Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syariah
untuk menguasai sebagian hak pemilikan atas perusahaan. Pemegang saham atau investor mendapatkan hasil melalui pembagian deviden dan capital gain. Perusahaan
penerbit saham pada umumnya berbentuk Perseroan Terbatas PT.
7
Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas PT atau yang biasa disebut emiten. Saham
menyatakan bahwa pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian kalau seseorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang
saham perusahaan.
8
Regulasi tentang saham diatur dalam pasal 40,41,42 KUHD. Pemegang saham mempunyai hak untuk menuntut dividen return dan hak-hak lain
yang diberikan oleh anggaran dasar perseroan.
9
Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh:
10
1 Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha emiten dan perusahaan publik tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. 2 Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran
dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak
7
Muhammad Nafik HR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, Jakarta: Serambi, 2009, h.224
8
Sawidji Widoatmojo, Cara Cepat Memulai Investasi Saham: Panduan Bagi pemula, Jakarta: Gramedia, 2004, h.39
9
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, Jakarta: Kencana, 2009, h.93
10
Otoritas Jasa Keuangan, “Pasar Modal Syariah”, artikel diakses pada 4 April 2015 dari http:www.ojk.go.idsharia-capital-id
bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut:
I. kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13, yaitu tidak melakukan kegiatan usaha:
a. perjudian dan permainan yang tergolong judi; b. perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barangjasa;
c. perdagangan dengan penawaranpermintaan palsu; d. bank berbasis bunga;
e. perusahaan pembiayaan berbasis bunga; f. jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian gharar danatau judi
maisir, antara lain asuransi konvensional; g. memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan danatau menyediakan
barang atau jasa haram zatnya haram li-dzatihi, barang atau jasa haram bukan karena zatnya haram li-ghairihi yang ditetapkan oleh DSN-MUI;
danatau, barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat; h. melakukan transaksi yang mengandung unsur suap risywah;
II. rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total aset tidak lebih dari 45, dan