pasok ikan laut tangkap, hasil analisa penyebab masalah bagi kinerja mutu industri pengolahan ikan laut tangkapan di wilayah utara Jawa Barat, serta disain
peningkatan daya saing industri pengolahan ikan berdasarkan perbaikan kinerja mutu bagi industri pengolahan ikan. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan
sumber informasi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan perbaikan kinerja rantai pasok komoditas perikanan, maupun daya saing industri
perikanan di daerah lain di Indonesia.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup rantai pasok ikan laut tangkapan di wilayah utara Jawa Barat dengan sentra produksi terpilih meliputi Kabupaten
Subang, Kabupaten Indramayu, serta Kota dan Kabupaten Cirebon. Berdasarkan pengamatan dan wawancara mendalam terhadap aktivitas operasional industri
pengolahan ikan berorientasi ekspor terpilih PT Dharma Samudera Fishing Industries, Tbk, maka dilakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja mutu pada rantai pasok industri pengolahan ikan laut tangkapan. Evaluasi penerapan sistem manajemen mutu dan keamanan pangan pada rantai pasok
ikan di wilayah kajian dan identifikasi beragam penyebab masalah bagi kinerja mutu industri pengolahan ikan dilakukan mulai dari aktivitas rantai pasok ikan
pada level nelayan hingga industri. Disain peningkatan daya saing industri pengolahan ikan dibuat berdasarkan rekomendasi perbaikan kinerja mutu pada
rantai pasok ikan industri pengolahan ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Manajemen Mutu
Beragam definisi mutu telah dikemukakan sebagai karakter dari suatu produk atau jasa. Secara sederhana, suatu produk atau jasa yang bermutu
didefinisikan sebagai produk atau jasa yang sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Mutu didefinisikan sebagai kesesuaian dengan kebutuhan konsumen
yang meliputi ketersediaan, pengiriman, ketahanan produk dan efektivitas biaya Tenner dan De Toro, 1992. Berdasarkan pengertian mutu yang ditetapkan oleh
BSN 1991, mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan
secara tegas maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus didefinisikan
terlebih dahulu. Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas secara
garis besar, mutu adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa yang dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Mutu
produk atau jasa akan dapat diwujudkan bila orientasi seluruh kegiatan perusahaan berorientasi pada kepuasan pelanggan customer satisfaction.
Terdapat dua perspektif mutu, yaitu perspektif mutu produsen dan perspektif mutu konsumen. Apabila kedua perspektif tersebut disatukan maka akan tercapai
kesesuaian antara dua sisi perspektif yang dikenal sebagai kesesuaian bagi penggunaan konsumen fitness for consumer use. Skema mutu perspektif
konsumen dan produsen diperlihatkan pada Gambar 1 Russel dan Taylor, 2003.
Gambar 1. Perspektif mutu Russel dan Taylor, 2003 Untuk mencapai produk yang sesuai bagi penggunaan konsumen,
terdapat berbagai faktor yang berpengaruh dan harus diperhatikan sebagai berikut Prawirosentono, 2004.
- Pengendalian mutu dalam proses produksi. Terdapat keterkaitan antara mutu produk dengan proses produksi. Suatu
produk dibuat melalui pengolahan dari bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan akhirnya menjadi barang jadi berdasarkan mutu yang diciptakan.
- Ruang lingkup standar mutu terpadu Pengendalian mutu merupakan kegiatan terpadu mulai dari pengendalian
berdasarkan standar mutu bahan, standar mutu proses produksi, barang setengah jadi, barang jadi hingga standar pengiriman produk akhir ke
konsumen agar barang tersebut sesuai degan spesifikasi mutu yang direncanakan.
- Pengendalian mutu dan dukungan manajemen Pihak manajemen perusahaan maupun tenaga kerja harus saling menunjang
pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu produk sejak awal kegiatan produksi, yaitu pemilihan bahan baku, proses produksi, hingga produk didistribusikan
hingga konsumen. Partisipasi manajemen dan seluruh tenaga kerja akan mempengaruhi keberhasilan kendali mutu atas produk yang diproduksi.
Pengertian Mutu Perspektif
Produsen Perspektif
Konsumen Kesesuaian Mutu
- Kesesuaian Spesifikasi
- Biaya Kesesuaian Disain
- Karakteristik Mutu
- Harga Pemasaran
Kesesuaian Penggunaan
Produksi
- Multi tujuan pengendalian mutu Tujuan utama pengendalian mutu adalah untuk mengetahui sejauh mana
proses dan hasil produksi yang dibuat sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Secara umum tujuan pengawasan mutu adalah 1 produk
akhir memiliki spesifikasi sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan dan 2 agar biaya disain produk, biaya inspeksi dan biaya proses produksi
dapat berjalan secara efisien. - Faktor teknis yang mempengaruhi pengendalian mutu
Penggunaan teknologi dalam memproduksi barang berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan apakah sesuai dengan standar yang diinginkan atau
tidak. - Pengendalian mutu dan bahan sisa
Manfaat dan tujuan lain dalam mengawasi proses produksi adalah dapat mengurangi bahan sisa. Bahan sisa yang terbuang harus diupayakan
seminimal mungkin. Dalam hal ini aspek efisiensi penggunaan bahan baku sangat ditekankan. Jumlah bahan sisa yang sedikit berarti penggunaan bahan
baku yang efisien. - Organisasi dan unit pengendalian mutu
Unit pengendalian mutu berfungsi mengendalikan mutu dan bertanggung jawab terhadap kesesuaian mutu produk yang dihasilkan.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran dan permintaan konsumen terhadap produk dan jasa dengan mutu yang baik, telah mengakibatkan
berkembangnya sistem manajemen mutu. Perspektif manajemen mutu telah berubah dari pengawasan mutu, pengendalian mutu dan jaminan mutu menjadi
manajemen mutu terpadu Spiegl, 2004. Manajemen mutu terpadu merupakan pendekatan mutu terintegrasi yang meliputi aspek keamanan dan mutu produk
Gambar 2. Manajemen mutu terdiri dari strategi mutu, kebijakan, disain mutu,
pengendalian mutu, perbaikan mutu dan jaminan mutu. Aktivitas tersebut dilakukan untuk menghasilkan dan menjaga suatu produk dengan level mutu
yang diinginkan dengan biaya minimal Spiegl, 2004. Manajemen mutu terpadu melibatkan prinsip penerapan manajemen mutu terhadap seluruh aspek bisnis
perusahaan. Manajemen mutu terpadu mempersyaratkan bahwa prinsip-prinsip manajemen mutu diterapkan diseluruh bagian organisasi. Suatu perusahaan
yang menerapkan menejemen mutu terpadu akan memiliki karakteristik visi dan misi yang jelas, hambatan antar hubungan departemen atau organisasi
perusahaan yang rendah, adanya pelatihan, hubungan pemasok dan konsumen yang baik, dan realisasi mutu tidak hanya pada mutu produk tetapi juga seluruh
organisasi termasuk juga aspek keuangan, tenaga kerja dan fungsi non manufaktur perusahaan lainnya Zhang, 1999.
Gambar 2. Manajemen mutu terpadu sebagai pendekatan mutu terintegrasi Spiegl, 2004
2.2. Konsep Perbaikan Mutu