Penilaian mutu fisik ikan hasil tangkapan Penilaian penerapan jaminan mutu pada aktivitas rantai pasok ikan laut tangkapan

c. Pemilahan Data dan Identifikasi Masalah serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mutu pada Rantai Pasok Industri Pengolahan Ikan Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mutu industri pengolahan ikan maupun permasalahannya diidentifikasi dan dianalisis dengan menggunakan Diagram Ishikawa. Langkah-langkah pembuatan diagram sebab akibat adalah sebagai berikut Gasperz, 2003. i. Pernyataan masalah utama yang penting untuk diselesaikan ii. Penulisan pernyataan masalah pada kepala ikan, yang merupakan akibat effect. Masalah dituliskan pada sisi sebelah kanan dari kepala ikan, kemudian digambarkan tulang belakang dari kiri ke kanan dan pernyataan masalah ditempatkan pada kotak-kotak di tulang belakang ikan. iii. Penulisan faktor-faktor penyebab utama yang mempengaruhi kinerja mutu sebagai tulang besar. iv. Menuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-penyebab utama, serta penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-penyebab sekunder. v. Mencatat informasi yang diperoleh dalam diagram sebab akibat Gambar 8. Gambar 8. Contoh ilustrasi diagram Mutu Ishikawa Gasperz, 2003

c. Penilaian mutu fisik ikan hasil tangkapan

Penilaian mutu fisik ikan hasil tangkapan dilakukan berdasarkan pedoman SNI 01-2729-1992 mengenai penilaian mutu ikan segar yang mencakup karateristik mata, insang, lendir permukaan badan ikan, kondisi dinding perut, bau serta kekenyalan daging. Kategori Masalah Kategori Masalah Kategori Masalah Kategori Masalah Masalah yang Dihadapi Masalah Aktual Masalah Aktual Masalah Aktual Masalah Aktual

d. Penilaian penerapan jaminan mutu pada aktivitas rantai pasok ikan laut tangkapan

Penilaian jaminan mutu pada aktivitas dalam rantai pasok ikan laut tangkapan meliputi penilaian penerapan GHdP dan SSOP pada penanganan ikan oleh nelayan hingga ikan tersebut dikirim ke industri pengolahan ikan. Penilaian penerapan GHdP dan SSOP dilakukan berdasarkan ketentuan Menteri Perikanan dan Kelautan No.Kep.01Men2002 tentang ”Sistem Manajemen Mutu Terpadu Hasil Perikanan”. Penilaian GHdP dan SSOP meliputi berbagai aspek yang mencakup kondisi lingkungan dan lokasi, konstruksi bangunan, fasilitas dan peralatan, karyawan dan penerapan operasional sanitasi dan kehigienisan serta cara pengolahan. Untuk penilaian penerapan SSOP di TPI, jumah penyimpangan penerapan SSOP berdasarkan kategori minor, mayor, serius, maupun kritis dihitung untuk menentukan tingkat penerapan SSOP. Pada Tabel 10 diperlihatkan ketentuan tingkat hasil penilaian penerapan SSOP. Tabel 10. Ketentuan tingkat hasil penilaian penerapan SSOP Tingkat Jumlah Penyimpangan Minor Mayor Serius Kritis A Baik sekali 0-6 0-5 B Baik 7 6-10 1-2 C Kurang Na 11 3-4 D Jelek Na Na 5 1 Sumber: Ditjen Perikanan 1999 Keterangan: Na: not available Penyimpangan minor: memberikan dampak resiko keamanan pangan dan mutu yang kecil atau tidak secara langsung apabila tidak dilakukan pengendalian Penyimpangan mayor: memberikan dampak pangan dan mutu yang signifikan dapat mengganggu kesehatan apabila tidak dilakukan pengendalian Penyimpangan serius: memberikan dampak resiko keamanan pangan yang serius pada tingkat gawat terhadap gangguan kesehatan konsumen bila tidak dilakukan pengendalian Penyimpangan kritis: penyimpangan yang memberikan dampak resiko keamanan pangan tingkat fatal yang dapat mengganggu kesehatan

e. Penyusunan Rancangan HACCP