapat membayar utang. Kopi Ateng diperkirakan hasil perkawinan secara alami dari varietas lokal seperti Lasuna, dan Jember. Kopi Ateng bukan varietas yang didatangkan dari daerah lain. Pada umur 1,5 tahun, kopi Ateng sudah mulai berbunga dan pada umur 2,5 tahun kopi sudah dapat di panen. Kopi berbunga pada bulan Agustus dan Maret, dan biasanya berbunga setelah ada musim kemarau selama 2 minggu sampai satu bulan. Jangka waktu mulai dari kopi berbunga sampai bisa dipanen sekitar 7-8 bulan. Pada umumnya kopi Ateng berbuah tiap bulan, tetapi volumenya sedikit. Panen kopi sekitar bulan September-Desember dan Maret- Mei. Panen kopi yang paling banyak dan baik adalah sekitar pertengahan bulan November dan pertengahan bulan April.

5.3.3 Pemasaran Kopi

Kegiatan pemasaran kopi pada umumnya dilakukan saat pekan raya. Petani menjual kopi kepada pedagang pengumpul yang ada di desa, kemudian pengumpul yang di desa menjual kopi kepada pedagang pengumpul yang ada di pasar. Tidak jarang juga ditemui bahwa petani menjual langsung kopi kepada pedagang pengumpul di pasar. Pedagang pengumpul di pasar menjual kopi ke pihak eksportir yang ada di Medan Gambar 4. 43 Gambar 4. Saluran Pemasaran Kopi Humbang Hasundutan

5.4 Asosiasi Kopi