Assessment Lanskap Sejarah TINJAUAN PUSTAKA

Lanskap, bentang alam, atau taman merupakan satu-satunya contoh, atau merupakan perwakilan tipe budaya tertentu bahkan mungkin merupakan satu-satunya keterwakilan di dunia. d. Keistimewaan Merupakan suatu karya yang memiliki keistimewaan, seperti yang terpanjang, yang tertua, yang pertama kali dan sebagainya, yang dapat dikategorikan dan dinyatakan sebagai masterpiece. e. Estetika Pelestarian karena suatu karya merupakan prestasi khusus dalam suatu gaya sejarah tertentu. f. Memperkuat kedudukan silsilah sejarah kawasan di dekat atau sekitarnya Adanya investasi pada suatu karya dapat memperkuat atau mempengaruhi secara positif pada kawasan-kawasan yang berada di sekitarnya. 4. Mengandung nilai-nilai yang terkait dengan bangunan-bangunan bersejarah, monumen-monumen, bangunan, dan taman-taman.

2.3 Assessment Lanskap Sejarah

Assessment merupakan istilah dalam bahasa inggris. Kata assessment merupakan bentuk kata benda yang berasal dari kata kerja assess dan diberi imbuhan –ment sehingga menjadi sebuah kata benda. Menurut Wojowasito 1997 kata assess memiliki arti mendenda, menaksir, atau menetapkan. Assessment dapat diartikan sebagai taksiran atau penilaian. Dalam kaitannya dengan assessment lanskap sejarah, assessment merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui untuk dapat merumuskan rekomendasi pelestarian suatu kawasan bersejarah. Menurut Goodchild 1990 dalam Nurisjah dan Pramukanto 2001 ada delapan tahapan yang harus dilalui, yaitu : 1. Identifikasi tapak lokasi dan lingkungannya 2. Mendeskripsikan kondisi awal tapak 3. Analisis dan asssesment awal Mempersiapkan pustakan dan berbagai keterangan tapak yang akan dinilai, antara lain kondisi, karakter, ciri-ciri umum, aksesibilitas, potensi gangguan, dll. Metode analisis yang digunakan dapat bersifat kualitatif danatau kuantitatif tergantung dari permasalahan dan kepentingan kawasan pelestarian. 4. Memberi keputusan tentang berbagai tindakan yang akan dilakukan dan pihak mana atau siapa yang akan melakukannya 5. Membuat formulasi kebijakan terutama yang terkait berbagai tindakan yang akan dilakukan serta berbagai program ikutan yang tidak mengganggu kelestarian dari lanskap atau taman bersejarah 6. Memutuskan bentuk-bentuk kebijakan yang akan dilakukan 7. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kondisi tapak dan tindakan konservasi yang dilakukan 8. Melakukan review dari waktu ke waktu dengan pertimbangan pengelolaan dan konservasi tapak haruslah menjadi objek evaluasi Membuat penilaian merupakan hal utama dalam merencanakan pelestarian, sehingga penilaian atau pertimbangan terhadap informasi yang dikoleksi melalui survei kesejarahan, kondisi, dan keberadaan tapak yang diteliti perlu dilakukan Sarilestari, 2009. Kriteria yang digunakan untuk assessment lanskap sejarah berdasarkan penilaian yang telah dibuat terdiri dari : 1. Tipe lanskap Tipe lanskap sejarah dapat berupa keseluruhan tapak maupun bagian kecil dari tapak sejarah yang harus dinilai. 2. Bagian alam yang menjadi daya tarik Bagian dari alam yang menjadi daya tarik merupakan bagian dari warisan budaya yang harus dipertimbangkan. Penilaian terhadap daya tarik alam dan budaya membutuhkan spesialis yang sesuai dengan bidang tersebut. 3. Kondisi tapak Kondisi lanskap sejarah ditentukan oleh integritas sejarah dan karakter, yaitu besarnya perbaikan dan pemeliharaan tapak, kesempurnaan tapak, serta tingkat perubahan bagian dari tapak sejarah. Kriteria ini sangat relatif karena tergantung pada standar tipe dan umur tapak. Skala penilaian dimulai dari kondisi yang sangat buruk sampai dengan kondisi yang sangat baik. 4. Konteks geografi Konteks geografi dinilai berdasarkan lokal, regional, nasional, atau internasional dengan mengenali batasan-batasan wilayah administratif, sehingga berhubungan dengan kebijakan administrasi yang sesuai Goodchild, 1990.

2.4 Pelestarian Kawasan Bersejarah