Hasil Uji Multikolinieritas Hasil Uji Heteroskedastisitas

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat adata tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID dimana sumbu Y adalah adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya. Dasar analisis dari uji heteroskedastisitas melalui grafik plot adalah sebagai berikut : 1. Jika pola tertentu, seperti titik - titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, setra titik - titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Output SPSS yang telah diolah, 2015 Berdasarkan gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola baik di atas maupun di bawah angka 0 sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini bebas dari heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai.

4. Hasil Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi Durbin Waston menunjukkan angka 2,367, yang dapat dibandingkan dengan jumlah sampel n = 64 dan variabel bebas k = 3 pada tingkat signifikansi 5 maka diperoleh batas bawah dl sebesar 1,498, batas atas du sebesar 1,694, kemudian 4 – du = 2,305 dan 4 – dl = 2,501. Karena nilai Durbin Watson terletak antara 4 – du dan 4 – dl atau 2,305 2,367 2,501, menurut kaidah statistik tentang uji autokorelasi, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan no decision. Tabel 4.4 Hasil Uji Run Test Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -21896536765,33918 Cases Test Value 32 Cases = Test Value 32 Total Cases 64 Number of Runs 31 Z -,504 Asymp. Sig. 2- tailed ,614 a. Median Seperti yang terlihat pada tabel 4.4, hasil uji autokorelasi melalui run test menunjukkan nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0.614 0.05. Dimana kaidah yang berlaku adalah penelitian dikatakan bebas dari masalah autokorelasi ketika nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0.05, yang berarti bahwa data yang dipergunkan cukup random sehingga tidak terdapat masalah autokorelasi pada data yang diuji

C. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda 1. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi R 2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada Model Summary b dengan melihat Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,488 a ,238 ,200 1,042E+11 2,367 a. Predictors: Constant, Manajemen_Laba, LDAR, DER b. Dependent Variable: Pajak_Penghasilan Sumber: Output SPSS yang diolah, 2015. Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,200 atau sebesar 20. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel independen LongTerm Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio dan Manajemen Laba terhadap variabel dependen Pajak Penghasilan Badan Terutang sebesar 20, sedangkan sisanya sebesar 80 dipengaruhi oleh faktor lain seperti kepatuhan, ketaatan dan pemahaman wajib pajak terhadap undang-undang pajak yang berlaku, firm size, dan kepemilikan perusahaan.

2. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simultan F-Test Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen LongTerm Debt to Asset Ratio LDAR, Debt to Equity Ratio DER dan Manajemen Laba secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Pajak Penghasilan Badan Terutang. Tabel 4.6 Hasil Uji Simultan F-Test ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 2,033E+23 3 6,778E+22 6,237 ,001 b Residual 6,520E+23 60 1,087E+22 Total 8,553E+23 63 a. Dependent Variable: Pajak_Penghasilan b. Predictors: Constant, Manajemen_Laba, LDAR, DER Sumber: Output SPSS yang diolah, 2015 Berdasarkan tabel 4.6 hipotesis Uji F didapat nilai signifikansi model regresi secara simultan sebesar 0,001. Nilai ini lebih kecil dari significance level 0,05 5, yaitu 0,001 0,05. Selain itu dapat juga dilihat dari hasil perbandingan antara f-

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 102 103

Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan Dan Kinerja Pasar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 35 89

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 50 111

Pengaruh Karakteristik Spesifik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Real Estate Dan Properti Di Bursa Efek Indonesia

0 30 88

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, STRUKTUR MODAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 25 1

Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate, dan Konstruksi di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

8 88 134

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal (Studi pada Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013).

0 2 16

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal (Studi pada Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013).

1 3 15

PENDAHULUAN Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal (Studi pada Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013).

1 5 7