Nilai Keaslian Originality Lanskap Sejarah Kawasan Empang

4.3.1 Nilai Keaslian Originality Lanskap Sejarah Kawasan Empang

Menurut Harris dan Dines 1988, terdapat beberapa kriteria penilaian yang digunakan sebagai tolak ukur dalam menentukan tingkat keaslian lanskap sejarah. Kriteria yang digunakan dalam penilaian keaslian lanskap sejarah kawasan Empang yaitu pola tata guna lahan, pola pemukiman, tipe bangunan, dan pola sirkulasi Tabel 3 . Dengan menggunakan kriteria tersebut dapat diketahui tingkat keaslian dari setiap zona yang terdapat di kawasan Empang. Penilaian keaslian originality lanskap sejarah kawasan Empang disajikan pada Tabel 12 dan secara spasial dapat dilihat pada Gambar 37. Tabel 12. Penilaian Keaslian Originality Lanskap Sejarah Kawasan Empang Zona Kriteria Total Kategori Pola Penggunaan Lahan Pola Pemukiman Bangunan Pola Sirkulasi Zona I. Pusat Pemerintahan 3 3 2 3 11 Tinggi Zona II. Pemukiman Arab 2 2 2 2 8 Sedang Zona III. Pemukiman Pribumi 2 1 1 2 6 Rendah Keterangan : Skor 4-7 = Keaslian Rendah, Skor 8-10 = Keaslian Sedang, Skor 11- 12 = Keaslian Tinggi. Berdasarkan hasil analisis penilaian tingkat keaslian lanskap sejarah di kawasan Empang, zona I pusat pemerintahan masuk dalam kategori tingkat keaslian tinggi. Pola penggunaan lahan relatif tidak mengalami perubahan penggunaan lahan atau perubahan penggunaan lahan yang terjadi kurang dari 25, dengan pola penggunaan lahan didominasi oleh pemukiman. Pola pemukiman dalam zona I merupakan pola pemukiman konsentrik dimana alun- alun menjadi pusat orientasi perkembangan pemukiman. Bangunan yang terdapat dalam zona I mengalami asimilasi pada struktur dan elemen bangunannya, namun masih mewakili karakter dan gaya arsitektur masa lalu dengan jumlah bangunan kuno berumur lebih dari 50 tahun cukup banyak. Gambar 40 Sementara pola sirkulasi pada zona I mempertahankan karakteristik kawasan pusat pemerintahan yang berpola konsentrik mengelilingi alun-alun dengan jaringan jalan yang tetap dan relatif tidak mengalami penambahan ruas, sehingga karakter jalan yang ada masih asli. Zona II pemukiman Arab masuk dalam kategori tingkat keaslian sedang. Pola penggunaan lahan mengalami perubahan penggunaan lahan antara 25 sampai dengan 50. Perubahan pola penggunaan lahan terjadi akibat adanya alih fungsi bangunan rumah tinggal menjadi toko, terutama di sepanjang penggal Jalan Pahlawan, Jalan RA Wiranata, dan Jalan Raden Saleh sesuai dengan Rencana Penggunaan Lahan Kecamatan Bogor Selatan tahun 2002-2012 sebagai kawasan perdagangan dan jasa. Walaupun terjadi perubahan penggunaan lahan, namun perubahan penggunaan lahan yang sesuai dapat memperkuat karakter kawasan sejarah pada zona II. Pola pemukiman dalam zona II merupakan pola pemukiman konsentrik-linear karena terdapat masjid sebagai elemen lanskap yang menjadi pusat pemukiman dan arah perkembangan pemukiman selanjutnya berorientasi kepada jalan lingkungan dalam pemukiman seperti Jalan Pekojan, Jalan Kaum, dan Jalan Lolongok. Bangunan yang terdapat dalam zona II mengalami asimilasi pada struktur dan elemen bangunannya, namun masih mewakili karakter dan gaya arsitektur masa lalu dengan jumlah bangunan kuno berumur lebih dari 50 tahun cukup banyak. Sementara pola sirkulasi pada zona II dilengkapi oleh jaringan jalan yang mengalami penambahan ruas namun penambahan ruas jalan tersebut masih mempertahankan karakteristik jalan pada masa lalu. Zona III pemukiman pribumi masuk dalam kategori tingkat keaslian rendah. Pola penggunaan lahan dalam zona III mengalami perubahan penggunaan lahan antara 25 sampai dengan 50. Perubahan pola penggunaan lahan terjadi dengan adanya alih fungsi lahan terbuka seperti kebun-kebun campuran menjadi lahan terbangun akibat tingginya jumlah penduduk yamg memicu peningkatan kebutuhan akan tempat tingal. Pola pemukiman dalam zona III merupakan pola pemukiman linear karena tidak terdapat elemen lanskap yang menjadi pusat pemukiman dan arah perkembangan pemukiman saat ini lebih berorientasi pada jalan. Bangunan yang terdapat dalam zona III mengalami perubahan pada struktur dan elemen bangunannya, sehingga sudah tidak mewakili karakter dan gaya arsitektur masa lalu dengan bangunan kuno yang berumur lebih dari 50 tahun jumlahnya sedikit. Sementara pola sirkulasi pada zona III dilengkapi oleh jaringan jalan yang mengalami penambahan ruas namun penambahan ruas jalan tersebut masih mempertahankan karakteristik jalan pada masa lalu.

4.3.2 Nilai Keunikan Uniqueness Lanskap Sejarah Kawasan Empang