Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

independen lainnya. Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varience dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya yaitu SRESID. 10 Jika tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan antara satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik 10 Ibid., h.139 adalah yang bebas dari autokorelasi. 11 Jika dalam model regresi terjadi autokorelasi yang kuat maka dapat menyebabkan dua variabel yang tidak berhubungan menjadi berhubungan, biasa disebut spourious regresioan. Hal ini dapat terlihat dari R 2 . Cara untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan menggunakan Durbin Watson Test D-W. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi adalah sebagai berikut: 12 1. Bila nilai D-W terletak antara batas atas atau upper bound du dan 4-du maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai D-W lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound dl maka koefisien autokorelasi 0, berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai D-W lebih besar dari 4-dl maka koefisien autokorelasi 0, berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila nilai D-W terletak antara batas atas du dan batas bawah dl atau D-W terletak antara 4-du dan 4-dl, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Dalam hal pengujian autokorelasi selain dengan menggunakan uji Durbin-Watson, untuk memperkuat hasil yang lebih akurat terkait 11 Ibid., h.110 12 Ibid., h.111

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 102 103

Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan Dan Kinerja Pasar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 35 89

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 50 111

Pengaruh Karakteristik Spesifik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Real Estate Dan Properti Di Bursa Efek Indonesia

0 30 88

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, STRUKTUR MODAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 25 1

Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate, dan Konstruksi di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

8 88 134

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal (Studi pada Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013).

0 2 16

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal (Studi pada Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013).

1 3 15

PENDAHULUAN Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal (Studi pada Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013).

1 5 7