e. Penyusunan Rancangan HACCP
Penyusunan rancangan HACCP dilakukan dengan mengacu pada konsepsi HACCP sesuai dengan ketentuan Codex Alimentarius Commission CAC
yang diadopsi menjadi SNI 01-4852-1998 mengenai “Sistem Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis serta Pedoman Penerapannya”.
Tahapan kajian meliputi analisis bahaya potensial, penentuan atau identifikasi titik kendali kritis TKK dari bahaya tersebut, serta pengawasan
terhadap TKK. Teknik kajian meliputi analisis deskriptif hasil pengamatan langsung yang selanjutnya diinterpretasi sendiri dengan tetap mengacu
kepada lembaran tabel penentuan pengendalian TKK.
f. Penyusunan Rekomendasi Perbaikan Mutu
Metoda penyusunan rekomendasi perbaikan mutu diadaptasi dari model penyelesaian masalah dalam proses perbaikan mutu Tener dan De Torro,
1992. Terdapat empat tahap dalam penyelesaian masalah untuk perbaikan mutu seperti yang didaftar sebagai berikut.
1. Identifikasi masalah Mengidentifikasi beragam masalah yang terdapat pada kelompok faktor-
faktor yang mempengaruhi mutu pada rantai pasok ikan industri pengolahan ikan.
2. Analisis masalah Menganalisis masalah dan mengidentifikasi penyebab kuncinya.
Langkah tersebut mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data untuk memperoleh penyebab-penyebab masalah.
3. Membangkitkan solusi potensial Menentukan semua solusi potensial terhadap masalah.
4. Memilih solusi Memilih solusi terbaik dari seluruh solusi potensial untuk mengatasi
beragam permasalahan yang terdapat pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mutu pada rantai pasok ikan industri pengolahan
ikan.
g. Disain peningkatan daya saing industri pengolahan ikan
Rekomendasi perbaikan kinerja mutu digunakan dalam membuat disain peningkatan daya saing industri pengolahan ikan yang merupakan
rancangan upaya pelaksanaan rekomendasi untuk meningkatkan daya saing industri pengolahan ikan laut tangkapan.
IV. KONDISI UMUM PRODUKSI IKAN LAUT TANGKAPAN DI WILAYAH UTARA JAWA BARAT
Wilayah utara Jawa Barat merupakan penghasil ikan laut tangkapan dengan jumlah terbanyak di Propinsi Jawa Barat. Pada tahun 2006 jumlah ikan
laut tangkapan yang dihasilkan wilayah utara Jawa Barat mencapai 134 936.97 ton 90.3 dari total produksi perikanan laut tangkap Jawa Barat dengan nilai
mencapai Rp. 784.5 milyar, sedangkan hasil perikanan laut tangkapan daerah selatan Jawa Barat hanya mencapai 14 552 ton 9.7 dari total produksi
perikanan tangkap laut Jawa Barat dengan nilai mencapai 106.5 milyar Dinas Perikanan Jawa Barat, 2008. Daerah utama penghasil ikan laut tangkapan di
wilayah utara Jawa Barat terdapat di Kabupaten-Kabupaten Indramayu, Cirebon, serta Subang. Berdasarkan potensi tangkapan ikan laut yang dimiliki Tabel 11,
masing-masing daerah tersebut mampu menjadi produsen ikan laut tangkapan utama di wilayah utara Jawa Barat. Kabupaten Indramayu merupakan daerah
dengan hasil ikan laut tangkapan terbanyak yaitu 53 dari total ikan laut tangkapan wilayah utara Jawa Barat. Pangsa produksi ikan laut tangkapan
Kabupaten Cirebon dari total produksi ikan laut tangkapan Jawa Barat mencapai 29, sedangkan Kabupaten Subang mencapai 12. Persentase produksi ikan
laut tangkapan masing-masing daerah di wilayah utara Jawa Barat diperlihatkan pada Gambar 9.
Tabel 11. Potensi ikan laut tangkapan wilayah pesisir utara Jawa Barat 10
3
tontahun
KabupatenKota Pelagin
Besar Pelagin
Kecil Demersal
Ikan Karang
Jumlah
Bekasi 5 875
4 179 449
346 10 849
Kerawang 4 220
6 284 3 195
248 13 947
Subang 5 213
10 723 3 947
307 20 190
Indramayu 9 517
14 241 7 206
560 31 524
Kabupaten Cirebon
5 627 11 425
4 261 331
21 644 Kota Cirebon
744 5 664
563 43
7 014 Jumlah
31 196 52 516
19 621 1 835
105 168
Sumber: Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat 2008
Gambar 9. Persentase produksi ikan laut tangkapan daerah di wilayah utara Jawa Barat diolah dari data Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat,
2008
Terdapat sekitar 57 jenis ikan laut tangkapan bernilai ekonomis penting yang dihasilkan di wilayah pantai utara Jawa Barat Dinas Perikanan Propinsi
Jawa Barat, 2006a. Tiga jenis ikan laut tangkap dengan jumlah terbanyak yang dihasilkan di wilayah utara Jawa Barat terdiri dari ikan peperek, ikan tembang,
dan ikan pari. Sepuluh jenis ikan laut tangkap dengan jumlah pasokan besar pada tahun 2006 diperlihatkan pada Tabel 12, sedangkan sepuluh jenis ikan laut
tangkapan yang menghasilkan nilai tinggi diperlihatkan pada Tabel 13. Tabel 12. Sepuluh jenis ikan laut tangkap dengan jumlah tangkapan terbanyak
yang dihasilkan oleh wilayah utara Jawa Barat pada tahun 2006
No Jenis Ikan
Jumlah ton
Persentase dari total jumlah ikan
tangkapan
1 Peperek Leiognathus sp
16 005.07 11.86
2 Tembang Sardinella fimbriata
9 774.84 7.24
3 Pari Trigonidae
7 249.70 5.37
4 Gulamah Tigawaja Pennahia argentata
5 458.52 4.05
5 Tongkol Abu-abu Thunnus tonggol
5 284.69 3.92
6 Kembung Restrelliger sp
4 969.42 3.68
7 Manyung Arrius thalassinus
3 967.66 2.94
8 Tongkol Komo Euthynnus affinis
3 350.00 2.48
9 Tenggiri Scomberomorus commerson
3 145.08 2.33
10 Lemuru Sardinella longiceps 3 138.43
2.33
Diolah dari data Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat, 2006a
Tabel 13. Sepuluh jenis ikan laut tangkap di wilayah utara Jawa Barat. yang menghasilkan nilai tinggi pada tahun 2006
No Jenis Ikan
Nilai Rp. 1 000
1 Tongkol Abu-Abu Thunnus tonggol
76 524 188 2
Peperek Leiognathus sp 57 594 125
3 Teri Stolephorus sp
52 094 541 4
Tenggiri Scomberomorus commerson 46 650 628
5 Kakap Merah Lobotes surinamensis
45 404 683 6
Kembung Restrelliger sp 41 808 077
7 Bawal Hitam Formio niger
41 305 505 8
Bawal Putih Pampus argenteus 31 644 865
9 Manyung Arrius thalassinus
28 046 540 10
Tembang Sardinella fimbriata 27 330 042
Sumber: Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat 2006a
4.1. Produksi Ikan Laut Tangkapan di Wilayah Subang, Indramayu, dan