dan positif.
36
discretionary accruals positif mencerminkan manipulasi yang dilakukan manajer dengan pola income increasing, sedangkan negatif akan
menunjukkan manipulasi income decreasing, bentuk-bentuk discretionary accruals tersebut disesuaikan dengan motivasi yang dilakukan oleh manajer.
E. Pajak Penghasilan 1. Pengertian Pajak Penghasilan
Pengertian Pajak penghasilan adalah, pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat
pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak, apabila kewajiban pajak subyektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak.
37
Dasar hukum pajak penghasilan adalah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tanggal 23 September 2008 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 4893, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3985 yang merupakan perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tanggal
31 Desember 1983 Tentang PPh, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263.
38
36
Saiful, “Hubungan manajemen laba earnings management dengan kinerja operasi dan return saham di sekitar IPO”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 7 3, 2004. h.316-332.
37
Erly Suandy, Perpajakan, edisi kedua, cetakan kedua Jakarta: Salemba Empat, 2010, h.81
38
Diaz Priantara, Perpajakan Indonesia, Edisi kedua Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013, h.171
2. Subjek Pajak Penghasilan
Secara umum pengertian subjek adalah siapa yang dikenakan pajak. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang pajak
penghasilan, yang menjadi subjek pajak penghasilan adalah orang pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak, badan dan
bentuk usaha tetap BUT. Penjelasan dari masing-masing subjek pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
39
a. Orang pribadi Kedudukan orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau
berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia. b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak
Dalam hal ini, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek pajak pengganti menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris.
Penunjukkan warisan tersebut dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan, demikian juga dengan
tindakan penagihan selanjutnya.
39
Endah Nilam Rahmadani, “Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Pajak Penghasilan Badan Terutang,” Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010,
h.15-18
c. Badan Pengertian Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi, Perseroan Terbatas PT, Perseroan Komanditer CV, Badan Usaha Milik
Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, firma, kongsi, koperasi, yayasan, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap dan bentuk
badan lainnya. d. Bentuk Usaha Tetap BUT
Yang dimaksud dengan BUT adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia
tidak lebih dari 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam jangka waktu 12 dua belas bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang berupa:
1 Tempat kedudukan manajemen 2 Cabang perusahaan
3 Kantor perwakilan 4 Gedung kantor
5 Pabrik 6 Bengkel